06

7.8K 265 10
                                    

"Heh heh apaan lo kuning, jangan ngikutin gue mulu anjim, impos lo ya" Ucap Hendry heboh.

Kini ruang tamu di rumah Nana penuh dengan seruan dan makian dari ketiga lelaki yang sedang duduk di sofa dengan tangan yang memegang hp dalam posisi miring.

"Eh eh imposnya ijo tua, anjim di kill lagi gue" Ucap Joni menggerutu.

"Gue ketemu ijo tua, ini gimana lari nya anjim nabrak mulu, jangan bunuh gue dulu woy dosa gue masih banyak" Seru Hendry dengan hebohnya.

"Emergency meeting bodoh cepetan" Ucap Joni kesal.

"O iya bentar bentar, adohhh woyy aelah udah di kill duluan"

"Wah parah Jen, wahh diam diam menghanyutkan" Ucap Hendry saat dihapenya menampilkan dirinya yang dibunuh oleh putih alias punya Jeno.

Sedangkan Jeno yang berhasil menang pun tertawa bangga.

"Ah males ah, Jeno nggak solid nggak like gue" Ucap Hendry sambil melempar handphonenya ke sisi sofa.

"Namanya juga impostor tugasnya nge kill lah, kalo nggak kill dikira noob gue"

"Udah ah gamau main sama Jeno, gue mau join aja deh" Ucap Joni sambil memiringkan tubuhnya dan bersandar ke sofa dengan satu kaki yang diangkat.

Kalau kalian tanya dimana Nana dan Mina. Mereka sedang asik selonjoran di karpet dengan jari yang sibuk mengscroll layar hp yang menampilkan berbagai macam barang di aplikasi belanja.

"Ih liat deh, ada tas kelinci ih bagus banget Mina"

"Iya tuh, eh tapi yang beli cuma 5 orang yakin bagus nggak tuh"

"Iya sih" Ucap Nana sambil mengerucutkan bibirnya.

"Apasih woy baru download juga, pake emergency meeting segala" Teriak Joni mengagetkan semua orang yang berada di ruangan itu.

Nana dan Mina pun yang mendengar itu hanya menoleh dan kembali fokus melihat lihat barang lagi. Begitu pula Jeno dan Hendry yang hanya menoleh dengan Jeno yang kembali memakan cookies yang disediakan di meja serta Hendry yang kembali fokus ke televisi.

"Guys,, ini kenapa nama gue merah ya,, lah goblok brati lu impostor lah bodoh ini bodoh banget hahaha" Ucap Joni sambil membacakan chat yang dikirim oleh warna orange.

"Eh? Beneran dia ngomong gitu, noob banget gila, coba liat" Ucap Hendry sambil berpindah tempat duduk di samping Joni.

"Eh itu cewek bang, modusin lah wkwk" Ucap Hendry, hm kang modusnya mulai keluar ya bun:)

"Dih palingan bocil nih, liat dong namanya vani imoet, dah lah mau left aja gue" Ucap Joni kesal.

"Nana aku pulang dulu ya, besok kan ada ulangan, aku belum belajar" Ucap Mina sambil mengambil sling bag yang dia taruh di meja.

"HAH?! ULANGAN?! oh, yaudah Nana besok aja belajarnya" Ucap Nana sambil merubah posisi nya menjadi duduk dan bersandar di sofa yang diduduki abangnya.

"Pala kau belajar besok, udah sana naik ke kamar, belajar yang bener, awas kalo remidi" Ucap Joni sambil menoyor kepala Nana.

Nana pun hanya menggerutu kesal dan menghentakkan kakinya sambil berjalan menuju kamar.

"Yaudah bang, kita juga pamit ya" Ucap Hendry sambil menepuk bahu Joni.

"Mau kemana lu? Belajar juga?"

"Hah?! Belajar?! Apaan tuh?" Ucap Hendry dengan nada sedikit lebay.

"Udah ayo balik, pamit dulu ya bang" Ucap Jeno sambil menarik kerah bagian belakang milik Hendry.

