Suara itu.
Suara yang sangat Regan kenali.
Suara yang sangat Regan rindukan.
Suara yang sudah lama tidak masuk ke indra pendengarannya, kini ia kembali mendengar.
Sontak tubuh Regan melemas, tangan yang sedari tadi mengarah kepada Nana kini diturunkan.
Tubuhnya masih membeku, untuk berbalik dan menatap orangnya saja belum mampu.
Regan kembali dikejutkan dengan pelukan erat dari belakang, dirinya dapat merasakan seseorang yang sedang memeluknya tengah menangis.
"Di-Dit-a?" Ucap Regan terbata-bata.
"Hiks abang" Balas orang tersebut.
Dengan segera Regan melepas pistol yang masih ia genggam, bergerak dengan cepat untuk membalikkan badan.
Tanpa banyak bicara lagi, ia segera membalas pelukan dari seseorang yang telah ia rindukan sejak lama.
Air mata sudah tidak bisa lagi terbendung, tangis haru mengisi ruangan tersebut, bahkan orang-orang yang sedari tadi memperhatikan pun ikut berkaca-kaca.
Sedangkan Lucas yang sejak tadi berusaha membuka ikatan tali Nana akhirnya berhasil, dirinya segera menanyakan keadaan gadis itu yang dibalas isakan.
Lucas segera mendekap tubuh mungil Nana, berusaha menenangkan gadis itu bahwa kini semuanya akan baik-baik saja.
~~~
Kini semuanya sudah berkumpul di markas Regan, laki-laki itu masih setia memeluk adiknya seolah-olah jika dilepaskan maka gadis itu akan menghilang.
Sedangkan Jeff yang sedari tadi melihat itu hanya bisa bersabar, mencoba meredam semua kecemburuannya.
Namun dirinya merasa bahagia karena akhirnya gadis yang ia sayangi dapat bertemu dengan keluarganya.
Mungkin jika ia tidak datang tepat waktu, semuanya sudah berbeda cerita lagi.
Lucas dan ketiga sahabatnya tengah berbisik-bisik, sedangkan Joni dan Nana sudah pulang terlebih dahulu karena ia yakin Nana butuh ketenangan.
"Pssttt, lu kok datengnya kurang cepet sih" Bisik Lucas.
Kini ke empatnya sedang berbisik dengan posisi melingkar, tanpa memperdulikan yang lainnya.
"Masih untung kita dateng sebelum si Regan itu nembak Nana" Balas Hendry ikut berbisik.
"Ck, yaudah sekarang ceritain kalian tadi gimana" Ucap Lucas dengan tidak sabaran.
Akhirnya Hendry pun menceritakan semuanya.
Flashback on
Kini ke empat manusia itu tengah duduk dengan perasaan ketar-ketir di ruang tamu milik Lucas.
Pasalnya sudah hampir 3 jam mereka belum mendapat kabar dari Lucas. Apalagi Joni yang benar-benar sudah uring-uringan dan beberapa kali ingin mencari Nana seorang diri.
Semuanya terdiam ketika mendengar suara bel rumah itu berbunyi, dengan segera mereka menuju ke pintu utama untuk mengetahui siapa yang datang.
Sepasang manusia asing tengah berdiri dihadapan mereka. Raut wajah bingung sama sama mereka tampilkan.
"Kalian siapa ya?" Ucap Joni berbarengan dengan wanita asing itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
Teen Fictioncerita tentang bagaimana Lucas menghadapi sifat manja gadisnya, Nana. "mau cium" ucap Nana dengan tatapan polosnya. cup. sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu. "ih bukan di pipi" kesal gadis itu sambil mengerucutkan mulutnya. "ya terus di ma...