6.1

454 81 17
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








“ Bawa adek pergi---tolong… “








Hari semakin petang. Dan kini Jean tengah berada di perjalanan menuju unit apartemennya.


Ia pamit sesegera mungkin.


Bahkan meminta sang driver agar melajukan kendaraannya secepat yang ia bisa.


Jean merasa dirinya sedang dalam masa pengejaran waktu.


Ia ingin lebih dahulu sampai di unit apartemennya sebelum jam kepulangan Brian tiba.


Karena ia membutuhkan sedikit waktu untuk berbenah.


Mengemas semua pakaian yang bisa ia bawa ke dalam koper.


Lalu pergi secepat mungkin.


Jean benar benar menepati ucapannya.


Ia akan pergi.


Meninggalkan Brian.


Keputusannya sudah bulat meski harus ia tebus dengan linangan air mata dan dada yang sesak.


“ Terima kasih banyak ya pak “


Jean berlari keluar dari mobil yang ditumpanginya.


Menekan tombol lift dengan tidak sabaran.


Lalu berjalan cepat cepat menuju pintu unitnya dan Brian.




KLIK




Pintu terbuka.


Menampilkan unit apartemennya yang hening lengkap dengan kenangan dirinya bersama Brian terputar di dalam sana.


Seolah Jean bisa melihat sosoknya dan Brian yang berkeliaran di unit ini.


Berbagi segalanya bersama.


Makanan.


Tempat tidur.


Selimut.


Kamar mandi.


Sofa.


Semuanya.


“ Engga… ga boleh lemah, ga boleh cengeng “
Ujarnya seraya mengusap kasar air mata yang lagi lagi mengaliri kedua pipinya.


“ Bentar lagi dia pulang gue harus pergi dari sini “


Jean lantas berlari menuju kamar.


Bersusah payah meraih koper yang sengaja Brian letakkan di atas lemari.


Pak Brian | Day6 | JaehyungparkianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang