PB | Part 19

38.3K 3.3K 13
                                    

Mobil mewah yang ditumpangi Lea telah sampai di mansion yang terlihat lumayan besar itu. Lea memandangi mansion yang ia tinggal kurang lebih lima tahun karena masalah masa lalu, dan sekarang ternyata masih sama, pikirnya.

'Ternyata masih sama.' batin Lea.

Setelah mobil sampai di halaman mansion, Lea menarik napas panjang, ia masih tak menyangka bisa kembali ke mansion ini.

Tepukan di pundaknya membuyarkan lamuan Lea. Lea menoleh, menatap Melody yang kini menatapnya sembari tersenyum lembut.

“Ayo masuk?” alis Melody bergerak mengikuti pandangan mansion.

Lea tersadar. “Iya, Mama.”

Yasmin yang berada di kursi belakang Lea hanya tersenyum tipis melihat reaksi Lea. Pasti Lea masih tidak menyangka karena bisa kembali ke sini.

Lea dan Melody beranjak turun ke mobil dengan Melody yang masih tersenyum. Lea memandang Melody dengan pandangan senang, pasti Mama-nya sangat bahagia sekali.

“Kenapa kamu meninggalkanku sayang?”

Suara berat itu membuat Lea serta Melody yang akan menuju ke pintu utama menoleh. Di sana, ada Arsyaf yang menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

Melody terkekeh. “Ternyata aku melupakan suamiku,” ucap Melody.

Arsyaf merotasikan matanya. “Ayolah, kenapa kau menyebalkan sekali, sayang?”

Melody tidak menanggapi ucapan Arsyaf yang menurutnya akan membuang-buang waktu berharganya. Dengan pelan, Melody menggandeng lengan Lea dengan berucap.

“Lea, tidak usah pedulikan omong kosong si tua, ayo kita masuk.”

Setelah berucap seperti itu, Melody membawa Lea dengan langkah lebarnya. Arsyaf menatap isterinya tak percaya, jadi dia ditinggal? Lagi?

“Sedang apa Daddy di depan pintu seperti itu?” suara putra sulungnya membuat Arsyaf membuyarkan lamunan konyolnya. Arsyaf menatap malas Rezwan.

“Ditinggal lagi, huh?” Rezwan tersenyum sinis.

Arsyaf melotot mendengar ucapan sinis dari sang putra sulungnya.

“Apa pedulimu?” setelah berucap seperti itu, Arsyaf masuk dengan perasaan dongkol. Kenapa semua orang menyebalkan?

Rezwan menggidikan bahunya acuh, kemudian menyusul Daddy-nya.

•••

“Masih ingat dengan ini Ya?”

Lea mengangguk. “Ini kamar Lea, Bun, eh–Ma,”

Melody tersenyum tipis, putrinya sudah terbiasa memanggil orang lain dengan sebutan Bunda? Sedangkan dirinya? Andaikan kejadian itu tidak terjadi.

“Maaf, Ma,” Lea menunduk dengan perasaan bersalah, ya, ia memang salah.

Melody mengelus lembut surai hitam Lea. “Nggak pa-pa, kok. Yuk, duduk di kasur kesayangan kamu,” ajak Melody.

Lea mengangguk. Kemudian mereka duduk bersama melepas kerinduan sebagai sepasang anak dan Ibu.

Sementara itu, seseorang yang berada di luar, hanya bisa tersenyum tipis melihat pemandangan itu.

“Akhirnya kamu bahagia, Nak.”

“Ibu Yasmin?” seorang bodyguard mengagetkan Yasmin. Yasmin mengangguk, kemudian beranjak untuk segera mengikuti bodyguard yang akan mengantarkannya ke kamar.

•••

“Rex, kenapa lo gelisah?”

“Seperti dugaan lo, dia udah balik.”

AZALEA (ON GOING!) PROSES REVISI TOTAL! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang