7.7

459 83 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






" Saya cinta sama kamu jadi tolong berbahagialah sama Brian "








" Huftt... "

Hembusan nafas Jean mengisi keheningan.

Kini hanya tersisa dirinya dan juga Saka.

Eric dan Salsa telah pergi.

Meninggalkan Jean dengan berjuta kebimbangan dalam hati kecilnya.

Jean menatap pecahan kaca di sekitar kakinya.

Tubuh kecil itu merunduk.

Meraih pecahan demi pecahan yang berserakan akibat ulahnya.

" Jangan, nanti tangannya luka "

Jean tidak mengindahkan perkataan Saka.

Hingga telapak halus pria itu menggenggam pergelangan tangannya.

" Jangan suka ngelawan omongan orang tua ah "

Jean lantas tersenyum mendengar perkataan Saka.

Ahh ya, Saka memang sudah tua.

Si tua yang penyayang.

Saka menuntun Jean pergi ke dalam kamarnya.

" Maafin adek "

" Gapapa, kakak juga gregetan kok tadi sama mbaknya "

" Rumah kakak jadi--- "

" Jangan dipikirin, kapan lagi kakak liat kamu ngamuk begitu hahaha "

Jean tersenyum dengan air mata di ujung matanya.

" Ga boleh nangis, tadi jagoan loh, keren, masa sekarang nangis lagi "
Ujar Saka seraya mengusap kedua sudut mata Jean.

" Adek malu... kaya preman tadi "

Saka tersenyum lantas merengkuh tubuh Jean ke dalam pelukannya.

" Kakak udah liat semua, luar dalemnya kamu. Ga perlu malu, kamu cantik. Hati kamu bersih. Orang baik ga melulu harus sabar. Kamu kuat dan anak kuat bukan berarti ga boleh nangis. Tapi jangan keseringan ya, sayang air matanya "

Jean tersenyum dalam pelukan Saka.

Tubuh ini, tubuh yang selalu meraihnya dikala terjatuh.

Aroma ini, aroma yang selalu menenangkan Jean dikala gundah menyerang.

" Istirahat ya, jam lima kakak anter kamu pulang "
Ujar Saka seraya melepas pelukannya.

Pak Brian | Day6 | JaehyungparkianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang