[BAGIAN.21]

141 34 17
                                    

Aku saranin kalian baca sambil dengerin lagu, Utopia-Lelah ya...

___________________________________________________________________________

Malam ini, Lucas baru saja pulang pukul 22:00. Dari tadi pagi sampai sekarang, ia baru saja pulang. Simpel saja, alasan Lucas males pulang karna ia sudah tidak menemukan keluarga di rumah yang selama ini ia singgahi, hahaha... Boro-boro keluarga, Lucas rasanya sudah tidak memiliki kehidupan setiap menginjakkan kaki di rumah mewah yang selama bertahun-tahun ia tinggali.

Saat pertama kali masuk kedalam rumah mewah tersebut, hanya ada suasana hening dan kegelapan. Biasanya dulu, saat siang hari ia baru pulang dari sekolah menengah pertama, Lucas langsung mendapatkan sambutan dari ayah dan juga bunda nya. Namun kali ini? Lupakan saja, semua sudah berbeda.

Lucas kembali berjalan masuk setelah terdiam beberapa detik mengamati ruang tamu yang nampak mewah itu, saat Lucas sudah sampai di ruang tengah, yang pertama ia lihat adalah sang ayah yang sudah menunggunya sembari duduk di sofa bersama dengan— oh tentu saja istri tercintanya.

Memilih mengabaikan ayahnya yang sudah menatapnya dengan tatapan tak bersahabat, Lucas melanjutkan jalannya karna ia ingin segera mandi. Ia lelah, ia letih, ia ingin istirahat.

Namun, baru saja ia melangkah suara seseorang sudah menghentikan langkahnya, "Lucas!" Walaupun lelah, tapi Lucas menyempatkan untuk berbalik badan menatap sang ayah, Lucas hanya menatapnya seolah-olah ingin tahu apa yang ayahnya perlukan, namun Lucas masih tetap diam tak bergeming.

Dapat Lucas liat bahwa Brima berdiri dan menghampirinya, "Ini jam berapa?" Tanyanya dengan nada tegas, Brima itu tipe orang tua yang sangat tegas kepada anaknya. Apalagi, Lucas adalah anak satu-satunya, jadi ia ingin yang terbaik untuk masa depan Lucas, hal kecilnya adalah mengajarkan Lucas untuk menjadi orang yang disiplin.

Dan saat ini, Lucas tidak disiplin waktu.

Tetap saja Lucas tak bergeming, lebih tepatnya ia enggan untuk bersuara, jadi Lucas hanya diam dan menatap sang ayah. "Jawab!" Tegasnya, "Lucas! Ayah tidak pernah mengajarkan mu untuk kurang ajar kepada orang tua! Kalau ayah tanya itu dijawab, mana sopan santun mu? Apa ini yang kamu dapatkan selama sekolah di sekolah yang mahal bertahun-tahun?"

"Aku yakin, ayah masih bisa menggunakan mata ayah untuk melihat sendiri, ini sudah jam berapa. Jadi, buat apa ayah repot-repot nanya sama aku?" Balas Lucas dengan ekspresi datar, benar-benar berbeda dengan Lucas saat berada di luar rumah.

Jadi, selama ini Lucas juga hanya menggunakan topeng tengilnya untuk menutupi semua lukanya? Kalau memang iya, dapat kita akui bahwa topeng Lucas itu sangat tebal, kira-kira terbuat dari apa ya? ... Nyatanya, ketika berada dirumah dan diluar rumah, Lucas nampak berbeda.

Di luar rumah, Lucas menjadi seseorang yang ketawa-ketiwi, selalu nyengir, banyak tingkah, petakilan, becanda terus. Namun siapa sangka saat Lucas berada dirumah, semua tawa yang ia pancarkan itu hilang dengan sekejapnya? Benar-benar luar biasa.

Apakah Lucas ini dapat menjadi dua? Atau memang hanya satu orang namun memiliki banyak topeng?

"Sopan begitu hah? Ayah nanya baik-baik sama kamu Cas."

"Aku juga jawab baik-baik sama ayah. Emang kalimat mana yang menurut ayah gak sopan?"

"Lucas!"

"Kenapa lagi?"

"Ayah membesarkan kamu untuk menjadi orang yang benar dan memiliki sopan santun yang tinggi Lucas. Kamu itu harus disiplin waktu, biar suatu saat nanti kamu jadi orang yang bener."

"Emang, ayah udah jadi orang yang bener? Kok nyuruh-nyuruh aku buat jadi anak yang bener?" Tukasnya, "Inget yah, buah jatuh gak jauh dari pohonnya."

We Are Different | Kjs.ft Lucas✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang