3. | The Prince of Alanska Melvenzo

160K 9.5K 1.4K
                                    

Alanska Melvenzo, pesona lelaki itu begitu memukai para kaum hawa yang menatap. Tubuhnya yang tinggi tegap, badannya yang harum semerbak ditambah visual wajah yang juara menandai seorang dewa Yunani yang terlalu tampan.

Tak terbayang seberapa banyaknya jutaan perempuan yang ingin bersanding dipelaminan dengannya namun ia tolak mentah-mentah. Alanska hanya ingin bersama satu wanita sehidup semati untuk kelak bersama buah hati mereka dan pilihannya jatuh kepada, Caitlyn.

"Cait,"

"Hm"

"Besok aku ad-"

"Meeting sama pak sutradara." Caitlyn menoleh pada sampingnya. "Kamu mau kan nganter aku?" Matanya mengedip beberapa kali seraya memohon imut.

"Mau ada meeting apaa? Kamu main film? Lah bukannya setelah lulus kamu bakal main film lagi tapi, kok.."

"Aku udah terikat kontrak sama managementnya, ya kali aku batalin ngarang aja!" Cetusnya.

"Kamu juga udah terikat janji sama aku,"

"Emang penting?"

Nafas Alanska terkekeh. "Jadi lebih pentingan film kamu dari pada aku?" See?

"Gausah kekanak-kanakan deh, Lan kamu kan tau aku tuh model terkenal, aktris fenomenal ya udah pasti jadwal aku mulai dapet ditambah aku lagi naik daun"

Alanska menghembuskan nafas hambar kesembarang tempat, Caitlyn yang menyadari itu langsung meletakkan ponselnya dan menggenggam tangan Alanska sembari tersenyum.

"Kamu tau kan aku sayang banget sama kamu, gak ada satu hari yang pengen aku lewatin buat absen dari hidup kamu by tapi kamu juga harus maklum sama orang sibuk kayak aku, udah ya gausah ngambek gitu ntar gantengnya ilang." Gadis itu mengambil tempat duduk diatas paha Alanska yang terbalut jeans hitam. Tangannya ia kalungkan dileher Alanska membuat keduanya bertatapan cukup lama. Posisi ini sering dilakukan Caitlyn secara sadar karena ia butuh usapan manja sang kekasih.

"Aku janji, minggu besok bakal kosongin jadwal khusus buat kamu. Kita mau kemana?"

"Hm, terserah."

"Kok cewek gittu sih ngomongnya? Kamu marah hmmm?" Mata Caitlyn berkedip berkali-kali dengan isyarat memohon. "Yaudah deh gausah kemana-mana gimana kalo weekand dikamer aja- emm.. diapartemen aku?"

Alanska mengedar kearah lain, tangan Caitlyn dengan cepat menangkup wajahnya untuk menatap pada gadis itu kemudian tersenyum. "Oke."

*****

Pinter kimia iya, bisa nyanyi pasti, narik minat hati kaum hawa? Gausah ditanya! Alanska begitu sempurna dipandangan seluruh kalangan mau cewek ataupun cowok. Terlebih lagi emak-emak yang kepengen punya menantu idaman seperti dirinya.

Cowok tegap berbadan tinggi dengan kulit putih, hidung mancung bermata elang tajam dengan smrik andalan yang membuat siapapun langsung menyukainya dalam sekejap.

"Ska tanding basket yok kali ini gue yakin lo bakal kalah tapi taruhannya apa?"

Alanska menatap acuh. "Dapet voucher pede dari mana lo?"

"Gue menang, lo gausah ikut lagi ditim basket SMA kita dan gausah caper ke cewek-cewek di SMA Astronesia." Ucap Geraldi.

"BHAHAHAHHA ngimpi banget lo anak gentong! Alanska ini ketua Basket mana mungkin kalah dari lawan pengecut kayak lo. Udah mending balik ke rumah minta permen ke bunda, owaa owaaaa"

"Anjing! Gue bukannya pengecut ya, cuma setiap gue tanding emang si Alanska nya aja yang gak punya hati nurani- gak mau ngebiarin gue menang." Elaknya.

"Lagian gue pastiin kali ini bakal menang." Tegasnya dengan percaya diri.

ALANSKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang