Responsible

18 3 0
                                        

"Jangan rindu... Berat. Biar aku saja." Ciee Yoonji. 😆😆
.
.
🌞🌞🌞

Aeera benar2 tidak menduga bahwa Yoonji akan menyampaikan itu. Namun, ada kekecewaan yang hadir dalam hatinya.

"Jika kau tidak bisa bertanggung jawab dengan apa yang kau katakan, lebih baik pergi" ucap Aeera seraya lift berhenti dan pintu lift terbuka. Tidak akan Aeera larut untuk yg kedua kalinya. Dia pun berjalan keluar lift tanpa ragu meninggalkan Yoonji yang hanya terdiam mendengar perkataan Aeera.

Yoonji tidak bisa berpikir jernih. Bahkan ketika meeting dengan para member sedang berlangsung, pikirannya sedang ada diluar entah kemana.
"Hyung, kau baik2 saja?" tanya Kim Joon.

"Oh ya." jawab Yoonji sontak.

"Aku harap kita semua bisa fokus ya. Karena perform kita sebentar lagi sebelum kita comeback. Kita tidak boleh mengecewakan Fans" ucap Kim Joon kepada semua. Namun Yoonji tau, itu ditujukan padanya. Karena akhir2 ini Yoonji benar2 tidak fokus.
.
.
"Kenapa dia bisa menjadi terapisnya Jung Ki?" tanya Yoongi pada manager Jun ketika sudah ada di ruangan musiknya.
"Aku tidak tau. Mungkin Jung Ki berobat di Dokter Choi, dan meminta Aeera-ssi untuk jadi terapisnya." jawab Manager Jun.
"Bukankah Jung Ki pernah menyinggung soal itu padamu?" tanya Manager Jun.
Yoonji baru teringat, Jung Ki pernah menanyakan Aeera kepadanya. Namun pada saat itu, Yoonji tidak terlalu mendengarnya, entah apa yang mengganggunya.

"Apa saja jadwalku hari ini?" tanya Yoonji kemudian.
"Tidak ada. Hanya mungkin kau bisa menyelesaikan melodimu." ucap Manager Jun.
"Kalau besok?" tanya nya lagi.
"Kau hanya ada recording lagu barumu. Jam 4 sore di sini." jawab Manager Jun lengkap. Seperti sedang merencanakan sesuatu, Yoonji kian berpikir,terlihat dari matanya yang memutar seperti otaknya yang terus memutar.

Aeera baru saja sampai diflatnya dan langsung menuju kamar mandi. Dia muntah-muntah. Aeera sudah merasa tidak enak badan setelah dari Big Four. Dia mampir ke RS sebentar untuk absen lebih awal dan membawa beberapa catatan untuk Jung Ki terapi besok. Di perjalanan, kepalanya semakin pusimg, dan juga mual. Aeera menguatkan diri untuk bisa terus jalan sampai ke flatnya.

Setelah semua isi perutnya keluar, Aeera hanya menyeret kakinya untuk menuju tempat tidur. Aeera benar2 tidak ada energi bahkan untuk sekedar makan makanan yang baru saja dia beli. 'Sakit sekali kepala ini' batin Aeera. Aeera terus menahan sakitnya sampai dia tertidur.

*Suara Bell*
Aeera mulai sedikit membuka mata. Walau sebenarnya dia merasa masih tidak sanggup, karena sekarang dia merasa demam dan menggigil.
*Suara Bell*

'Siapa yang datang ya?' batin Aeera. Aeera mengumpulkan segala tenaganya untuk melihat jam. Ternyata sudah pukul 8 malam. Bell terus berbunyi, bahkan kali ini disertai gedoran pintu. 'Siapa sih? Kenapa kasar sekali?' batinnya lagi kesal.

Aeera berjalan perlahan sambil memegang perutnya yang ternyata perih sekali ketika dia berdiri. Sebisa mungkin dia menggapai gagang pintu, dan berusaha membukanya.

"Kenapa lama se......." suara itu berhenti ketika tiba-tiba tubuh Aeera ambruk jatuh ke bawah. Aeera pingsan.

Aeera samar-samar mendengar suara seseoramg sedang bicara dengan lawan bicaranya. Dia sangat mengenal suara dari kedua oramg tersebut. Tapi Aeera tidak sanggup membuka matanya karena sakit kepala yang sangat hebat. Kemudia dia terlelap lagi.

'Jangan tinggalkan aku.'
'Tetaplah bersamaku'
'Aku rindu padamu'
'Yoonji.... Kang Yoonji-ssi...'

Aeera bangun dari tidurnya dengan kaget. 'Ha... aku bermimpi ternyata' Aeera cukup lega bahwa itu semua hanya mimpi. Dia berusaha bangun dari tidurnya karena dia merasa sangat lapar tapi juga perih yang bukan main di bagian perutnya. Kepalanya sudah tidak se sakit tadi, walau masih tidak enak. Ketika Aeera sudah dalam posisi duduk dan bersandar sandaran tempat tidur, dia kaget dengan adanya seseorang yg duduk di kursi samping tempat tidurnya.

It's You ( Always you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang