Seorang pria berjalan menyusuri lorong apartemen mewah dengan gaya elegan modern. Cukup luas untuk ukuran Apartemen. Mungkin ini bisa disebut penthouse. Pria tersebut adalah salah satu Manager dari Yoonji yang mengurus segala keperluan Yoonji selama Yoonji rehat dan melakukan perawatan untuk bahu nya. Pria itu masuk ke dalam kamar yang pintunya tidak dikunci, padahal kamar tersebut memilik kode khusus untuk bisa masuk. Namun oleh pemiliknya, kamar tersebut sengaja tidak ditutup rapat agar managernya masuk dengan mudah. "Ini jadwal terapi mu dan ini biodata Terapis mu. Lusa kau sudah akan mulai diterapi." ucap Managernya. Sambil menerima kertas, Yoonji tiba-tiba teringat sosok perempuan yang waktu itu lewat dan menyapa setelah dari ruangan Dokter Choi. 'Apa dia terapisnya?' batin Yoonji, lalu dengan sekejap mengalihkan pikirannya yang baginya sedang tidak beraturan.
"Kim Seon Ho. Apa dia dapat dipercaya?" tanya Yoonji setelah melihat foto dan biodata terapisnya. "Dokter Choi yang memilih. Ku rasa bisa dipercaya. Dokter Choi juga sudah memberitahu kepada terapis tersebut bahwa ini dirahasiakan dan dia tidak boleh sedikitpun berbicara tentang ini." jelas managernya. Yoonji hanya mengangguk, dan meletakkan kertasnya di meja. Wajahnya yang mulus putih pucat tidak pernah berekspresi, bahkan ketika berekspresipun, itu akan sangat datar, orang-orang tidak ada yang paham jika hanya melihatnya. Yoonji pun bukan orang yang mudah untuk mencurahkan isi hatinya sekalipun itu sangat mengganggu. Kecuali, memang benar-benar mengganggu, dia tidak akan sekedar bercerita melainkan langsung mencari solusinya.
***
"Annyeonghaseo, Nama saya Kim Seon Ho. Saya terapis yang dipilih Dokter Choi untuk melakukan terapi kepada Saudara Kang Yoonji. Mohon kerjasamanya, Kamsahamnida." ucap terapis tersebut dengan baju nya yang lengkap, jas praktek warna putih lengan pendek, kemeja, celana chino hitam sambil membungkukkan badan. Manager dan Kang Yoonji membalas menundukkan kepala. "Mari kita mulai." ucap Yoonji langsung. Mereka menuju kamar yang sudah disiapkan oleh managernya Yoonji untuk terapi. Lengkap dengan peralatan terapi yang disewa dengan arahan Dokter Choi. Beberapa alat dibawa langsung oleh Terapis Seon Ho. "Ini adalah ruangan terapi yang akan digunakan sampai terapi selesai. Untuk hari berikutnya, Seon Ho-ssi bisa langsung menuju ke ruangan ini. Yoonji-ssi sudah tau untuk jadwal-jadwalnya jadi dia pun akan bersiap dengan sendirinya." managernya Yoonji menjelaskan. "Jika ada keperluan yang harus dilakukan, anda bisa mencari saya, Saya akan selalu menunggu di ruang tamu sampai terapinya selesai. Untuk makan siang sudah disiapkan dan bisa dimakan ketika terapi sudah selesai. Jika belum, saya sudah kasih waktu....." sebelum manager melanjutkan, Yoonji sudah memberikan sinyal untuk berhenti menjelaskan. "Tidak perlu panjang. Ku rasa dia sudah paham. Bukan begitu Seon Hi-ssi? ucap Yoonji dengan wajah malas, lalu cepat-cepat dia duduk di tempat yang sudah disediakan. "Okay, shall we" ucap Seon Ho memakai bahasa Inggris. Managernya Yoonji sempat terkekeh dengan terapis itu, berbeda dengan Yoonji yang hanya terdiam tidak peduli. Selama terapi dimulai, terapis yang diakrab Seon Ho itu selalu membuka pembicaraan. Entah sekedar bercerita tentang pasiennya dia yang lain, atau bertanya2 soal Yoonji dan BS. Awalny Yoonji masih mencoba ramah, dan menjawab sebisa mungkin, walau hatinya dia sudah tidak nyaman dan merasa lelah karena harus selalu merespon semua omongannya. "Maaf SeonHo-ssi... Apakah disetiap terapi dengan pasien2 lain anda akan terus bercerita?" tanya Yoonji dengan maksud agar Seon Ho mengerti itu sebuah nyinyiran. Namun Yoonji salah menduga, justru sepertinya Seon Ho sangat senang jika ada yang bertanya. "Oh tentu saja. Itu adalah salah satu bentuk terapi dariku. Agar pasienku bisa nyaman, dan tidak canggung denganku. Karena terapi ini akan berkelanjutan, jadi aku harus bisa membangun chemistry yang kuat." jelas Seon Ho masih sibuk dengan alat terapi tanpa sedikitpun melihat ke arah Yoonji. Padahal, Yoonji sudah memasang tampang tidak peduli, bahkan malas untuk jawabannya barusan. "Chemistry? Apakah perlu?" tanya Yoonji lagi yang membuat Seon Ho menjelaskan lagi yang membuat Yoonji semakin malas.
"Tapi saya tidak perlu itu." ucap Yoonji singkat dan muka yang sudah tidak enak. Namun lagi-lagi Seon Ho tidak mengerti. Dan dia terus menerus berbicara sampai akhir terapi. "Yoonji-ssi... untuk besok bagaimana...." belum selesai dilanjutkan oleh Seon Ho, Yoonji sudah memotong duluan. "Untuk itu, akan saya kabari lagi. Terima kasih." ucapnya, lalu pergi keluar ruangan.
.
.
"Bilang Dokter Choi, carikan aku Terapis yang tidak bawel." ucap Yoonji setelah terapis itu pergi. "Memang ada apa?" tanya managernya Yoonji penasaran. "Menurut mu apa hyung? Dari awal terapi hingga selesai, dia selalu bercerita. Bahkan ketika aku sudah menunjukkan wajah tidak tertariku, dia tetap melanjutkannya. Bagaimana bisa orang seperti itu jadi terapis?" ucap Yoonji sedikit kesal sambil tersungging senyum sinisnya. "Mungkin itu cara dia agar tidak canggung." managernya masih memberikan komen positif. "Aku tidak peduli. Aku ingin ganti terapis." jawab Yoonji sambil menghempaskan diri di sofa ruang TV. "Aku tidak janji. Karena Dokter Choi bilang terapis laki2 yang bagus hanya dia. Sisanya Dokter Choi tidak merekomendasikan." jelas managernya. "Aku tidak masalah jika harus perempuan." jawab Yoonji asal. Managernya hanya diam sesaat. Yoonji sadar diam managernya pasti ada maksud, "Aku rasa mereka semua akan profesional bukan?" lanjut Yoonji lagi. Managernya menuruti untuk akan berusaha. Yoonji bukan tipe orang yang banyak menuntut, managernya tau. Tapi ketika dia sudah meminta dan harus dituruti, artinya itu sudah benar2 penting. Managernya membuat perjanjian lagi dengan Dokter Choi. Pada akhirnya, Dokter Choi menawarkan terapis lain. Terapis yang selama ini bahkan menginginkan sendiri untuk merawat Yoonji. Terapis yang berpengalaman, memilik banyak sertifikat, dan caranya melakukan terapi memang senyaman itu, dan sesuai target waktu. Artinya dia sangat profesional. Bahkan ada beberapa pasiennya yang memiliki latar belakang penting, pernah diterapis oleh nya. Ya, Ara Aeera. Dia terapisnya yang akan menggantikan Seon Ho.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You ( Always you)
أدب الهواةMencoba menumpahkan segala ide yg ada di pikiran biar tidak kepikiran 😆🤣
