7. | Celengan Baby

98.5K 6.5K 1K
                                    

VOTE KOMEN! Ga vote= boba ghosting.

_ALANSKA_

"Sekeras batu, sedingin salju, setinggi bintang dan seindah bayangan, apa gue bisa milikin lo?"

Alanska menghembuskan nafas kasar. Berhadapan dengan cewek gila disebuah restoran membuatnya mengumpat berkali-kali dikala Laura semakin menunjukan kebodohannya. Padahal cewek itu hanya menyantap makanan yang sudah tersaji didepannya dengan rakus.

Alanska meletakkan sendok diatas piring. "Najis."

Laura mendelik menengok kearah depannya. "Lo pikir lo suci?"

Alanska memutar bola mata malas lalu bangkit membuat Laura tersedak sendiri. Lelaki itu meninggalkan tpat duduknya tanpa pamit, tangan Laura dipenuhi saus tomat yang buru-buru ia bersihkan dengan tisue dan berlalu mengejar Alanska.

"Mau kemana lo? Gue kira mau ninggalin gue taunya lo cowok yang tanggung jawab." Ternyata cowok itu pergi ke arah kasih pembayaran. Tak menemukan benda yang di cari Alanska akhirnya balik lagi ke meja makan mereka. Dompetnya hilang. Pintar.

Laura mendekatkan diri pada Alanska dan tersenyum jahil. "Lo pernah nggak makan tapi gak bayar?"

"Gausah aneh-aneh yang ada kita ketangkep polisi!"

"Masa sih? Lo berarti pernah dong makan tapi gak bayar?" Tanya Laura lagi, memastikan.

Alanska merengut kesal, "Ya gak lah! Sinting."

"Tapi kok bilang bakal ditangkep polisi?"

"Udah ya Lau gue bisa gila kalo ngeladenin lo yang gak ada otak sampe saat ini."

"Mau nyoba gak?"

"Hah?"

Laura mendekat, "Gue emang gak punya otak tapi gue punya kesempatan buat gandeng tangan lo." Ia menarik tangan Alanska, membawa cowok itu pergi mengikuti langkahan lariannya keluar restoran.

Digandenganya tangan Alanska mengarah untuk menjauh dari restoran berbintang 5 tersebut. Bisa bahaya jika petaka didapati keduanya ntah berakhir dimeja hijau atau bahkan dalam jeruji. Alanska merasa enggan digandeng hingga akhirnya ia melepaskan tangan Laura yang menurutnya menjijikan untuk bergandengan dengannya.

Laura tertawa puas kala lariannya mulai pelan. "HAHAHAHA seru ya!"

"Lain kali lo gausah bawa dompet lagi Ska biar kita bisa lari bareng" Laura tersenyum sumriah, ia merasakan kebahagiaan atas tindakan terbaiknya barusan.

Alanska menatap marah dan melepaskan gandengan tangan Laura darinya. "Lo tuh beneran punya otak gak sih! Kalo kita beneran ketangkep polisi gara-gara gak bayar ditempat makan tadi gimana? Lo emang bener-bener mau masukin gue ke penjara ya Lau? Sumpah otak lo punya masalah apa sih?"

"Bitch!" Alanska membalikan badan dan melangkah pergi. Buru-buru Laura mencegatnya, "APA!?"

"Lo kok serius banget sih Ska hehe gue kan bercanda."

"Bercandaan lo gak lucu! Semua yang ngelibatin nyawa dan masa depan gue gak ada yang lucu PAHAM!"

"Nih," Sebuah kertas putih ditunjukan Laura. "Udah gue bayar sewaktu lo ke toilet tadi."

Laura melipatkan kedua tangannya didepan dada. Ia tau pasti Alanska marah padanya, "Mangkannya jadi orang jangan emosian dengerin dulu kek apa kata gue. Btw tadi seru kan?" Gadis itu tersenyum. Jarang-jarang senyum Laura bukan senyuman jahil apalagi gila namun dipenglihatan Alanska sama saja, gadis itu jelek.

ALANSKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang