Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“…..kita peduli sama kamu jadi tolong… jangan pergi kemana mana lagi “
“ Nanti mampir kos dulu ya kak “
Jean mendengar Willy berucap pada Saka. Pria itu pasti kelelahan, pikir Jean. Bolak balik perjalanan Jakarta - Jogja menggunakan mobil pribadi ternyata bukan ide yang cukup bagus.
Maksudnya serius, rasanya memang nyaman karena terjauh dari kesan umum dan terasa lebih privasi namun akan lebih baik jika durasi perjalanan mereka tidak selama itu.
“ Itu Jean nya dibangunin dulu aja, takutnya pusing kalo dibangunin pas udah sampe kos “
Kini berganti Saka yang bersuara.
“ Je, bangun udah mau sampe “
Jean terbangun dengan cepat.
Tentu saja, karena sedari tadi kan ia hanya berpura pura tidur.
“ Hmmhh, iya “ Respon Jean seraya menumpukan kepalanya di bahu Willy.
“ Nanti ke kosan dulu ya “
“ Iya “
Doni dan Saka sempat berpandangan saat menyadari bahwa Jean menjadi lebih diam daripada biasanya.
Tunggu, ralat. Jean memang tidak banyak bicara setelah pertemuannya dengan Brian.
Ia bahkan meminta untuk segera pulang ke Jakarta begitu sosok Brian pamit dari penginapan.
Bukan tanpa alasan, Jean pikir mungkin perkataan Saka ada benarnya juga. Ia tidak bisa terus menerus lari dan menghindar.
Jean ingin segera menyelesaikannya. Jadi kembali ke Jakarta secepat mungkin dan mengambil seluruh barang barangnya di apartemen Brian dirasa sebagai jalan keluar paling tepat saat ini.
Meski Jean tahu, hatinya memberontak untuk melakukan semua ini.
“ Kak, lo mau nginep di kosan ga? “ Tawar Doni.
“ Lo mau kita threesome? Engga deh, makasih “ Tolak Jean.
“ Sembarangan mulutnya! “ Omel Doni yang justru dibalas tawa jenaka dari Saka.
“ Ya terus? “
“ Gue balik ke rumah kalo lo mau nginep “
“ Masa tamu ngusir tuan rumah “ Tambah Jean.
“ Yeuuu gapapa, udah lo tidur di kos aja sama Willy “
“ Hmmm, padahal pas di penginapan lo ga mau pisah sama Willy “
