Confess

10 2 0
                                        

Yoon... Tolong jangan gantungin anak orang coba tolong. Kali ini apa ya??
🌞🌞🌞

Aeera membersihkan dirinya di kamar mandi. Dia terlihat lepek dan lusuh, oleh karenanya dia memutuskan mandi. Seorang Pria dengan tangan kiri yang di gips sedang menata makanan yang dibawa oleh Aeera. Seolah tangannya tidak sakit, pria itu lihai menata dan juga terkadang membawa beberapa barang dengan tangannya yang di gips.

"Kau tak perlu melakukan itu." ucap Aeera seraya keluar dari kamar mandi.

"Tidak apa-apa. Aku mau." jawabnya singkat.

"Ayok makan." ucap pria itu.

Aeera duduk di kursi makan yang membelakangi kamar tidurnya. Pria itu duduk di depannya.

"Apa kau sedang menunggu seseorang?" tanya pria itu.

"Tidak." jawabnya singkat.

Yoonji tidak banyak bicara. Dia hanya terus memperhatikan perempuan di depannya. Kemudian perempuan itu mengambil piring dan mangkuk lalu diletakkan di depan Yoonji.

"Makanlah" ucap Aeera.

"Nanti kau kurang." responnya.

"Tidak masalah. Aku bisa memesannya lagi nanti." ucapnya santai.

Yoonji sadar, perempuan itu belum memaafkannya.

Mereka makan dengan saling diam dan pikiran masing2. Aeera merasa lelah untuk memulai pembicaraan duluan, namun dia juga tidak mengharapkan Yoonji untuk membuka obrolan.

"Kau abis darimana?" tiba-tiba Yoonji penasaran.

"Jalan-jalan." jawab Aeera singkat.

"Kemarin?" tanya Yoonji lagi.

"Tidur." lagi-lagi singkat.

Yoonji memberhentikan makannya dan menatap lama perempuan di depannya. Aeera sadar dan balas menatapnya.

"Kenapa? Kalau kau ingin mempermasalahkan schedule, aku sudah infokan kepada manager Jun. Jadi aku tidak salah. Masih dalam batas waktu yang bisa di tolerir." jelas Aeera tegas namun tetap menjaga intonasi suaranya.

"Aku tidak suka orang bohong." ucap Yoonji.

"Aku tidak." jawab Aeera cepat.

Entah kenapa obrolan ini seperti mengisyaratkan bahwa sebentar lagi ada pertengkaran.

"Itu yg kau sebut sibuk?" tanya Yoonji menyindir.

"Kau bisa pulang sekarang jika terus mendebat soal ini." ucap Aeera sudah tidak napsu makan.

"Ku kira kau professional." ucap Yoonji dengan desisan serta tertawa merendahkan.

Aeera benar2 tak abis pikir dengan laki2 di depannya. Apakah kali ini Aeera sedang ditunjukkan dengan sosok asli seorang Kang Yoonji? 'Tahan sedikit Ra' batin Aeera.

"Aku minta maaf. Kalau kau mau ganti terapis, aku tidak masalah." ucap Aeera lalu beranjak dari kursinya dan melangkah mau menuju kamarnya. Namun langsung ditahan oleh Yoonji.

"Tidak bisakah kau bersikap biasa?" ucap Yoongi tetap dengan nada tenang namun tegas ditambah dengan tatapannya yg tajam ke arah Aeera.

"Bagaimana bisa jika kau bahkan bersikap seperti tadi?" ucap Aeera tidak kalah tegas dan berani menatap idola di depannya. Aeera tidak membayangkan bahkan sekarang dia bertengkar dengan idolanya entah karena masalah apa. Ini membingungkan, dan aneh.

"Jika kau masih mempermasalahkan soal waktu itu, aku sudah minta maaf." ucap Yoonji masih dengan tangan kanannya memegang lengan Aeera.

"Yang mana?" tanya Aeera sedikit menantang. Yoonji tidak menjawab, melainkan melepaskan lengan Aeera dan melangkah akan pergi.

"Kau memelukku dan kau mengatakan padaku untuk tidak meninggalkan mu, lalu kau bersikap dingin bahkan sekarang kau terlihat santai hanya dengan minta maaf entah minta maaf karena apa?! Apakah seperti ini sosok idolaku yg sesungguhnya? Kalau iya, kau bisa tinggalkan aku dan biarkan aku menghilangkan perasaanku yang tidak sepantasnya aku rasakan untukmu." Aeera mencoba melampiaskan semuanya.

Langkah Yoonji terhenti, dia diam cukup lama tanpa menoleh dan tanpa berkata apapun. Aeera mengharapkan Yoonji bisa menjelaskan semuanya. Namun harapan itu hanya sia-sia, karena sekarang laki-laki itu benar-benar melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Aeera sendiri.

Aeera sangat sedih dan sakit dengan perlakuan Yoonji. Bahkan ketika dia sudah mengakui perasaannya, Yoonji tetap pergi meninggalkannya.
***

Pertengkaran itu benar-benar merubah segalanya. Manager Jun memberi tau Dokter Choi bahwa Yoonji akan melakukan terapi di tempat lain. Sementara itu, Aeera memperpanjang cutinya karena dia memutuskan untuk pulang ke Indonesia. Dokter Choi tidak tau dibalik ini semua, namun dia tau ada yang tidak beres.

"Hyung.... kau masih terapi dengan AMY itu? Siapa namanya? Ara?" Jung Ki tiba2 menanyakan setelah mereka latihan. Yoonji yg diajak bicara hanya diam.

"Kapan kau terapi lagi hyung? Sepertinya aku juga butuh terapi untuk kaki ku." Jung Ki melanjutkan.

"Tanya saja ke Jun Hyung" ucap Yoonji singkat dan pergi meninggalkan Jung Ki dan yg lainnya. Semua merasa heran dengan perubahan sikap Yoonji selama 2 minggu terakhir ini.

"Hyung, apa kau tau sesuatu?" tanya Jung Ki kepada Jin. Jin hanya geleng2 kepala.

"Mungkin kau bisa tanya Jun Hyung." lanjut Jin.

Sudah 2 minggu ini Yoonji menjalani terapi dengan terapis dari tempat lain. Semenjak pertengkarannya dengan Aeera, dia memutuskan untuk pindah tempat terapi. Namun alasannya ke Dokter Choi dikarenakan Yoonji harus bekerja di luar kota dan agar terus menjalani terapi, jadi pihak agensi mencarikan yg dekat dengan tempat kerjanya sekarang. Yoonji merasa Dokter Choi sudah banyak membantu, dia merasa tidak enak jika harus jujur alasannya. Walau Yoonji tau seberapa dekat Dokter Choi dengan Aeera, karena Aeera pernah bicara soal itu.
.
.
Yoonji selalu mengurung diri di kamar. Semenjak pertengkaran itu tentu saja. Managee Jun yang paham keadaannya terkadanh mencoba untuk mencari tahu keberadaan Aeera. Namun tidak ada yang tau kecuali Dokter Choi. Manager Jun terlalu sungkan untuk menanyakannya pada Dokter Choi. Tapi terkadang manager Jun pura-pura tidak tau hanya karena tidak ingin menambah runyam keadaan. Yoonji benar-benar mengurung dirinya bahkan sampai tidak mau makan. Kecuali minum wine atau beer. Manager Jun hampir pusinh dibuatnya. Dia sangat khawatir dengan kondisi Yoonji.

"Aku harus apa Yoon?" tanya manager Jun kepada Yoonji yang sedang fokua menatap layar monitornya

"Maksudmu hyung?" tanya Yoonji masih menatap layar monitornya yang dia gunakan untuk membuat musik.

"Aku tau apa yang mengganggumu. Haruskah ku tanya kepada Dokter Choi?" Manager Jun menawarkan. Yoonji hanya diam tidak merespon.

"Kau mau tanggung jawab hyung?" ucap Yoonji seraya tertawa kecil.

"Kalau memang bisa membuatmu normal kembali, aku akan tanggung jawab." ucap manager Jun. Yoonji lagi-lagi terdiam.

"Sulit hyung. Sulit dengan posisiku sekarang. Biarkan ini menghilang dengan sendirinya." ucap Yoonji terdengar putus asa dengan masih menatap layar monitornya yang sudah mati.

"Aku tau ini akan menjadi masalah." ucap Manager Jun seperti menyesali.

"Maafkan aku hyung. Aku pikir aku bisa." jawab nya benar-benar putus asa.

"Aku pikir aku bisa mengatasi perasaanku. Ternyata tidak. Bahkan dengan segala tuntutan ini. Aaahh tak taulah." ucap Yoonji menggaruk2 kepalanya yang tidak gatal.

"Kau tau kau sangat kacau. Walau semua kerjaan kau bereskan, tapi kesehatanmu tidak Yoon. Bukankah kesehatanmu lebih penting?" ucap Manager Jun.

Yoonji hanya merebahkan badannya dan memejamkan matanya.

"Aku tidak bisa berpikir Hyung." ucap Yoonji dengan posisi lengannya di atas keninh seraya menutupi matanya.

"Aku rindu padanya hyung." samar2 Yoonji memberi tau.
***

It's You ( Always you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang