GAVIN yang baru tiba langsung menoyor kepala Julian sambil berseru "Gabut gue, godain janda kuy!"
Bruttttttttt...
"ANJ*ING WOI MUKA GUE UDAH SIMERING SIMERING SLEPNDID NGAPAIN PAKE DI SEMBUR ILER LO SEGALA SETAN!" Teriak Gavin memanas. Dengan keadaan wajahnya telah terbasahi cairan kopi hitam milik Julian.
"Yah sorry ya Vin sengaja gue,"
"Janc*k lu gada ahlak sumpah, nih kalo udah gini urusannya gue bakal kalah ganteng sama satpam sekolah ck elah anjir lo ganti rugi! Beliin gue gorengan cepet! Baru gue maafin deh,"
"Najis loh nyari kesempitan dalam kelebaran," Julian tak menanggapi Gavin yang mencerocosi dirinya dengan bahasa binatang khalayaknya teman kurang berahklak maupun akidah. Lelaki itu sibuk dengan menscrol sosial media milik pacar Alanska.
Matanya melotot melihat salah satu postingan bafu Caitlyn. "Anjir ini ceweknya si Alanska? Lagi ngeendorse paansi kok kayak monyet," Ceplosnya tanpa beban.
"Istighfar juleha! Woi Caitlyn cakep, bahenol, body aslep pewew begitu dikatain kayak- LAH IYA SIH KOK GAMBAR MONYET?!" Keduanya beradu tatap hingga tertawa terbahak-bahak. Julian yang tengah flu tak menyadari bahwa cairan dari hidungnya menetes ke piring dimeja, lebih tepatnya ke tempat saus tomat yang kini sudah habis.
Gavin merasa Julian tak memperhatikan gerak geriknya untuk mengambil beberapa potong kentang goreng dari piring pria itu lalu kentang tersebut dicolek-kan pada saus yang ia kira saus tomat namun ternyata.. buah salah sasaran.
"Saos tomatnya kayaknya asem deh," Komentar Gavin, meski begitu ia tetap melanjutkan acara makannya sambil mengoleskan saos tomat bercampur dengan cairan flu dari hidung Julian.
Julian melongo. "Pin, lo bakal mati deh,"
"Saos tomatnya udah habis, itu ingus gue."
BRUUTTTTTTTTTT!
"JANC*OK ANJ*ING SETAN BAMSAT BAB* GOBLOK LU PANJUL SYALAN!"
*****
LAURA NYUSRUK KE TANAH!
Rencananya untuk bermalam diatas pohon mangga pun gagal. Alanska mengancamnya untuk turun dari pohon sana atau pohon itu yang akan ia tebang, sebenarnya Laura hanya mencari-cari akal agar Alanska mau ikut duduk bersamanya diatas pohon namun pupus sudah harapan bermalam diatas pohon.
Laura menghentak-hentakkan kakinya kesal sambil mencebikan bibir. "Ck, bosen. Gue mau balik ke pohon tadi ah!" Tangan Alanska menahannya, Laura kembali berbalik. "Gausah sok romantis buat bujuk gue deh," Pedenya mulai tersinyalir. "Lo harusnya bujuk gue pake beliin gue ice cream, susu, cokelat, bunga-bunga bahkan ish gada romantis-romantisnya."
Wajah Alanska datar dan berujar, "Emang lo penting?"
"Gue bawa lo ke rumah gue karena mau ngasih tau alasan gue nerima perjodohan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANSKA
Teen Fiction"Lo harus hamilin gue." Mata Alanska berkedut kaget. "Sinting lo?" "Gue cuma minta buat lo hamilin gue apa salah?" "Salah lah. Otak lo dimana sih? Dipikir ngehamilin orang pake adonan bakwan terus digoreng?" Alanska benci Laura. Gadis gila dengan se...