Kini Riyana dkk dan Gatara dkk sedang berada di kantin, mereka sesekali tertawa menikmati cerita satu sama lain dan yang mendominasi cerita kali ini tentu saja Abraham. Dia yang paling aktif dari semua orang yang ada di sana.
"Ngibul lo lancar banget dah," cibir Gatara sambil sesekali tertawa kecil.
"Dih ya, lo kalau gue kasih tahu suka gitu," dengus Abraham ketika melihat raut wajah teman-temannya yang sepertinya tidak mempercayai ucapannya.
"Udahlah iyain aja kali guys, kasihan mana masih muda," cibir Ambara yang membuat semuanya tertawa kecil.
"Gitu banget sama gue Bar, kalau gue lupa lo gebetan gue, udah gue jitak jidat lo," kesal Abraham yang mendapatkan pukulan di tangannya dari Ambara.
"Udah jangan berantem, jadian aja sana," ujar Riyana sambil menaik turunkan alisnya.
"Maunya sih gitu, tapi si Ambara nya kagak percaya sama gue," ketus Abraham sambil melirik Ambara sekilas.
"Bukan gitu, lo tuh terkenal sama sifat so' cakep lo itu, gue nggak mau nama gue tercoreng karena gue harus jadian sama makhluk sepercaya diri lo," Abraham sesekali mengusap dadanya untuk bisa lebih bersabar lagi dalam menghadapi Ambara.
"Bagus Bar, terus bikin dia nggak mood," batin Ambara sambil menatap sinis Abraham yang sesekali mengusap dada.
"Nad," bisik Barabas yang melihat Nadine sedari tadi hanya diam saja.
Mata berabas sesekali melihat arah pandang Nadine yang memang tertuju pada Ardi, kini Barabas sudah tahu betul maksud dari teman-teman Nadine. Barabas tersenyum kecil ketika Nadine sesekali menghela napas panjang.
"Nad, chubby lo kok ilang sih," ujar Barabas sambil menguyel-nguyel pipi Nadine dengan brutal yang membuat Nadine menggeram kesal.
"Please lah jangan pamer kemesraan disini," celetuk Abraham yang melihat kemesraan Nadine dan Barabas.
"Abas sakit pipi gue," ringis Nadine ketika Barabas mencubit kuat pipinya.
"Abisnya gemesin banget sih pipi lo, gue jadi suka kan," Nadine membulatkan matanya dengan sempurna, apa-apaan Barabas ini tidak seperti biasanya.
Ardi melirik Nadine sekilas yang ternyata Nadine sedang melihat kearahnya juga, Ardi langsung mengalihkan pandangannya menuju arah lain ketika matanya bertubrukan dengan manik mata Nadine.
"Abas gue gampar ya lo," ketus Nadine yang membuat Barabas terkekeh mendengarnya.
"Berasa dunia milik berdua sedangkan yang lain cuman ngontrak," cibir Gatara ketika melihat Nadine dan Barabas yang sedari tadi asik berdua.
"Diem nggak lo pada," sinis Nadine seketika mereka merapatkan mulutnya, mereka takut di hantam atlet taekwondo ini.
"Abas diem," sinis Nadine ketika Barabas menggelitiki bagian tubuhnya yang sensitif.
"Lo lucu banget kalau lagi ketawa gini," ujar Barabas ketika melihat Nadine tertawa lepas tanpa beban sedikitpun.
"Fiks banget, gue baru liat tawa Nadine selepas ini," ujar Ambara ketika melihat tawa lepas Nadine yang membuat Nadine terlihat begitu cantik.
"Bener banget Bar," Riyana membenarkan ucapan Ambara barusan karena sudah lama sekali Nadine tidak tertawa lepas seperti ini.
Ardi yang melihat mereka berdua yang saling tertawa satu sama lain meremas kedua tangannya yang saling bertaut dengan kuat. Hatinya bergejolak tidak karuan entah perasaan apa yang sedang Ardi rasakan saat ini.
"Kak Nadine cocok banget sama kakak yang satu itu," celetuk adik kelas Nadine yang sedari tadi memperhatikan mereka di kantin.
"Iya bener banget, apalagi kakak yang satu itu ganteng terus humoris lagi," teman siswi tadi membenarkan ucapan temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
About Time (End)
Teen FictionSUDAH DIREVISI! JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK VOTE DAN FOLLOW AKUN INI. SEKIAN TERIMA JAEMIN! Biar waktu yang menyembuhkan, biar waktu yang menjawab semuanya, dan biar waktu yang menjadikan nya kuat. Kisah tentang orang-orang yang berjuang demi me...