"Lauk harus dioperasi ma"
Hira menghembuskan nafas berat, pikirannya telah bercabang kemana-mana. Saat ini keluarganya tengah dilanda masalah oleh penyakit sang anak yang muncul tiba-tiba. Laura "Mama apa bener Loly bentar lagi pulang?"
"Loly cape,"
Hira memeluk anaknya dengan erat menumpahkan seluruh tangisnya dalam dekapan gadis kecilnya. "Loly gak boleh pulang gak boleh!"
"Tapi ma,"
Hira mengangkat dagu putrinya. "Kamu harus mau di operasi ya sayang ya"
"Iya ma"
Andai dua kata itu langsung terlontar dari mulut Laura kecil saat diusia 10 tahun lalu namun sayangnya tidak. Penyakit jantung kini bertumbuh semakin parah dalam dirinya. Laura kecil sudah terbiasa hidup dengan kengkangan orang tua ditambah kini penyakitnya telah divonis oleh dokter bahwa usianya tak lagi lama.
*****
"Arkan gak setuju Loly dijodohin ma."Hira yang tengah memotong daging ayam segar menghentikan aktifitasnya mendengar ujaran anak sulungnya. Tanpa berbalik badan ia bertanya "Kenapa?"
"Arkan gak sreg sama calon yang mamah pilihin ke Loly, lagian Loly kita masih kecil mana mau dia dijodohin, mikir dong ma kalo dia belum siap buat semua urusan rumah tangganya gimana? Kalo dia gak bisa ngurusin suaminya, kalo ada masalah sama suaminya? Mikir dong ma,"
Tak tuk brak
Pisau tajam ditangan mama Hira membuat Arkan menelan air liurnya sendiri. Dimain-mainkan sejenak pisau ditangan mama Hira diatas talenan, Arkan tak segan-segan meneguk air liurnya semakin dalam kala ibundanya berbalik badan dan menunjukan pisau tajam pada jiwanya.
"Kamu tau ini apa?"
"Anak TK juga tau itu pisau mah,"
"Bagus. Mangkannya mama tanya ke anak sarjana lulusan cumlaude, apa kamu tau pisau ini setajam apa?"
Arkan menggeleng cepat. Takut
"Mangkannya diem aja kalo gatau apa-apa." Tukas Hira.
"Apasih mah gak nyambung, Arkan lagi ngomongin soal perjodohan Loly, Arkan gak setuju kalo calonnya Alanska feeling Arkan kuat, Loly gak bakal bahagia sama dia yang ada dia sakit hati dan tertekan."
"Kamu tau apa soal Loly sama Alanska? Mama mau ngasih yang terbaik buat Loly kita Ar, kamu gausah nyimpulin yang nggak-nggak deh Ar kan mama udah bilang kalo kamu gatau apa-apa mending diem." Begitulah papar dari Hira.
"Arkan tau!"
"Pisau itu setajam omongan mama mangkannya mama gak berani ngungkapin kenapa mama maksa ngejodohin Loly secepat ini tapi mah apa mama gak mikir masa depan Loly bakal hancur?" Ungkapan Arkan membuat beban tanya dipikiran Hira. Terkadang anak pertamanya selalu berkata manis pada Hira namun berbeda hal jika diharuskan berdebat soal adik kesayangannya. Meski ditinggal jauh, tak membuat Arkan teledor akan perkembangan tentang pergaulan Laura. Diam-diam Arkan mengetahui semua apa yang dilakukan Laura, jika masih dalam hal wajar- Arkan biarkan.
*****
"Ya Allah anak perawan jam segini masih aja tidur apa kata tetangga anak perawan mama masih ngebo?""Loly..... bangun sayang astaga ini jam berapa buka pintunya cepet!!" Teriak mama Hira dari luar. "Oh gak bangun juga? Mau pake gayung apa ember mama siramnya hah?"
Jantung Loly seketika langsung menegang. Ia bangkit dari tidurnya dan langsung membuka pintu dalam keadaan mata sembab.
"Apa sih mah orang weekend gini enaknya tidur, kapan lagi coba Loly libur? Hari-hari tugas mulu lelah batin jiwa raga hayati ini,"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALANSKA
Teen Fiction"Lo harus hamilin gue." Mata Alanska berkedut kaget. "Sinting lo?" "Gue cuma minta buat lo hamilin gue apa salah?" "Salah lah. Otak lo dimana sih? Dipikir ngehamilin orang pake adonan bakwan terus digoreng?" Alanska benci Laura. Gadis gila dengan se...