-Jika perjalanan hidupmu selalu mulus dan indah, kamu tidak akan pernah tau bagaimana caranya melangkah dengan hati-hati-
.
.
.
.
.🐥🐥🐥
"Mbak, kulit mbak cantik banget ih." ucap Ara saat gadis itu sedang memperhatikan Gita menggunakan rangkaian skincarenya.
"Kamu mau Ra?"
"Mau apa mbak?" tanya Ara tak mengerti.
"Mau perawatan? Biar mantan-mantan mu nyesel. Kunci utama bikin mantan nyesel ya dengan cara glow up Ra."
"Kan mahal mbak."
Gita terkekeh mendengar pengakuan adik iparnya tersebut. "Sebenernya mbak tuh lagi cari ide gimana caranya ajak kamu perawatan tanpa bikin kamu tersinggung. Jujur kamu tuh cantik banget Ra, bodygoals banget. Cuma kurang sentuhan klinik kecantikan aja. Mau ya Ra?"
"Nanti mas Arief marah karena mbak hambur uang buat perawatanku." tanya Ara ragu.
"Ra, listen to me. Kamu adik kesayangannya. Apa aja yang kamu minta pasti dikasih sama mas mu. Coba aja minta mobil kalau kamu nggak percaya, dateng pasti mobil dari dealer." Ara menatap Gita tak percaya.
Dan disinilah mereka sekarang, klinik kecantikan terbesar yang ada di Dumai. Gita tak main-main dengan ucapannya, ia memilihkan paket perawatan terbaik untuk Ara.
Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki tak ada yang terlewat. Prosesnya dilakukan sebanyak tiga kali. Mereka harus kembali ketempat itu dua bulan lagi untuk melanjutkan perawatan.
Belasan juta biaya yang diperlukan, dan sepertinya Gita sama sekali tak memperdulikan hal itu. Ia hanya ingin yang terbaik untuk Ara.
"Mau belanja dulu Ra?" tanya Gita begitu mereka keluar dari klinik.
"Belanja apa mbak?"
"Ya kebutuhanmu. Pakaian, tas, sepatu. Glow up nya jangan nanggung ah."
Dengan sedikit rayuan yang dilancarkan oleh Gita, akhirnya Ara takluk dibuatnya. Gadis itu membelokkan mobil yang dikendarainya ke mall yang tak jauh dari klinik.
Gita memilihkan pakaian terbaik untuk Ara. Mulai dari pakaian tidur, pakaian santai, pakaian untuk acara formal sampai gamis dan kerudung.
Awalnya Gita hendak membelikan Ara berbagai produk tas dan sepatu dengan harga fantastis, namun Ara mengancam tidak akan mau menerimanya. Akhirnya Gita lah yang mengalah.
Terakhir mereka membeli sebotol parfum, Gita membebaskan Ara untuk memilih. Gadis itu memilih parfum dengan aroma yang lembut, selera Ara sekali.
Mereka pulang ke rumah menjelang sore. Gita tak pernah khawatir meninggalkan anak-anaknya, selain karena Arsya sudah bisa diandalkan untuk menjaga adiknya, juga ada asisten rumah tangga yang akan membantu Arsya.
"Tante Ara cantik banget." Puji Rasya saat melihat mama dan tantenya memasuki rumah.
"Kecil-kecil pinter gombal sih bang." kekeh Ara sembari mencubit pipi Rasya gemas.
Ara bergegas menyusul Gita kedapur sebelum mendapat protes dari Rasya karena berani menggoda pria kecil itu lagi.
"Assalamu'alaikum."
Salam seorang pria dari pintu depan. Tyza yang pertama kali melihat kedatangan papanya langsung berjalan tertatih menghampiri.
"Pa pa pa pa." celoteh Tyza.
"Papaaaaaaa." teriak anak-anak Arief heboh.
"Uuuuh anak-anak papa. Jadi anak pinter kan selama papa nggak di rumah?" tanya Arief sembari mengecup puncak kepala anaknya satu persatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mahal Kita, Mas!
RomansaKalau sekedar berniat singgah, aku hanya akan memberi mu kopi, bukan hati!