Hilangnya Riyana-surat ancaman

27 13 9
                                    

Sudah 20 menit lamanya Riyana menunggu kedatangan Firman untuk menjemputnya, tapi tidak ada tanda-tanda akan kedatangan Firman. Riyana menghela napas lelah karena sedari tadi dia harus menunggu, jujur saja Riyana lapar saat ini dia sudah membayangkan akan makan enak setelah pulang nanti.

Dari arah gerbang terlihat Sindy dan teman-temannya yang baru saja keluar setelah menyelesaikan hukuman dari guru yang bersangkutan.

"Si penyakitan tuh Sin," ujar salah satu teman Sindy yang melihat keberadaan Riyana yang duduk di halte.

"Kita labrak," ujar Sindy dengan senyum miringnya.

Saat Sindy dan teman-temannya akan melanjutkan aksinya tiba-tiba kakinya terhenti ketika melihat segerombolan geng motor yang berhenti tepat di depannya.

Geng Ferrox lah yang berada di hadapan Sindy saat ini, Ibra sedari tadi mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang yang ingin dia temui, siapa lagi kalau bukan Bima. Ibra yang asik mengedarkan pandangannya tiba-tiba pandangannya tertuju pada beberapa orang yang menatap nya dari gerbang, yaitu Sindy dan teman-temannya.

Ibra menghampiri mereka untuk bertanya tentang targetnya kali ini, "kalian kenal Bima?" tanya Ibra to the poin pada Sindy dan teman-temannya.

Sindy yang didatangi beberapa cogan langsung melancarkan aksinya yaitu tebar pesona, "mm kenal, kenapa?" tanya Sindy sambil memainkan ujung rambutnya menggunakan jari.

"Lo tahu dimana dia sekarang? Gue ada urusan sama dia," ujar Ibra sambil terus mengedarkan pandangannya ke penjuru sekolah.

"Gue nggak tahu udah beberapa hari dia nggak masuk sekolah, ada masalah ya sama Bima? Gue bisa tebak sih soalnya si Bima itu suka bikin onar disini juga," ujar Sindy sambil mencebikkan bibirnya, tidak berkaca ya Sin?

Ibra menginstruksikan teman-temannya untuk kembali karena percuma saja dia bertanya pada orang di depannya ini, sudah jelas bahwa perempuan didepannya ini tidak tahu apa-apa, namun baru satu langkah tangan Ibra ditahan oleh Sindy.

Ibra menatap Sindy dengan alis yang terangkat satu tanda bertanya, Sindy melepaskan cekalan di tangan Ibra ketika tatapan Ibra mengarah pada pergelangan tangan yang Sindy pegang.

"Lo mau balas dendam kan sama Bima?" sontak pertanyaan dari Sindy membuat Ibra mengerutkan dahinya bingung.

"Tahu apa lo?" sinis Ibra yang membuat Sindy memutar bola mata malas.

"Gue tahu lah, karena sejauh ini kalau ada geng motor kayak kalian nyari Bima ya bermaksud bikin masalah," jelas Sindy yang membuat Ibra dengan wajah datarnya.

"Gue ada ide, lo lihat cewek yang ada di halte itu," ujar Sindy sambil menunjuk Riyana yang sedari tadi menunggu jemputan Firman di halte.

"Dia adik Bima, lo pancing pakai dia supaya Bima keluar," lanjut Sindy yang membuat Ibra memperhatikan Riyana sekilas.

"Lo yakin dia adik Bima?" tanya Ibra memastikan jika dia takut salah orang.

"Iya dia adik Bima," ujar Sindy meyakinkan Ibra tentang kebohongan yang sedang dia lancarkan saat ini.

Ibra mengangguk kemudian menginstruksikan teman-temannya untuk bergerak menyeret Riyana untuk mereka sekap, Sindy yang melihat aksi Ibra hanya tersenyum miring, kini dia tidak perlu capek-capek melakukan aksinya itu.

"Sin gimana kalau Riyana kenapa-napa?" tanya salah satu teman Sindy yang kini sudah ketakutan.

"Bodoamat lah udah biarin aja, yuk balik," ajak Sindy yang kemudian melenggang pergi bersama teman-temannya.

Riyana yang sedari tadi fokus pada ponselnya dikejutkan dengan kedatangan segerombolan orang yang Riyana tidak tahu, Ibra yang memimpin geng Ferrox turun dari motornya dan menghampiri Riyana.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang