Rank #3 in Anaksekolah [24-5-2021]
Rank #2 in Anaksekolah [24-5-2021]
Rank #3 in sma [13-6-2021]
Rank #2 in sekolah [21-6-2021]
Rank #1 in kejam [13-6-2021]
Rank #1 in kakak [13-6-2021]
Rank #1 in Acak [9-6-2021]
Rank #1 in Posesive [11-6-2021]
R...
Selamat membaca dan enjoy okaii, kalo ada typo tandai✨
•••
"Apapun masalahnya jalani saja, karena Tuhan tidak akan memberi cobaan yang melewati kekuatan hamba-Nya." -aifaumi03
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kembali lagi kepada Lea serta Vina, kini Vina sedang bertanya kepada Lea dengan pertanyaan yang sama seperti tadi.
"Lea, kamu pilih truth apa dare?" tanya Vina.
"Aku pilih truth, Kak." Vina mengangguk. Kenapa semua yang kena hukuman pada milih turth sih? Apa pada nggak punya mental buat milih dare?
"Okey. Kamu jujur, apa imipan terbesar kamu?" tanya Vina dengan nada serius.
Lea mengangguk. "Pengen bahagiain orang tua. Pengen banget, lihat mereka bahagia, terutama Ayah, yang udah nggak ada. Tapi aku yakin suatu saat nanti, Ayah pasti bakal lihat putrinya ini akan berhasil dan jadi orang sukses dan yang pasti bisa bahagiain Bunda. Walaupun dunia kita udah beda." Lea berucap panjang lebar dan merubah suasana yang tadinya ramai menjadi hening. Mereka semua menatap Lea haru.
Vina, Kakak pembina lainnya serta guru tersenyum haru. "Aamiin. Kakak do'ain, semoga tercapai ya!" Vina memeluk sekilas Lea.
Lea memgusap air matanya yang tiba-tiba menetes. "Makasih, Kak."
Vina mengangguk. "Sana, kembali ke tempat duduk kamu lagi." Lea mengangguk kemudian kembali ke tempat duduknya.
Sementara di lain tempat, seseorang tersebut mengepalkan tangannya erat. Ia merasa tidak becus, sangat tidak becus. Ia harus segera melapor kepada seseorang untuk memberi tahu kabar ini. Merogoh ponsel yang berlogo apel digigit itu, kemudian mengirim pesan kepada seseorang.
"Gak asik lo, Ya!" Yunda berteriak dengan kesal, kemudian menepuk pundak Lea sekilas.
Lea menoleh, mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Apa yang salah sama gue?" Lea menunjuk dirinya sendiri.
Namun, sepertinya telinga Lea sangat kuat pendengarannya. "Gue denger, ya, Put," ujar Lea dengan menatap sinis Putri.
Putri mengangkat jarinya, peace. "Iya deh."
"Kok lo nggak di kasih pertanyaan kek gue sih?" celutuk Yunda dengan wajah ditekuk.
Lea tersenyum. "Gue kan lagi beruntung," ucap Lea bangga.
"Iya deh, yang lagi beruntung." cibir Yunda.
Setelah itu hanya hening, tidak ada percakapan apapun. Mereka kembali melanjutkan permainan tadi. Setelah beberapa menit kemudian, permainan pun selesai. Semua guru serta Kakak pembina dan osis sibuk mengemasi barang mereka untuk di masukkan ke dalam bagasi bus. Sekitar setengah jam lagi mereka akan bersiap untuk pulang.