Ternyata..... Ah sudahlah, capek sama mereka.
Padahal aku yang buat ceritanya ya...
Bahagia aja deh chapter ini
🌞🌞🌞
Perlahan Aeera bisa mendengar suara berisik di dalam flatnya. Suara berisik seperti orang bebenah. 'Siapa ya? Mia? Dia tidak ikut pulang denganku.' batin Aeera masih tetap terpejam. Matanya terasa berat untuk dibuka. Namun dia ingin segera melihat siapa yang berada di flatnya. Bahkan, dia masih belum mengingatnya bagaimana dia bisa sampai di flatnya dan tidur di kasurnya.
Dia sadar ada yang berbeda ketika tangan dia berpindah ke atas perutnya. Dia akhirnya membuka mata sedikit dan melihat ke arah badannya. 'Jaket kulit? Kenapa aku pakai ini?' Batin Aeera bingung. Perlahan Aeera bangun dari tidurnya, dan menegakkan punggungnya yang sebenarnya masih terlalu lemas. Dia menyenderkan badannya ke sandaran tempat tidurnya.
Dia melihat sekitar. Yang terakhir dia ingat, flatnya tampak tidak manusiawi. Sampah dimana2, bahkan baju yang sudah dia pakai berserakan di lantai. Namun sekarang yg dia lihat adalah flat yg bersih dan rapi seperti sedia kala.
Sosok pria baru masuk ke dalam flatnya dengan bungkusan di tangannya. Dia berjalan langsung ke arah dapur tanpa sadar bahwa perempuan di kamar itu sedang memperhatikan.
"Yoonji......." ucap perempuan itu yg ternyata sudah menghampiri Yoonji yang sibuk menata makanan di dapurnya. Yoonji tersentak dan membalikkan badan.
"Aeera-ya... Kau sudah bangun?" ucap pria itu sambil memegang kedua bahu Aeera.
Aeera hanya terus menatapnya. Tampak matanya yang sudah mulai berkaca-kaca. Ada perasaan yang bergejolak ketika melihat pria di depannya. Tidak bisa dibohongi bahwa hatinya masih sangat berat untuk pria ini.
Rindu. Aeera benar-benar rindu dengan pria ini. Ketika Yoonji baru saja akan mendekapnya, Aeera sudah lebih dulu memeluknya. Perempuan itu menangis di pelukan Yoonji.
Yoonji sempat tertegun beberapa saat.
"Maafkan aku Aeera. Maafkan aku..." ucap Yoonji seraya mengeratkan pelukannya. Tidak ada respon dari Aeera kecuali dia terus menangis. Pelukan atas sebuah pelampiasan emosi yang mereka rasakan selama ini seolah kembali menguatkan perasaan mereka satu sama lain yang sebenarnya masih ada. Perasaan peduli dan tak mau kehilangan.
"Makanlah yang banyak." ucap Yoonji dengan lembut. Yoonji mengambil posisi duduk disebelah Aeera. Aeera masih tertegun melihat makanan di hadapannya. Tertegun dengan banyak pikiran di kepalanya.
"Kau mau aku suapin?" tanya Yoonji seraya tersenyum kepada perempuan disebelahnya. Perempuan itu menoleh dengan wajah yg datar.
Yoonji tetap menyendok makanannya dan mengarahkannya ke depan mulut Aeera seraya mengucap "Aaaaa".
Aeera sempat diam dan kemudian membuka mulutnya dengan ragu.
"Kau juga harus makan." ucap Aeera.
"Tenanglah, yg penting kau dulu." ucap Yoonji kembali menyendok makannya. Lalu Aeera merebut sendok nya, dan mengarahkan ke depan mulut Yoonji.
"Buka mulutmu" ucap Aeera.
Yoonji membukanya setelah sebelumnya dia tersenyum ke arah perempuan tersebut. Mereka terus melakukan hal itu berulang kali. Saling bergantian menyuapkan makanan.
Aeera baru saja mengeringkan rambutnya dengan hairdryer di dalam kamar mandi. Kemudian dia berjalan keluar dan menemukan Yoonji sudah bersiap seperti akan pergi.
"Kau mau kemana?" tanya Aeera langsung. Ada sedikit rasa takut di dalam pertanyaannya. Takut jika ini yg terakhir kalinya dia bertemu pria itu.
"Aku akan kembali. Aku janji." ucap Yoonji berjalan mendekat ke Aeera.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's You ( Always you)
Fiksi PenggemarMencoba menumpahkan segala ide yg ada di pikiran biar tidak kepikiran 😆🤣
