Part 36

194 17 0
                                    

Wonderfull Jogja

Me
Balik ke kamar sekarang, ada yang harus di omongin, penting.

Firda
Oke

Zahra
Siap

Andin
Mau titip apa mbak?

Inggit
Otewe

Me
Burger buto dek 2.

Andin
Oke

Ara meletakkan ponsel nya di nakas samping tempat tidur. Ia memejamkan matanya. Tak berapa lama, terdengar suara pintu di buka. Andin masuk dengan menenteng plastik yang Ara tebak berisi burger pesanannya.

"Mbak." panggil Andin yang membuat mata Ara terbuka. Gadis itu terduduk dengan wajah pucat dan rambut yang sedikit berantakan.

"Mbak baik-baik aja?" tanya Andin khawatir kemudian duduk di ranjang mendekati kakaknya.

"Pusing Ndin." rengek Ara, gadis itu menyandarkan kepalanya di bahu sang adik. Andin meletakkan tangannya di kening sang kakak dan merasakan kening sang kakak  yang menghangat.

"Mbak udah makan?" tanya Andin yang hanya mendapat anggukan dari sang kakak. "Mau Andin beliin obat? Ini burgernya di makan dulu."

"Nggak usah nanti juga sembuh sendiri." jawab Ara sambil menegakkan tubuhnya, ia menerima burger pemberian Andin.

"Kalian nggak beli?"

"Itu jatah ku sama mbak. Yang lain udah bawa masing-masing."

"Ndin, boleh tolong panggilkan yang lain kesini?" Pinta Ara pada adiknya.

Andin lalu merogoh ponselnya dari dalam tas, ia memberikan pengumuman melalui pesan suara di grup mereka agar berkumpul.

Tak lama terdengar suara bel  berbunyi, Andin bangkit untuk membukakan pintu. Semua anggota duduk di kasur mengelilingi Ara setelah dipersilahkan masuk oleh Andin.

"Are you oke, Ra?" tanya Enggar khawatir saat melihat wajah pucat Ara.

"Aku nggak kenapa-kenapa loh."

"Kenapa kita dikumpulin disini mbak?" tanya Zahra membuka obrolan.

"Ehem." Ara berdehem untuk menetralkan suara seraknya sebelum mulai berbicara. "Mas Arief minta kalian pulang naik pesawat aja besok, aku nggak dibolehin bawa kendaraan."

"Jam berapa besok kita berangkat mbak?" tanya Firda yang sedari tadi diam.

"Penerbangan jam sembilan. Hanya kalian, aku disuruh menetap di Magelang."

"KENAPA?" tanya mereka kompak tak bisa menyembunyikan rasa terkejut, termasuk Andin.

"Kalau aku pulang ke Lampung bahaya, bisa aja Rasyid masih sering kerumah, apa lagi dia tau Andin, Enggar sama Inggit nggak ada di rumah, dia pasti curiga lah. Sedangkan untuk kembali ke Pekan Baru, beberapa orang udah tau kalau aku bawa mobil dari sana, bukan nggak mungkin dia nyari info tentang keluarga kita di Pekan Baru dan nyusul kesana Ndin." jawab Ara panjang lebar.

Mahal Kita, Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang