Di sebuah mobil terlihat seorang gadis sedang duduk dengan gelisah di kursi penumpang. Dengan air mata yang tidak berhenti turun, gadis itu selalu menggumamkan kata
"Lucas udah nggak sayang Nana lagi"
Sang sopir pun yang melihat majikan nya seperti itu, ikut merasa sedih. Ia yakin kekasih majikannya itu tidak mungkin menyakiti majikannya. Bahkan orang orang pun bisa tau sesayang apa Lucas kepada Nana. Hanya terkadang sifatnya yang suka berubah ubah itu sedikit membingungkan.
"Non mau langsung pulang atau mampir ke kedai es krim dulu? Kebetulan di depan ada tuh" Ucap Mang sopir sedikit membujuk agar majikannya itu tidak terlalu sedih lagi.
"Nana nggak mau es krim, hiks Nana mau Lucas hiks hiks" Tangis gadis itu pun semakin kencang.
"Aduh non, den Lucas lagi di Jogja ya kan, jauh non, mang gabisa anterin kesana, aduh gimana ini" Ucap Mang sopir panik
"Mau ketemu papa hiks, biar Lucas dimarahin hiks, Lucas nggak sayang Nana lagi huaaa"
Dengan sedikit panik, Mang sopir pun sedikit menambah laju mobil agar cepat sampai.
Sesampainya di mansion milik keluarga Lucas, Nana langsung membuka pintu mobil dan berjalan cepat dengan tangisan yang tidak kunjung reda. Mang sopir yang melihat itu pun hanya menggelengkan kepala dan melajukan mobilnya keluar halaman.
"Huaa papa hiks" Tangis itu pun menyambut kedatangan Mama Lucas dari arah dapur.
"Eh ini kenapa Nana nangis gini, ada apa sayang"
"Hiks Lucas nggak sayang Nana lagi, hiks Mama" Ucap Nana dan langsung menghambur kepelukan Mama Lucas.
"Loh, Nana kok bilang gitu, ada apa sayang hm, Lucas nakal ya, nanti Mama marahin ya" Ucap Mama menenangkan sambil mengelus punggung gadis itu.
Setelah tangisan nya sedikit reda, Mama Lucas pun menuntun Nana untuk duduk di sofa.
"Minum dulu sayang, kalo udah Nana bisa cerita sama Mama" Ucap Mama Lucas sambil menyodorkan segelas air putih.
"Hiks Lucas bentak Nana, hiks padahal hiks Nana cuma kangen sama Lucas hiks hiks"
"Papa bentar lagi pulang kok, nanti biar di-"
"Papa pulang"
Belum sempat Mama Lucas melanjutkan pembicaraan, Seorang pria paruh baya sudah berjalan menuju mereka.
"Ini Nana kenapa? " Ucap Papa Lucas sambil duduk disamping istrinya.
"Hiks papa" Nana pun langsung menghambur ke pelukan calon mertuanya.
Memang mereka sudah menganggap Nana seperti anak mereka sendiri, lagipula Nana juga kekasih Lucas.
"Kenapa hm? Siapa yang nyakitin menantu kesayangan Papa" Ucap Papa Lucas sambil mengelus rambut Nana.
Mengalirlah cerita Nana dari awal sampai akhir tiada sisa, sambil sesekali menyeka air matanya, Nana menceritakan kejadian dimana Lucas membentaknya tadi.
Mendengar cerita Nana pun, Papa Lucas mengusap wajahnya frustasi. Ini salahnya, tidak seharusnya ia menjauhkan anaknya dari Nana. Pasti disana sang anak sudah tidak fokus lagi bekerja, mengingat dirinya tidak boleh pulang sebelum masalah selesai.
"Nana mau ikut Papa? Ketemu Lucas?"
Mendengar itu pun Nana langsung mendongakkan wajahnya dengan wajah berbinar. Tanpa basa basi, dirinya langsung menganggukan kepala antusias.
"Tapi besok kita balik kesini lagi, Nana yakin nggak kecapean hm? Bukannya mending nunggu Lucas hari Kamis? Nanti Lucas tambah marah loh kalo Nana kecapean" Ucap Papa Lucas memberi pengertian.
Nana yang mendengar itu pun seketika menunduk, benar apa yang dikatakan Papa Lucas, nanti Lucas tambah marah jika dirinya nakal, tidak mau mendengar perkataan Lucas, namun disatu sisi dirinya juga sangat merindukan Lucas, ingin memeluk pria itu, ingin bermanja dengan pria itu.
"Tapi hiks Nana kangen Lucas Papa" Ucap Nana mulai menangis lagi.
"Video call aja ya? " Ucap Papa Lucas.
"Hiks mau peluk Lucas hiks"
"Nanti kalo Nana kecapean bilang sama Papa atau Lucas disana ya"
Nana yang mendengar itu pun menganggum antusias, tanpa berlama lama dirinya langsung menuju kamar Lucas untuk membersihkan diri dan memakai baju yang berada di lemari Lucas. Sedangkan sang Papa sedang mengurus beberapa hal setelah itu menuju kamarnya untuk membersihkan diri juga.
Selama perjalanan gadis itu pun sangat antusias, tidak sabar untuk bertemu Lucasnya, memeluk Lucasnya, mencium Lucasnya, hehe.
~~~
Di sebuah ruangan, seorang lelaki tengah frustasi, memutar mutar kursi kebesarannya berharap bisa lebih merilekskan pikirannya.
Setelah kejadian dimana ia membentak Nana membuatnya tidak bisa lagi fokus ke pekerjaan, namun dirinya mencoba profesional, dirinya harus menuntaskan masalah disini secepatnya agar bisa bertemu dengan gadisnya itu. Semoga saja gadisnya tidak marah berkepanjangan dan masih bisa dibujuk lagi.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu mengalihkan perhatian Lucas. Langsung saja Lucas mempersilahkan si pengetuk pintu untuk masuk.
"Pak rapat dengan Bapak Ten akan dimulai 5 menit lagi"
Mendengar itu, Lucas segera merapikan mejanya, menyambar jas yang sedari tadi disampirkan di kursinya, dan berjalan menuju pintu untuk keluar menuju ruang rapat.
Dua jam berlalu, Lucas keluar dari ruang rapat dengan wajah sedikit lega, masalah pertama sudah dibereskan, setidaknya bebannya berkurang sedikit.
Saat membuka pintu ruang kerja miliknya, dirinya dikejutkan dengan lengan yang tiba tiba melilit lehernya membuat dirinya sedikit condong ke depan.
Hampir saja dirinya mendorong seseorang tersebut sebelum isakan dan kata rindu masuk ke pendengarannya.
Dilihatnya sang Papa yang sudah duduk di sofa sambil mengamati kejadian di depannya.
"Bukan salah Papa, kamu yang buat dia nangis, Papa nggak tega liat menantu kesayangan Papa nangis kaya gitu" Ucap sang Papa dengan nada sedikit ketus.
Lucas yang mendengar itu pun menghela nafas pelan. Menggumamkan kata maaf yang dibalas dengan anggukan dan pelukan yang semakin erat.
Lucas pun mencoba melepas lengan Nana dari lehernya agar ia bisa berjalan, namun Nana malah semakin mengeratkan pelukannya ditambah kaki yang melingkar dipinggangnya.
Lucas hanya pasrah, menggendong Nana dengan tangan yang menjaga gadisnya agar tidak jatuh, lalu duduk di samping Papa nya dengan Nana di pangkuannya.
"Gimana masalah disini? " Ucap sang Papa sambil meminum secangkir teh yang telah disiapkan karyawan disini saat dirinya menunggu tadi.
"Baru selesai 25% Pa" Jawab Lucas dengan tangan yang setia mengelus punggung gadisnya.
"Mana pekerjaan kamu? Papa bantu bagian berkas saja, kamu tenangin dulu itu menantu Papa" Ucap sang Papa sambil melangkahkan kaki menuju kursi kebesaran Lucas.
"Tapi Pa, emang Papa nggak capek? Itukan pekerjaan Lucas Pa, biar Lucas yang nanganin nanti, Lucas tau pekerjaan Papa juga banyak"
"Papa lebih baik capek daripada liat Nana nangis dari tadi nggak berhenti"
Lucas hanya menghela nafas mendengar itu, Papa nya memang sangat menyayangi Nana, dan ia bersyukur akan hal itu.
"Biar Lucas temenin Nana biar tidur dulu, kalo udah selesai Papa juga ikut istirahat aja" Ucap Lucas sambil melangkahkan kakinya menuju kamar yang tersedia diruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My girl
Teen Fictioncerita tentang bagaimana Lucas menghadapi sifat manja gadisnya, Nana. "mau cium" ucap Nana dengan tatapan polosnya. cup. sebuah ciuman mendarat di pipi gadis itu. "ih bukan di pipi" kesal gadis itu sambil mengerucutkan mulutnya. "ya terus di ma...