PB | Part 22

31.8K 3K 110
                                    

“Kenapa nggak diterusin, hm?”

Sendok yang berisi bakso serta kuah yang berwarna merah seperti darah itu terhenti ketika mendengar suara berat itu mengalun indah tetapi mengerikan.

Lea meneguk salivanya, dalam hati ia mengumpat, ternyata Abangnya serta kembarannya mengawasinya.

Sedangkan Nia, Risa dan Leni hanya diam, dalam benak mereka. Ada hubungan apa Lea dengan moswanted sekolah ini?

“Kamu melanggar peraturanku, sayang,” ucap Nio dengan nada datarnya.

Lea menunduk. “Maaf, Bang.” meremas jarinya yang bertautan dengan perasaan was-was.

Leo---kembaran Lea yang melihat situasi yang semakin rumit menghela napas. “Udahlah, kasihan, Yaya takut tuh,” bisik Leo pelan ke telinga Nio.

Nio menatap datar Adiknya itu.

“Hm.” setelah berdehem dengan pelan, Nio mengambil duduk disebelah Lea. Ia menukar mangkuk bakso Lea dengan sepiring nasi goreng yang ia punya.

Lea hendak membatah, tetapi mengingat Nio menatapnya dengan tatapan datar dan tajam Lea hanya diam.

“Makan.”

Lea menurut. Lagi dan lagi teman-teman Lea bungung, mereka penasaran kenapa Lea bisa sedekat ini dengan Nio yang notabenya manusia kutub.

Leo menggeleng pelan melihat itu, kemudian cowo itu mengambil duduk disisi kanan Lea, karena disisi kiri Lea ada Nio, jadi Lea diapit oleh kedua Kakaknya.

Lea memakan makanannya dengan takut. “Nggak usah takut, Yaya, makan aja.” suara lembut Leo membuat Lea merasa sedikit tenang.

Ketiga teman Lea yang masih bengong pun kembali memakan makan-makananya dengan segan.
Bisik-bisik tentang Lea yang begitu dekat dengan moswanted pun terdengar.

Setelah menghabiskan nasi gorengnya Lea hanya diam di tempat, ia tak tahu harus berbuat apa. Sedangkan ketiga teman Lea itu sudah pamit mengundurkan diri karena mereka takut dengan mata tajam Nio yang siap menghunus mereka.

“Bang ... Lea masuk ke kelas ya?” tanya Lea pelan sembari manunduk karena takut.

Nio yang melihat itu sebenarnya gemas, tetapi ia tahan.

“Ya.”

Setelah mendapat izin dari Nio Lea segera beranjak dari tempat duduknya dan berjalan untuk ke kelas.

“Biar Abang anter Yaya,”

Suara Leo membuat langkah Lea berhenti. Lea menoleh menatap Leo yang tengah memperhatikannya.

Lea tersenyum tipis, kemudian ia mengangguk.“Iya.”

Setelah mendapat persetujuan dari Lea, Leo segera mengantar kembarannya itu.

•••

Setelah sampai di depan kelas Lea, Lea berbalik badan untuk menghadap ke arah Leo. Lea menatap Leo yang berdiri menjulan di depannya.

“Makasih, Bang udah nganter Lea sampai kelas.”

Leo mengangguk sembari tersenyum tipis. Kemudian tangan kanan-nya terulur untuk mengusap lembut kepala Lea.

Sebelum pergi Leo sempat mengecup kening Lea dengan sayang, sedangkan Lea tersenyum karena ia kembali merasa disayangi dan dilindungi kembali.

Tuhan, jangan mengambil kebahagiaanku lagi. Batin Lea.

•••

Saat ini jam sudah menunjukan pukul 14.00 WIB siang, yang artinya waktunya semua siswa dan siswi di sekolah harus pulang.

AZALEA (ON GOING!) PROSES REVISI TOTAL! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang