Make Sure

31 5 0
                                        

Yoonji mulai berani yaaa... Waduh. Baper sendiri ih. Gimana sih ah 😅😆
🌞🌞🌞

Aeera sudah sampai di flatnya. Namun masih berdiri terdiam depan pintu masuk. Belum membuka flat shoesnya, masih lengkap tasnya di bahu dan paper bag di lengannya. Aeera masih memikirkan soal tadi di tempat Yoonji. Yoonji memeluk Aeera. 'Apa aku sedang bermimpi?' batin Aeera. Aeera masih melamun. Lalu, Aeera memegang jepit dirambutnya yang dipasangkan oleh Yoonji tadi.

"Oh Tuhan..... jangan sampai. Tidak, ini tidak bisa." ucap Aeera meyakini diri sendiri sambil menepuk2 dadanya.
.
.
Karena kondisi Yoonji sudah lebih baik, jadwal terapinya sudah tidak seserinh dulu. Aeera jadi lebih banyak waktu di RS dan membantu pasien lain.

"Aeera-ssi sibukkah?" tiba2 Seon Ho dari balik pintu ruangannya.

"Oh tidak. Ada apa?" tanya Aeera menoleh.
Seon Ho masuk, dan menutup pintu kembali. Lalu dia duduk dikursi depan meja Aeera.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanyanya.

"Mencatat perkembangan Yoonji." jawab Aeera singkat sambil membereskan berkas-berkas di meja.

"Sepertinya sudah banyak kemajuan darinya. Kerja bagus Aeera-ssi." Seon Ho tersenyum lebar sambil tepuk tangan kecil.

"Tidak, dia yang sangat berusaha. Katakan ada apa?" Aeera kembali mengingatkan tujuan Seon Ho.

"Ah tidak. Aku hanya ingin ngobrol denganmu." ucap Seon Ho sambil membuka-buka buku yg ada di meja.

"Cepat katakan ada apa??!" Aeera memaksa.

"Sebenarnya, aku ingin menanyakan Yoonji. Apa dia baik-baik saja? Sampai sekarang aku hanya ingin tau kenapa aku digantikan oleh mu." tiba2 suara Seon Ho tampak sedih.

"Ah itu aku tidak tau." ucap Aeera berbohong.

"Tidak mungkin. Kau sudah lama terapi Yoonji, selama terapi kau pasti banyak cerita dengannya" jawab Seon Ho menepis.

"Tidak. Yoonji memang seperti itu, dia tidak banyak ngomong. Dia malah jika harus berbasa basi. Jadi aku tidak ada cerita apapun." jawab Aeera lagi berbohong.

"Baiklah. Berarti memang benar dugaanku. Sepertinya dia tidak nyaman." ucap Seon Ho. Aeera hanya tersenyum tipis.

"Seon Ho Sunbae... Apa kau sudah selesai? Maafkan aku, tapi aku ada jadwal pasien setelah ini." kali ini Aeera tidak berbohong.

"Oh baiklah. Maafkan aku." ucap Seon Ho seraya beranjak dari duduknya.

"Sampaikan permohonan maafku padanya ya." lanjut SeonHo yang dibalas anggukan kepala Aeera.

Kemudian, Aeera bersiap2 untuk melalukan terapi. Hari ini Aeera ada jadwal terapi di tempat Yoonji, namun nanti malam. Sepertinya jadwal untuk Yoonji sekarang di letakkan di malam hari. Mungkin karena Yoonji sudah lebih sibuk dari sebelumnya. 'Bagus deh, aku jadi bisa fokus lagi dengan pasienku di RS' batin Aeera yang sebenarnya agar melupakan insiden pelukan waktu itu.
.
.
Manager Jun mengabari, bahwa sepertinya akan telat untuk terapi. Aeera sudah menawarkan untuk ganti hari lain tapi Yoonji tidak mau. Alasannya karena sudah seminggu tidak terapi, takut kondisinya turun lagi. Padahal bagi Aeera itu masiu tidak masalah. Melihat hasil pemeriksaan dari Dokter Choi juga tidak ada apa-apa. Tapi Aeera tetap menuruti, bagaimanapun Yoonji pasiennya. Dia yang membayar Aeera. Aeera berjalan santai di pinggir jalan menuju halte.

Jam menunjukkan pukul 20.00 malam. 'Aah aku ngantuk sekali. Jika telat dari jadwal, tidur ku akan semakin larut'. Lalu dia teringat sesuatu dan membuka Hp nya kembali. 'Ah syukurlah besok aku tidak ada jadwa pagi di RS' batin Aeera yang sudah merencanakan untuk tidur hingga siang hari. Aeera sudah naik bus menuju daerah tempat tinggal Yoonji. Dia tersadar, selama terapi di tempat Yoonji, baru 3x dia naik bus sisanya naik taksi. Bahkan dia lakukan dari flatnya yang jaraknya lumayan jauh. 'Mahal sekali ongkosnya.

It's You ( Always you)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang