44 | kaos couple

34.4K 6K 4.9K
                                    

"Sebenarnya lo mau bawa gue kemana sih?"

"Tempat yang pasti mengingatkan lo sama masa kecil." Jaka menjawab seraya sesekali menatap bergantian pada jalan tol yang membentang di depannya, lalu pada perempuan yang duduk di sampingnya.

Rossa tahu, Jaka nggak bilang jam berapa persisnya dia akan menjemput ke apartemen, tapi ternyata Jaka datang pagi-pagi sekali, menjelang jam lima subuh. Rossa yang belum benar-benar bangun sempat dibikin kaget ketika Jaka meneleponnya, mengabari kalau lelaki itu telah menunggu di lobi.

"Di lobi?!" Rossa kontan memekik terkejut.

"Iya. Apartemen lo."

"Jaka, ini jam berapa?!"

"Jam lima pagi, Shan."

"Katanya perginya besok?!"

"Ini kan udah besok..."

Benar juga sih.

"Gue belum sempat siap-siap nih—"

"Nggak usah bawa apa-apa—I mean, pake baju yang nyaman aja, sama mungkin lo mau bawa sunblock atau parfum? Atau topi sekalian. Anything yang bakal kepake di tempat yang ada sinar matahari langsungnya. Tapi santai aja, jangan buru-buru. Gue tungguin kok."

"Emang kita mau kemana sih?"

"Rahasia. Eh ya, sebelum kesana, kita sarapan dulu di warung soto depan Bourbonate, mau nggak? Soto di sana enak."

Rossa tahu di seberang Bourbonate ada warung soto yang meskipun bangunannya terlihat sederhana—kontras dengan desain bangunan Bourbonate yang terkesan ekslusif dan mewah—tapi selalu ramai sejak pagi-pagi sekali.

"Oke."

Maka, Rossa bersiap-siap secepat yang dia bisa. Mandi, membasuh wajah, menyikat gigi. Mengeringkan rambut selekasnya menggunakan hairdryer tanpa dicatok dan langsung saja diikat bentuk ekor kuda. Kemeja sifon putih yang masih terlihat sopan, tapi nggak akan bikin kegerahan. Topi dalam tas, parfum, dompet, tabir surya, air mineral ukuran mini, kumpulan kunci-kunci. Jaka bilang, dia bisa berpakaian dengan nyaman, jadi Rossa memutuskan mengenakan sepatu sandal.

Gaya berbusana Jaka terlihat sama santainya ketika Rossa mendatanginya di lobi—dan secara kebetulan, warna atasan yang mereka pakai juga senada.

"Mungkin tandanya kita sehati?" Jaka nyengir, jelas saja bercanda.

"Atau kita sama-sama mikir, kalau untuk di tempat panas dan gerah, lebih baik pakai baju putih. Warna terang kan mantulin panas, beda sama warna gelap yang menyerap."

"Well, alasan yang itu juga masuk akal."

Tanpa membuang waktu lebih lama, mereka bertolak dari apartemen Rossa ke warung soto yang dimaksud untuk sarapan dulu. Rossa nggak menyesal mengiakan ajakan Jaka. Sotonya enak. Pantas saja tempatnya sering ramai. Dari sana, baru mereka meneruskan perjalanan menuju tempat yang kata Jaka ingin dia tunjukkan ke Rossa.

Dan di sinilah mereka berada sekarang, dalam sebuah mobil yang meluncur melintasi jalan tol menuju luar kota Jakarta.

"Kita mau kemana sih?" Rossa bertanya lagi, kali ini lebih mendesak.

"Rahasia."

"Kalau kayak ini, gue beneran serasa kayak lagi diculik."

"Emang lagi diculik."

Rossa mengerang. "Oh, please."

"Kalau dibongkar sekarang, nanti lo nggak kaget."

"Clue aja, tempatnya di mana?"

A Bunch of Daddy ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang