"Lucas mau hiks ninggalin Nana?! Iya?!" Bentak Nana membuat Lucas menghela nafas pelan.
"Nggak, nggak ada sejarahnya gue mau ninggalin lo" Ucap Lucas sembari menarik Nana ke pelukannya.
Nana yang awalnya memberontak tidak mau dipeluk Lucas akhirnya pasrah saat Lucas semakin mengeratkan pelukannya dan mengelus lembut punggungnya.
"Hiks Lucas ga boleh hiks pergi" Lirih Nana.
Lucas hanya mampu terdiam dengan tangan yang masih sibuk mengelus punggung Nana. Sesekali dikecupnya lembut kening gadisnya, berusaha menenangkan.
Beberapa saat kemudian, Lucas sudah tidak mendengarkan tangisan dan lirihan Nana. Diliriknya Nana yang ternyata sudah tertidur.
Setelah memindahkan Nana ke kamar, Lucas menuju ruang tamu yang ternyata sudah ada Joni dan para sahabatnya.
"Adek gue mana?" Tanya Joni yang menyadari kedatangan Lucas.
"Tidur di kamar" Jawab Lucas sembari duduk di samping Joni.
"Lo pada ngapain udah disini" Tanya Lucas kepada ketiga sahabatnya.
"Kita tadi tuh mau ke rumah lo, baru nyampe depan gerbang ngeliat bang Joni mau masuk rumah, terus katanya lo disini jadi kita ikut aja" Ucap Jeno sambil memakan cemilan yang tersedia di meja.
Lucas menganggukan kepalanya sekilas sebelum mengubah atensinya menghadap Joni.
"Bang, gue mau ngomong"
"Ngomong ya tinggal ngomong, pake ijin segala"
"Gue besok mau ke Perancis" Ucap Lucas membuat keempat orang yang ada disana melotot tidak percaya.
"Ngapain?!"
"Mendadak banget weh"
"Nana gimana woi"
"Kurang ajar anak satu ini"Berbagai serbuan dilontarkan membuat Lucas pusing mendengarnya. Dirinya mengisyaratkan temannya untuk diam dan bertanya satu-satu.
"Mau ngapain?" Tanya Joni memulai sesi wawancara.
"Kerja" Ucap Lucas membuat Joni mengernyitkan dahinya.
"Kok gue nggak tau"
"Ya emang mendadak, Il yang ngurus ini"
Joni menganggukan kepalanya kecil, ia cukup sadar bahwa posisinya hanya sebagai sekretaris pembantu saja, jadi tidak semua masalah dirinya ketahui.
"Berapa hari?" Tanya Hendry menimpali.
"Gatau, tergantung kerjaan selesai cepet atau nggak"
"Oleh-oleh jangan lupa" Ucap Hendry yang mendapat sorakan dari yang lainnya.
"Iya iya udah ntar lo mau apa tinggal di list"
"Emang udah diijinin Nana?" Tanya Joni membuat keadaan menjadi hening.
Lucas menggaruk rambutnya yang tidak gatal, dirinya merasa bingung harus menjawab apa.
"Maka dari itu, gue rencananya mau nilapin dia" Ucap Lucas sambil tersenyum canggung.
"Heh, kalo rewel gimana?"
"Tenangin"
"Tenang kaga, mau nyusulin lo iya"
"Jangan sampe kalian ijinin Nana buat nyusulin gue" Ucap Lucas yang mengubah raut wajahnya menjadi serius.
"Emang kenapa?" Tanya Hendry merasa penasaran.
"Nanti yang ada gue ga bisa kerja" Ucap Lucas yang diangguki para sahabatnya.
"Jadi maksud lo adek gue nyusahin? Pengganggu gitu buat lo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
Teen Fictioncerita tentang bagaimana Lucas menghadapi sifat manja gadisnya, Nana. "mau cium" ucap Nana dengan tatapan polosnya. cup. sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu. "ih bukan di pipi" kesal gadis itu sambil mengerucutkan mulutnya. "ya terus di ma...