"Sepi lagi deh" Gumam Joni sambil menghela nafas dan beranjak pergi menuju kamarnya.

~~~

Pagi ini, Nana sudah berada di sebuah taman di sekolahnya. Bukannya belajar untuk ulangan yang akan diadakan di jam pertama, Nana malah asik sibuk dengan handphonenya yang sudah tersambung dengan wifi sekolah.

Memang di taman sekolah wifi nya sangat kencang karena dekat dengan ruang TU.

Saat sedang asik bermain hp, Nana merasa disampingnya ada yang duduk. Nana pun menolehkan wajahnya dan mendapati seorang lelaki sedang merokok sambil bersandar di sandaran kursi.

Nana yang tidak menyukai asap rokok masuk ke dalam indra penciumannya pun, segera berkata.

"Rokok itu nggak baik lho, ini Nana punya permen, lebih enak dari rokok" Ucap Nana sambil menyodorkan setangkai permen.

Lelaki itu pun membuang putung rokonya dan menginjaknya, lalu menerima permen dari Nana.

"Thanks"

Nana hanya menganggukan kepalanya dan pergi menuju kelas karena bel masuk akan berbunyi 10 menit lagi, dan dirinya belum belajar sama sekali, omaygat sejak kapan Nana menjadi nakal seperti ini yeorobun.

Lelaki itu pun memandang kepergian Nana sambil tersenyum tipis lantas meletakkan setangkai permen itu di sela sela telinga dan rambutnya kemudian beranjak pergi.

Saat melewati koridor kelas, Juno yang sedang bersandar di samping pintu pun memandang remeh kepada lelaki yang sedang berjalan di depannya.

"Wih, apaan tuh Re, permen kalo nggak dimakan kasih gue aja sini" Ucap Juno sambil mengambil permen yang diselipkan di telinga Regan.

Juno pun dengan santainya membuka bungkus permen itu dan memakannya.

Regan yang tidak terima permen miliknya diambil langsung mengepalkan kedua tangannya.

"Lo ngapain ngambil permen gue ha?! " Ucap Regan sambil mencengkram kerah baju Juno.

"Wih santuy Re, ketimbang permen doang nanti gue ganti satu kardus" Ucap Juno sambil memutar mutar tangkai permen itu.

"Lo nggak tau apa apa tentang permen itu anjing, bacot lo" Geram Regan sambil meninju Juno.

Hendry dan Jeno yang mendengar keributan di luar kelas pun langsung berlari keluar kelas dan langsung memisahkan Juno dan Regan.

"Udah woy udah kalian ngapain sih" Ucap Hendry sambil menarik Regan agar menjaug dari Juno.

"Awas lu, kalo sampe gue ketemu sama lo lagi, mati lo sama gue" Ucap Regan menatap tajam Juno dan berlalu keluar dari kerumunan itu.

"Cih, bocah banget ketimbang permen doang sampe kaya gini" Ucap Juno sambil mengelap ujung bibirnya yang berdarah.

"Bubar lo semua" Teriak Jeno kepada orang orang yang sedari tadi sibuk melihat dan berkerumun.

Mendengar teriakan Jeno yang tegas pun, orang orang langsung berbondong bondong masuk ke kelasnya masing-masing.

"Lo ngapain berantem sama dia sih Jun? Lo tau kan Lucas nggak bakal suka kita kaya gini" Omel Hendry sambil mengajak teman temannya memasuki kelas.

Sedangkan yang di omeli pun hanya berdecih pelan.

~~~

Di sebuah kantor di Jogjakarta, Lucas baru saja keluar dari ruang rapat dengan bernafas lega. Dirinya baru saja menjalankan rapat dengan para pemegang saham. Dan hasilnya memuaskan hanya tinggal mengurus beberapa dokumen lagi dan dia sudah bisa kembali ke Jakarta.

Sudah lewat jam makan siang, dan Lucas belum makan apa pun setelah sarapan tadi, dirinya berusaha keras menyelesaikan pekerjaan secepatnya agar dapat pulang dengan cepat.


My girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang