6.2

455 81 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








“ Ada yang nyakitin adek? Iya? “







“ Minum dulu dek “


Jean menerima teh hangat yang Saka sodorkan padanya.


Menghirup aroma jasmine yang berasal dari cangkir di dalam genggamannya itu.


“ Jasmine? “
Jean memastikan lalu Saka mengangguk.


“ Kesukaan kamu “


Jean menyambut senyum hangat yang Saka tujukan padanya.


“ Kakak tinggal mandi dulu ya? “


Jean segera mengangguk mengingat tubuh Saka yang masih sangat sangat lembab sekarang.


Alih alih mendahulukan dirinya sendiri, Saka memilih untuk mengutamakan Jean.


Membiarkan Jean membersihkan diri terlebih dahulu.


Lalu menyiapkan selimut hangat dan sandal rumahan untuk anak itu.


Bahkan membuat secangkir teh yang Jean klaim sebagai kesukaannya sejak dua tahun yang lalu.


Saat mereka masih bersama.


Sering kali Saka membeli beberapa kesukaan Jean agar bisa ia letakkan di dalam rumahnya.


Maka seharusnya Saka tidak perlu heran mengapa ia sangat sulit melupakan Jean.


Salahnya sendiri yang masih setia memelihara kepingan kenangan mereka dengan baik.


“ Istirahat dulu, tenangin diri kamu “
Ujar Saka sebelum akhirnya pergi meninggalkan Jean sendirian di ruang tengah kediamannya.


Saka benar benar tidak tahu harus membawa Jean kemana karena anak itu hanya menangis sepanjang perjalanan.


Tidak bicara atau bahkan merespon satupun pertanyaannya.


Lagipula Jean tidak menolak saat dibawa menuju rumahnya jadi Saka pikir ---- tidak akan apa apa.


Sementara Saka membersihkan diri, Jean sibuk melamun.


Menatap kosong cangkir yang kini hanya terisi setengah.


Kemana sekiranya ia harus pergi setelah ini?


Ia tidak ingin menemui orang tuanya dengan keadaan kacau dan terluka seperti ini.


Ia tidak ingin orang tuanya melihat ia menangis tanpa sebab.


Lagi lagi Jean merasa bodoh karena melupakan Willy padahal mereka sudah membuat rencana untuk pulang ke kampung halaman bersama sama.


Pak Brian | Day6 | JaehyungparkianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang