Sekarat-Kebenaran dibalik tragedi Bunga

29 12 2
                                    

Bugh!
Gatara tersungkur dilantai di saat sebuah tongkat bisbol mengenai tengkuk kepalanya, Riyana yang melihat itu sontak menjerit melihat tubuh Gatara yang ambruk ke tanah.

Riyana memberontak mencoba melepaskan ikatan yang ada di tubuhnya,"Gatara gue mohon lo harus baik-baik aja," gumam Riyana yang sambil mencoba melepaskan dirinya.

Baim dan yang lainnya menatap remeh lawannya kali ini ternyata hanya segitu kemampuan lawannya kali ini. Gatara yang terbaring lemah di tanah mencoba untuk bangun kembali karena melihat Riyana yang sudah meneteskan air matanya.

"Segini doang kemampuan lo?!" sentak Baim yang ditanggapi oleh kekehan kecil dari teman-temannya.

Riyana menatap Gatara yang juga menatap nya, Riyana menggeleng kecil agar Gatara tidak melawan mereka lagi namun bukan Gatara jika dia menuruti kode dari Riyana. Riyana takut jika Gatara akan terluka nantinya hanya karena menolong nya.

Dengan langkah tertatih dan tubuh sedikit kesakitan Gatara bangkit dengan susah payah, Baim yang melihat itu hanya tersenyum meremehkan Gatara.

Riyana yang melihat itu tidak percaya, Gatara memang keras kepala. Ketika Riyana sedang berontak untuk melepaskan diri tiba-tiba matanya melihat sebuah pecahan kaca yang tidak jauh dari sana.

Riyana menggerakkan kakinya untuk meraih kaca tersebut, dengan kesusahan akhirnya Riyana dapat menjangkau pecahan kaca tersebut.

Gatara mengusap darah yang mulai mengaliri belakang kepalanya, Gatara memejamkan matanya untuk mengusir pening yang mulai menjalar ke seluruh bagian kepalanya, setelah sedikit lebih baik Gatara langsung menyerang Baim yang ada di depannya.

Serangan pertama Baim bisa mengelak dari pukulan Gatara tapi dengan secepat kilat kaki Gatara menendang kaki Baim yang seketika langsung membuat Baim terduduk, dengan mengerahkan kekuatannya Gatara menendang wajah bagian kanan Baim yang seketika langsung tersungkur ke tanah.

Gatara bernapas dengan tersengal-sengal ketika dia sudah bisa membuat Baim tersungkur ke tanah, tumbangnya Baim mengundang murka teman-temannya, Gatara yang mendapat serangan dari mereka mencoba mengelak dan memberikan pukulannya.

Riyana masih berusaha membuka ikatan yang ada di tubuhnya itu, sangat sulit membuka ikatan yang diberikan oleh Ibra. Saat Riyana sudah bisa terlepas sepenuhnya, dia melihat Gatara yang sudah kelimpungan dengan darah yang mengalir dari belakang kepalanya.

Dengan langkah tertatih Riyana mencoba menghampiri Gatara ketika hampir dekat alangkah terkejutnya dia ketika melihat salah satu dari mereka mengeluarkan pisau lipat yang lumayan panjang.

"Gata awas!" teriak Riyana sambil berlari menghampiri Gatara bermaksud ingin melindungi Gatara, Gatara yang mendengar itu langsung mengalihkan pandangannya menuju Riyana yang sedang berlari ke arahnya.

Riyana mendekap tubuh Gatara yang sudah lemah ketika dirinya sudah bisa menjangkau tubuh Gatara, Gatara yang melihat ada pisau yang akan mengarah ke tubuh Riyana pun memutar tubuhnya 180°.

Srek!
Bruk!

Tubuh Gatara ambruk di pelukan Riyana disaat pisau tajam dan panjang itu menusuk punggungnya, Riyana yang melihat itu menjerit histeris.

"Ga-ta gue mohon bangun," ujar Riyana sambil menepuk pipi Gatara pelan guna mengembalikan kesabaran Gatara.

Baim dan yang lainnya tersenyum penuh kemenangan tanpa berpikir panjang, dia merasa tugasnya sudah selesai kali ini.

Riyana memiringkan tubuh Gatara dan menahan aliran darah yang terus mengalir dari tusukan pisau tersebut.

"Ri-ya-na," lirih Gatara dengan terbata-bata.

About Time (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang