Yang nunggu double update, nih guys!
Happy Reading!
Happy 105K readers! 🙏✨
•••
“Lea, pipi kamu kok kayak lebam, sayang?”
Mata Lea melirik kesana kemari. Lea bingung mau mencari alasan apa Kenapa Mama-nya itu harus menanyakan itu disaat makan malam, sih? Mana ada Papa sama Abang-Abangnya lagi.
Arsyaf yang sedang pokus dengan makanannya menoleh, memperhatikan Lea dengan seksama. Benar, wajah putrinya lebam, dengan warna sedikit kebiruan. “Kamu kenapa, sayang?” tanya Arsyaf khawatir.
Sedangkan Abang-Abang Lea juga memperhatikan Lea dengan seksama.
Lea meremas sendoknya pelan.
“Emh, tadi Lea jatuh kesandung pas di kamar mandi sekolah, ha, iya, itu iya,” ucap Lea kikuk karena seluruh keluarganya menatapnya sangat lekat seperti ingin mengulitinya saja.
Nio yang penasaran pun bertanya, karena tadi pada saat pulang sekolah Nio tidak terlalu memperhatikan keadaan Lea. Nio tahu lebam itu, itu adalah seperti bekas tamparan, karena Nio pernah mendapatkan lebam tersebut.
“Kamu ditampar siapa?” tanya Nio langsung. Rezwan menatap Nio heran, lalu kembali melihat pipi Lea. Benar kata Nio, itu lebam habis terkena tamparan.
“Iya, lebam itu seperti luka yang disengaja, bukan jatuh, sayang,” ujar Rezwan menatap Lea dengan kening berkerut.
Lexi yang mendengar dan melihat lebam biru di pipi manis adik kesayangannya pun mengetatkan rahangnya. Siapa yang berani-beraninya melukai adik kesayangannya? Berani sekali dia. Dia sepertinya ingin cari mati.
“Siapa yang melukaimu, sayang?” Lexi menggeram rendah, menahan agar amarahnya tidak meledak sehingga jangan sampai kelepasan membentak Lea.
Lea meneguk salivanya dengan kasar. Leo yang duduknya berada di sebelah Lea, menyadari Lea ketakutan serta sedikit terpojokan dengan pertanyaan dan tatapan mengintimidasi itu pun ia kemudian angkat bicara.
“Em, nanti kita bahas lagi aja, semuanya. Lebih baik kita makan dulu daripada membahas hal seperti itu di meja makan, tidak baik,” ucap Leo panjang lebar, membuat semuanya menghela napas pelan dan kembali mengalihkan pandangan mereka.
Melody mengangguk, membenarkan ucapan Leo. “Yaudah, kalian cepat habiskan makanannya.” Semua kembali dengan aktivitas makan mereka masing-masing.
Selesai dengan makan malam, kini keluarga Arsyaf sedang berkumpul di ruang tengah atau biasa disebut dengan ruang keluarga.
“Jadi, yang benar gimana Lea?” tanya Arysaf menatap putrinya yang sedang terlihat seperti gelisah. Setelah selesai makan, Arsyaf mengajak semua anggota keluarganya untuk ke ruang keluarga untuk membicarakan hal tadi. Lea terlihat sekali jika sedang menyembunyikan sesuatu.
Jika kalian terlalu kepo dan bertanya dimana Yasmin, maka Yasmin sedang istirahat di kamar, makan malamnya diantarkan oleh maid, Yasmin butuh istirahat yang cukup kata Dokter yang kemarin memeriksa Yasmin.
“Ini cuma luka jatuh kok, Pa. Lea beneran nggak pa-pa,” ucap Lea dengan nada yang di-yakinkan.
Lexi menatap perbincangan ini jengah. Sampai kapan mereka akan terus bertanya dengan Lea yang jelas-jelas tidak mau jujur, maka Lea sudah pasti tidak akan mau jujur. Lebih baik Lexi mencari tahu sendiri lewat anak buahnya.
“Lexi, mau kemana kamu?” Melody yang melihat Lexi berdiri dan akan beranjak segera bertanya.
Lexi mengangkat satu alisnya. “Aku mau minum, Mom,” Melody mengangguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZALEA (ON GOING!) PROSES REVISI TOTAL!
Teen FictionRank #3 in Anaksekolah [24-5-2021] Rank #2 in Anaksekolah [24-5-2021] Rank #3 in sma [13-6-2021] Rank #2 in sekolah [21-6-2021] Rank #1 in kejam [13-6-2021] Rank #1 in kakak [13-6-2021] Rank #1 in Acak [9-6-2021] Rank #1 in Posesive [11-6-2021] R...