__________________________________________
Raka kini mengurungkan diri di dalam kamar, ia menatap langit-langit kamarnya sembari terlentang di atas kasurnya. Ia tadi langsung pergi begitu saja dari ruang tengah meninggalkan kedua orang tuanya dan juga Jisoo yang ada di sana.
Tentunya, dengan Jisoo yang melihat Raka seperti mengacuhkannya. Raka sudah menduga kalau Jisoo mengira ia tidak menyukainya, karna kakak kandungnya ternyata adalah dirinya. Namun sungguh, Raka masih belum bisa menerima, ini terlalu cepat.
Ia masih belum rela melepaskan Jisoo, dan menerima cewek tersebut sebagai saudara kandungnya. Ia ingin memiliki Jisoo sebagai orang lain, ia ingin mencintai Jisoo sebagai wanitanya bukan sebagai kakaknya.
"Kenapa, kenapa dunia ini gak adil banget sama gue? Kenapa cewek yang selama ini pengen gua miliki sebagai wanita gue, ternyata dia adalah kakak kandung gue." Raka mendesah pelan, sungguh malang sekali kisah percintaannya ini. Meskipun Jisoo bukanlah cinta pertamanya namun, Raka sudah berfikiran kalau Jisoo adalah cinta terakhirnya. Raka sudah berandai-andai tentang masa depannya kelak bersama Jisoo.
Namun diluar dugaan, realitanya adalah, masa depan ia bersama Jisoo tertulis sebagai seorang adik kakak yang akan dipertemukan, bukan tentang dua hati yang menjalin hubungan kasih. Yang ada dia dengan Jisoo terjalin hubungan darah.
Jadi kalau sudah begini? Apa yang harus Raka lakukan? Tentunya melupakan perasaanya terhadap Jisoo. Membuangnya jauh-jauh, dan berusaha menerima kenyataan bahwa Jisoo adalah kakaknya, kemudian menghempaskan jauh-jauh keinginannya yang ingin Jisoo menjadi wanitanya.
"Jadi, kak Sofia yang selama ini gue cari, gue nantikan, gue rindukan, ternyata dia selalu ada di samping gue." Raka bangun, menatap tembok di kamarnya,"Kenapa harus lo sih Jis. Kenapa bukan yang lain aja? Kok takdir gak adil banget sama gue, kenapa sih kisah cinta gue gak bisa berjalan dengan mulus kaya kisah cinta orang pada umumnya. Jadi, selama ini gue berharap kalo suatu saat kakak kandung gue sendiri bakal jadi milik gue?"
Shit! Kemudian Raka memukul kepalanya sendiri dan memaki, "Tolol banget lo anjing! Lo harus tetep bisa lupain Jisoo. Inget, dia itu kak Sofia, bukan Jisoo gadis yang lo suka, halah tai!" Raka kembali terlentang di atas kasur.
Kalau orang lain, mungkin sudah menangis. Tapi tidak dengan Raka, ia tidak akan menangis dan mengeluarkan air matanya hanya karna hal ini. Ia cuma mampu tersenyum miris meratapi nasibnya yang tidak pernah baik, selalu saja begini dan akan terus begini.
Walupun begitu, rasa nyeri di hatinya tidak juga kunjung hilang, "Sakit anjing!" Umpatnya, "Dada gue sesek, sadar kalo orang yang gue suka ternyata kakak kandung gue sendiri." Ujarnya memegangi dadanya yang memang benar terasa perih, bukan karna penyakit, namun karna patah hati.
_____________________________________________
Satu minggu sudah berlalu, dan selama itu juga Raka masih tetap berusaha menghindari Jisoo yang kini sudah satu rumah dengannya. Satu minggu yang lalu, kedua orangtuanya pergi ke rumah Jisoo yang dulu dan menjelaskan semuanya kepada Santi. Santi merasa sedih, karna ia harus kehilangan Jisoo, namun di sisi lain ia merasa senang, karena akhirnya Jisoo bisa menemukan orang tua kandungnya. Alhasil, Santi mengizinkan dan mengikhlaskan Jisoo tinggal di rumah Diva dan Alex, karna memang seharusnya Jisoo disana.
Sudah cukup selama ini Jisoo menderita di rumah, karna selalu di siksa oleh Udin dan di benci oleh Naya. Sudah waktunya juga Jisoo mencari kebahagiaannya, ia layak mendapatkannya, karna selama ini sudah cukup lama ia menderita.
Berita bahwa ternyata Jisoo adalah kakak kandung Raka sudah menyebar ke penjuru sekolah, semua sudah tau. Meskipun begitu, mereka tetap membully Jisoo, walaupun sudah diketahui kalau Jisoo aslinya anak orang kaya. Namun, anehnya, saat Jisoo dibully— Raka yang biasanya selalu menjadi pahlawannya, kini ia hanya diam saja dan tidak peduli kepada Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Different | Kjs.ft Lucas✓
Teen FictionIni tentang aku dan kamu yang berbeda namun berharap ingin bersama sampai hari tua. Tentang latar belakang ku dan latar belakang mu yang sudah jelas berbeda namun berharap agar bisa bersatu. Kita memang tinggal di Indonesia, berbeda beda namun tetap...