9. | Mpffhh... Yang Meresahkan

115K 6.9K 1.9K
                                    

"Temenin gue berak kuy!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Temenin gue berak kuy!"

Jantung Shaqueila hampir tak berdenyut mendengar ujaran lantang keras dari seorang Laura yang membuat pak Sutisno guru pengawas ulangan melotot tajam sambil menganga.

Shaqueila menganga, "Lo udah gila ngomong kenceng kayak gitu!?"

"Siapa yang bilang mau berak barusan?" Suara dari sikumis berbadan buncit dengan kemeja kebesaran itu menolehkan seisi ruang kelas menjadi menatapnya. Laura langsung mengacungkan tangan dengan berseri dan berkata, "Saya pak! Bapak mau nemenin saya berak?"

"Astaga malu gue punya temen kayak lo," Gumam Shaqueila mendunduk malu.

"Kamu ini kalo ngomong sama guru yang sopan!"

"Ya maaf pak, lagian saya gatau bapak merhatiin, perasaan main hp mulu, duduk iya- ngawas kaga eh tapi kalo bapak mau nemenin-"

"Saya gak nemenin! Saya ngizinin, buruan keluar!"

Buru-buru Laura mencipirit keluar ruangan kelas meninggalkan kertas ulangan yang telah diisinya menggunakan pilihan cap cip cup dengan pengawalan bismillah agar semua jawaban berkah.

"Widihh.. tumben jualan seblak bi, gak laku kemaren jualan martabak?" Tanya Laura sambil mengambil posisi duduk duduk disalah satu kursi kantin. Ini bukan kebiasaan buruk gadis itu tapi mengangingat ia begitu muak dengan keadaan kelas yang membosankan alhasil Laura mencari gara-gara yang membuat hidupnya lebih berkesan. Biar epik aja, anjay- Kata dewi batin gadis konyol tersebut.

"Ini mie ayam neng bukan seblak, astagfirullah lagian dari kemaren-kemaren juga saya gak ganti barang jualan tetep mie ayam," Bi Sumsum menggeleng-geleng kepala.

Alis Laura mengerucut memikik heran, "Masa sih bi?" Kemudian ia mengangkat bahu acuh sambil berkata. "Yaudah, batagornya satu ya bi!"

Bi Sumsum berpindah dari tempat duduknya mendekat kearah meja Laura, "MasyaAllah anak siapa kayak gini, neng bibi jualan mie ayam.. MIE AYAM! mi - em - imi - a - y- ayam dibaca?"

"Na si u duk!"

"Pinter kan saya yaiyalah gausah ditanya Laura gitu loh. Buru bii jangan pedes ya, banyakin cabe nya."

Bi Sumsum ternganga lagi. "Jangan pedes, banyakin cabe? Neng situ sehat? Saya uleg juga nih cabe depan mukanya, astagfirullah pagi-pagi bikin darah rendah aja." Geram bi Sumsum diatas ubun-ubun. Bi Sumsum memilih menghiraukan kicauan Laura dan malah milih duduk dihadapan gadis itu.

"Den Alanska tuh cakep, mana baik, sopan, pinter tapi sayang udah ada yang punya," Galaunya bi Sumsum sambik menipang dagu diatas meja. "Mana pacarnya model lagi, terkenal, hits, kekinian lah bibi? Bisa apa selain halu-in dia, kenapa dunia gak adil?"

Laura menoleh, "Bukan dunia yang gak adil, elu yang kurang bersyukur."

Lalu menyengir. "Canda bii, jangan masukin ke hati napa, lagian masih banyak cowok diluaran sana kenapa gak mau sama mereka?"

ALANSKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang