Part 11 -Rasyid- 18+

469 30 1
                                    

-Manusia akan beragama ketika ia terluka, dan menjadi atheis saat bahagia-
.
.
.
.
🐥🐥🐥

Rasyid duduk di ruangannya, jam makan siang hampir usai tapi berkas yang harus diperiksa masih menumpuk di meja kerjanya. Ia resmi naik jabatan beberapa bulan lalu, waktunya banyak tersita di kantor. Tak ada waktu untuk berkumpul dengan teman-temannya, tak ada waktu untuk menghubungi Ara-nya, bahkan beberapa kali pria itu melewatkan telfon ayahnya.

Ditatapnya foto Ara yang ada di atas meja kerjanya, ia merindukan gadis itu. Rasyid melihat jam yang melingkar di tangan kirinya. Masih ada waktu sepuluh menit untuk menghubungi Ara sebelum jam istirahat berakhir, tak apa ia melewatkan makan siang kali ini yang terpenting rindunya terobati. Rasyid menekan tombol telfon pada layar ponselnya untuk menghubungi Ara, pada dering ke tiga Ara menjawabnya.

"Assalamu'alaikum." Bibir Rasyid mengukir senyum begitu ia mendengarkan suara wanita pujaannya.

"Wa'alaikumussalam, Ara gimana kabarnya?

"Alhamdulillah baik. Rasyid gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik. Sudah wisuda ya Ra?" tanya Rasyid antusias.

Obrolan mereka terhenti oleh panggilan dari nomor tak dikenal, Rasyid mengerang sebal.

"Ya ada apa?" Jawab Rasyid tanpa salam pada orang yang menelfonnya.

"Benar ini Rasyid?" Tanya seorang wanita di seberang sana.

"Iya. Ini siapa?"

"Aku Silvi. Mas Eko memberikan nomormu pada ku. Salam kenal Syid."

"Maaf ini masih jam kantor, saya tutup telfonnya jika tidak ada pembicaraan penting." Rasyid menutup sambungan telfonnya secara sepihak, ia kesal sekarang. Bisa-bisanya ada orang iseng yang mengganggu waktu pentingnya dengan Ara.

🐥🐥🐥

Rasyid berjalan menuju tempat parkir motor, ia berencana ke tempat fitnes setelah ini. Tiba di parkiran motor ia bertemu dengan Eko, rekan kerja nya. Lelaki itu tampak sedang bertengkar dengan seorang wanita. Rasyid yang tak ingin ikut campur langsung menuju motornya, tetapi panggilan Eko menghentikan langkahnya.

"Syid. Tunggu." Ucap Eko yang berjalan mendekatinya bersama si wanita tadi.

"Apaan bor? Mau balik ini, keburu tempat fitnes tutup."

"Halah besok aja fitnesnya. Ini ada yang mau kenalan. Kenalin, dia Silvi. Kerja di mall AEON. Silvi, ini Rasyid yang gue kenalin tempo hari." Ujar Eko memperkenalkan keduanya.

"Hai Syid, aku Silvi yang hubungi kamu tadi siang. Salam kenal ya." Silvi memperkenalkan dirinya antusias.

"Rasyid." jawab Rasyid sambil menjabat tangan Silvi.

"Ya sudah kalau gitu, bor gue duluan ya. Kalian lanjut kenalannya, titip silvi tolong anterin pulang." Pamit Eko sambil berlari menuju mobilnya.

"Woy apa-apaan? Gue mau fitnes." Teriak Rasyid tak terima, Silvi hanya terkekeh melihat interaksi keduanya.

"Dimana alamat rumah lo?" Tanya Rasyid tanpa basa basi. Ia tak ingin berlama-lama dengan wanita ini.

"Di Parung Syid." Jawab Silvi malu-malu.

"Gila apa si Eko, udah malem nyuruh gue anter cewek ke Parung. Nggak kurang jauh apa?" Rasyid tak dapat menutupi kekesalannya, ia tak peduli akan dinilai seperti apa oleh wanita di hadapannya ini.

Mahal Kita, Mas! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang