Apakah salah jika aku menginginkan Allah untuk menjemput diriku saja?
Aku sudah lelah...
Aku tahu, Allah tidak akan suka jika aku berdoa dan ingin agar diri-Nya menjemputku...
Namun, aku sudah tidak kuat untuk hidup dengan rumah yang seperti neraka ini.
Ayolah, topeng ku ini lama-lama juga pasti akan terbuka dengan sendirinya..
Semua ini dusta, aku adalah seorang yang munafik
Aku selalu bilang bahwa aku tidak apa-apa namun pada kenyataannya aku selalu menangis didalam sujudku.
—Jisoo Ayu Safira—........
Happy Reading-!!
Pagi itu Jisoo tidak jadi berangkat sekolah, ia izin karna kondisinya tidak memungkinkan untuk dirinya bisa bersekolah seperti biasanya. Ia bahkan sudah menghubungi Lucas dan meminta maaf pada cowok tersebut karna tidak bisa menuliskan surat izin untuk Lucas.
Bagaimana mau menuliskan surat izin sedangkan dirinya sendiri sekarat? Lucas sempat khawatir dan ingin segera menjenguk Jisoo, namun Jisoo larang karna Lucas masih sakit. Pasti Lucas belum bisa banyak gerak dengan kondisi kakinya, tapi yang membuat Jisoo terkejut adalah, Lucas mengatakan kalau dirinya hari ini bersekolah.
Memang Jisoo sempat melarang Lucas karna pasti kondisi Lucas akan semakin parah, luka dikakinya itu masih basah dan belum kering. Jisoo sangat tahu orang seperti Lucas ini tipe-tipe orang yang sulit untuk diam. Pasti Lucas akan pecicilan disekolah nanti, ah Jisoo makin khawatir saja.
Sementara dirinya? Ia sedang disuapi bubur ayam oleh Adi, dan Farel yang terus mendekap tubuhnya bertujuan untuk menghangatkan tubuh Jisoo. Naya tentunya sekolah, dan Santi pasti sedang berjualan nasi goreng. Sementara itu, Udin entah pergi kemana.
"Adi udah kakak udah kenyang." Ucap Jisoo sembari menutup mulutnya dengan tangan rapat-rapat. Pasalnya sedari tadi ia diperlakukan seperti bayi, agak risih namun tidak enak jika harus menolak, "Udah ya udah, lagian Adi kenapa gak sekolah aja? Nanti kamu ketinggalan mata pelajaran. Dan bang Farel juga kenapa gak kuliah?"
Mendengar ucapan Jisoo, Adi segera menaruh bubur ayam di nakas dekat kasur Jisoo. Setelahnya ia mengambil air putih dan menyodorkannya pada Jisoo, yang langsung diterima oleh Jisoo kemudian cewek tersebut meneguknya sampai habis. Lumayan haus juga sih.
"Kita kan mau jagain kakak. Gak mungkin lah dengan kondisi kakak yang seperti ini mau kita tinggal dirumah sendirian." Ucap Adi yang di angguki setuju oleh Farel, "Sebelum Adi pergi. Adi pengen jadi adik yang berguna buat kakak..." Gumam Adi dengan nada pelan dan sedikit menunduk.
Walaupun Adi menggumam namun Jisoo tidak tuli, ia masih bisa mendengar ucapan Adi yang sengaja dipelankan karna disini ada Farel. Melirik Farel sekilas kemudian Jisoo beralih mengusap rambut halus Adi, ia tersenyum seolah-olah paham dengan apa yang Adi rasakan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different | Kjs.ft Lucas✓
Novela JuvenilIni tentang aku dan kamu yang berbeda namun berharap ingin bersama sampai hari tua. Tentang latar belakang ku dan latar belakang mu yang sudah jelas berbeda namun berharap agar bisa bersatu. Kita memang tinggal di Indonesia, berbeda beda namun tetap...