Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“ Jangan takut ya saya ga akan nyakitin kamu apalagi bikin kamu berdarah kaya orang itu “
“ Lagi bengongin apaan sih? “
Jean sedikit tersentak begitu Chandra menepuk bahunya.
“ Ah engga kak hehe “
“ Kangen sama bang Eric ya hahaha “
Jean ikut tertawa. Benar juga perkataan Chandra. Ia memang sedikit merindukan om nya itu. Tidak terasa sudah dua minggu mereka kerja bersama.
Tiap hari ada saja yang mereka ributkan, kebanyakan hal sepele. Waktu berjalan begitu cepat.
Tau tau Chandra sudah kembali dari cutinya dan mengisi tempat di depan mesin kopi begitu Jean datang tadi pagi.
“ Iya nih, biasanya jam jam mau tutup begini gue lagi berantem sama dia nentuin siapa yang harus ngangkatin kursi “
Chandra hanya tertawa mendengarnya. Membayangkan interaksi antara dua orang yang sama sama keras kepala terasa lucu baginya.
“ Gue beresin dapur kopi dulu ya “
“ Ok kak “
Chandra masuk ke dalam dapur kopi. Dan Jean kembali memandangi sesuatu di sebrang jalan sana. Lebih tepatnya seseorang.
Chandra mengira ia sedang melamun, padahal tidak. Ia memandangi pria yang berdiri di sebrang jalan. Pria itu nampak betah sekali memperhatikan mereka sedari tadi.
Coffee shop sudah benar benar sepi, tidak ada satupun pelanggan tersisa. Jean jadi lebih leluasa memperhatikan gerak geriknya.
Ia risih dan agak takut melihat gelagat pria itu.
“ Siapa sih, serem banget “
Jean bergidik ngeri melihat postur tubuh pria itu. Tinggi besar, sangat berbeda jauh dengannya.
“ Loh loh dia mau ngapain?! Kok kesini sih! “
Jean mendadak panik begitu melihat pria itu berjalan cepat ke arah coffee shop. Jalanan sudah sepi. Pria itu bahkan tidak perlu menoleh kanan kiri saat menyebrang.
“ Astaga dia mau apa… “
Pria itu sudah berada beberapa meter di depan pintu masuk. Semua pintu dan jendela terbuat dari kaca sehingga Jean dapat melihat dengan jelas pria itu membawa botol minuman keras di tangannya.
