Pelarian

79 49 15
                                        

Gatara sudah selesai makan dan bersiap pamit dari rumah Riyana, tapi sekarang Gatara bingung harus pergi kemana lagi, dia tidak mau pulang ke rumah, tapi dia juga tidak mengenali tempat barunya ini.

Gatara menghela napas panjang kemudian beranjak dari rumah Riyana. Firman memperhatikan Gatara yang semakin menjauh, sudah beberapa kali Firman menawarkan diri untuk mengantar Gatara tapi selalu saja di tolak olehnya.

Gatara terus berjalan menyusuri jalanan yang begitu padat kendaraan, mungkin karena hari sudah sore pengendara jalanan di penuhi oleh para pekerja yang baru pulang.

Gatara menatap sekeliling nya, dia tidak mengenal tempat dimana dia berhenti sekarang ini, kaki-kakinya yang menuntun Gatara untuk terus berjalan tanpa tahu arah dan tujuan nya.

"Gatara," spontan Gatara langsung mengedarkan pandangan nya untuk mencari siapa yang memanggilnya.

"Om Firman," ujar Gatara ketika melihat Firman yang kini sudah berada di hadapannya.

Awalnya Firman tidak terlalu begitu peduli terhadap Gatara, tapi sisi seorang ayahnya keluar, dia tidak tega melihat seorang anak yang berjalan kesana-kemari tanpa tujuan yang jelas.

Firman sudah mengikuti Gatara dari awal hanya ingin memastikan bahwa dia pulang dengan selamat, tetapi langkah Gatara tidak menentu bahkan Gatara terlihat seperti orang yang tidak tahu tujuan.

"Kamu mau kemana biar om anterin ya?" tawar Firman yang kini sudah mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh kecil Gatara.

"Nggak apa-apa om, Gata bisa sendiri kok," Firman mengusap rambut Gatara lembut kemudian mengusap rahang Gatara yang lebam.

"Nggak baik keluar sendiri kayak gini, apalagi sebentar lagi malam," Firman mengusap kepala Gatara pelan untuk sekedar memberikan ketenangan pada laki-laki kecil itu.

"Tapi Gata nggak mau pulang om," tolak Gatara yang kini matanya sudah menatap hampa jalanan, meski jalanan terlihat ramai tapi entah kenapa dia merasa sangat kesepian.

"Kalau gitu Gata ikut om aja ya pulang ke rumah," ujar Firman yang membuat Gatara terdiam sejenak, Gatara menatap wajah Firman yang tersenyum hangat padanya dengan begitu dirinya mengangguk menyetujui nya.

"Yaudah ayok ikut om," Firman menggandeng tangan Gatara dan menuntunnya untuk masuk ke mobil.

------

Riyana yang sedang fokus menonton televisi di kejutkan dengan kedatangan Firman dan Gatara, Riyana langsung mengalihkan pandangannya kepada Firman untuk meminta penjelasan.

"Loh kok Gatara balik lagi," ujar Riyana dengan wajah penuh ke ingin tahuannya.

"Gatara sementara tinggal disini dulu," Riyana langsung menautkan alisnya ketika mendengar perkataan Firman-ayahnya.

"Daddy, nanti papah sama mamah nya Gatara nyariin loh," Gatara langsung menundukkan kepalanya ketika mendengar perkataan Riyana. Andai saja itu benar adanya, sudah diyakini Gatara akan sangat bahagia.

"Orang tua gue nggak bakal nyariin kok," ujar Gatara sambil menatap lurus kedepan, Firman mengusap rambut Gatara lembut.

"Kenapa gitu?" tanya Riyana polos dengan binar mata yang terlihat sangat cantik.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang