Jam dinding sudah menunjukkan pukul 13.12 Nana dan Mina sedang berunding di depan rumah dengan posisi jongkok padahal ada kursi di teras rumah.
"Ini Lucas nggak tau kalo mau ke pantai?" Tanya Mina sambil berbisik.
"Nggak tau, jangan dikasih tau nanti nggak boleh" Ucap Nana tak kalah berbisik.
"Heh ngapain pada disitu" Ucap Joni yang hendak memetik buah mangga di samping rumah.
Sedangkan dua orang yang ditanya hanya cengengesan dan berakhir saling dorong untuk meminta kunci mobil ke Joni.
"Bang kunci mobil mana" Tanya Nana sambil mengadahkan tangannya.
"Buat paan" Jawab Joni sambil matanya berkeliling mencari galah.
"Mmm buat dipinjem Mina"
"Kok gue?" Tanya Mina tanpa suara.
"Ambil aja disamping meja tv" Ucap Joni.
Nana dan Mina pun langsung ngacir ke ruang tv, setelah mendapatkan kunci mobil mereka langsung melaju ke pantai.
Di sepanjang perjalanan, suasana mobil dipenuhi perbincangan kedua gadis itu dengan musik dari radio yang menemani.
"Lo beneran nggak papa nggak ijin sama Lucas?" Tanya Mina.
Mendengar itu, Nana langsung menundukkan kepalanya. Sebenarnya dirinya sedikit ragu ketika berpegian tidak ijin dengan Lucas. Namun untuk menepis pikiran pikiran itu, Nana menggelengkan kepalanya.
"Nana udah ijin kok katanya nggak papa, orang Nana disuruh Lucas buat quality time an sama Mina"
"Ya kan itu dikiranya Lucas lo cuma main deket deket aja, lah ini kan ke pantai, jauh dari rumah kita jalanan nya juga sulit" Ucap Mina.
Nana pun hanya diam tak menjawab ucapan Mina, hingga keheningan menyelimuti mereka.
Di sisi lain
Seorang laki laki sedang fokus membaca dokumen sesekali memijat pangkal hidungnya.
Tidak lama setelah itu, laki laki itu pun menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan tangan yang berada di matanya dengan mata terpejam.
Setelah dirasa lelahnya sedikit hilang, Lucas pun meraih ponsel di meja dan membuka aplikasi chat. Tertera disana pesan dari Nana yang mengatakan dirinya sudah berangkat.
"Kemana sih itu bocah" Monolog Lucas.
Entah kenapa dirinya khawatir saat tidak mengetahui kemana perginya gadis itu dengan jelas. Namun, mungkin itu hanya pikirannya saja. Tidak mungkin gadis itu pergi jauh jauh tanpa pengawasannya.
Tiba tiba handphone Lucas berdering, tertera tulisan "Papa" disana.
"Halo Pa"
"Kamu sibuk ngga"
"Lumayan"
"Bantuin Papa ngecek beberapa dokumen bisa? Ini Papa mau ke rumah sakit njenguk temen Mama"
Lucas pun menolehkan kepalanya menatap berkas yang tinggal setumpuk itu. Tadi ada 4 tumpuk dan sudah dirinya kerjakan tiga tumpuk.
"Banyak ngga Pa?"
"Berkas Papa ada lima tumpuk tapi nanti Papa kerjain tiga tumpuk kayanya masih bisa, kamu kerjain dua tumpuk bisa nggak?"
Lucas menghela nafas pelan sebelum menjawab.
"Yaudah anter aja kesini"
Setelah itu, panggilan diakhiri oleh Papa Lucas.
~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
Teen Fictioncerita tentang bagaimana Lucas menghadapi sifat manja gadisnya, Nana. "mau cium" ucap Nana dengan tatapan polosnya. cup. sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu. "ih bukan di pipi" kesal gadis itu sambil mengerucutkan mulutnya. "ya terus di ma...