Bagian 1

57 2 0
                                    

"Sekumpulan villain datang menyerang gedung U.S.J milik UA academy, beberapa murid......" suara berita di televisi memenuhi ruang tamu, "Hikari, kamu yakin ingin ke UA? Mama khawatir...." kata mama ku setelah melihat berita di televisi, "Ma... tenang saja, Hikari sudah bisa jaga diri kok, ya kan....?" Tanya ayah yang sedang baca koran kepadaku, aku yang sedang sarapan membalas dengan senyuman.

Namaku Hikari, Kitsune Hikari, quirk ku adalah ilusi, seperti rubah kebanyakan

Namaku Hikari, Kitsune Hikari, quirk ku adalah ilusi, seperti rubah kebanyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Profil Hikari

Aku baru saja mendaftar di akademi pahlawan UA. Ceritanya cukup panjang kalau ditanya kenapa aku terlambat mendaftar untuk masuk UA, tapi untungnya kepala sekolah nezu mengizinkanku menjadi murid akademi dan masuk jurusan pahlawan.

"Hikari, kamu siap-siap sekarang biar tidak telat," kata mama ku "Iya ma...." balasku. Itu mamaku, Sakura Kitsune, pemilik perusahaan interior yang cukup terkenal di Jepang. Quirk beliau, mama ku bisa merubah diri menjadi hewan apa saja, ya meskipun quirknya cukup hebat, beliau lebih memilih menjalani hidup sebagai orang biasa dan ngga mau merepotkan diri melawan villain. "Ayah, ayah juga siap-siap buat nganterin Hikari," kata mamaku, ayah mengangguk lalu meletakkan korannya dan pergi bersiap-siap. Ayahku, Huugo Kitsune, adalah seorang mantan hero yang cukup terkenal, beliau berhenti karena suatu insiden yang cukup parah hingga menghilangkan salah satu kemampuan matanya untuk melihat sehingga performanya menurum. Sekarang, ayah hanya akan beraksi kalau dipanggil saja dan kesehariannya diisi dengan membantu ibu di perusahaannya, quirknya sama denganku, ilusi.

Aku dan ayah siap untuk berangkat, "Aku berangkat ya ma," salamku, "Hati-hati ya Hikari, ingat kalau ada apa-apa, telepon mama ok, dengerin kata-kata sensei, dan ja–" "Ma... aku berangkat ya...." potong ku, "O, o iya, maaf hehehe, yaudah hati-hati ya," kata mama melambaikan tangan ke arahku. Mama memang selalu khawatir aku kenapa-napa, maklum anak satu, "hehe mama mu memang ngga pernah berubah Hikari," kata ayah, aku tertawa kecil.

SEMENTARA ITU DI UA

"Jadi, aku yang akan menjadi wali kelasnya?" Tanya Pak Aizawa ke kepala sekolah Nezu, "Iya, tenang saja Aizawa, aku bisa bilang dia anak yang menjanjikan," balas kepala sekolah Nezu, "Hah.... semoga saja dia tidak merepotkan seperti yang lain," kata Pak Aizawa, "Tapi... maaf ya Aizawa, padahal kamu harusnya istirahat sekarang," kata kepala sekolah Nezu, Aizawa hanya menghembuskan nafas.

KEMBALI KE HIKARI

Akhirnya aku sampai di UA, aku melihat kepala sekolah Nezu bersama seseorang yang penuh dengan perban sedang menungguku. Setelah parkir aku dan ayah turun dari mobil lalu menemui kepala sekolah Nezu, "Hei Nezu, kau tampak sehat..." kata ayahku memeluk kepala sekolah Nezu, "Kau.... e... kau tidak apa-apa Eraserhead?" tanya ayah kepada pria yang dipenuhi perban itu, "Aku baik, jadi anakmu yang akan menjadi muridku Hyu-lusion?" Tanyanya kepada ayah, "Ayolah, aku sudah tidak memegang nama itu, iya ini anakku Hikari," kata ayah memerkenalkan diriku, aku menunduk memberi salam, Dia seperti mumi, batinku, "Baiklah Nezu, aku titip anakku ya," "Baik, aku akan menjaganya dengan baik Huugo," balas kepala sekolah Nezu, ayahku tersenyum. Setelah melambaikan tangannya dari dalam mobil dia pergi untuk mengantarkan mama ke kantornya.

"Baiklah Hikari-kun, ini pak Aizawa, dia yang akan menjadi wali kelas kamu selama satu tahun ini," kata kepala sekolah Nezu memperkenalkan pak Aizawa, "Senang bertemu denganmu sensei," kataku memberi salam, dia mengangguk, "Senang bertemu denganmu juga, semoga saja kamu tidak seperti yang lain," kata pak Aizawa datar, aku bingung mendengarnya. "Baiklah pak Aizawa, bawa Hikari ke kelas 1-A," kata kepala sekolah Nezu, Pak Aizawa mengangguk lalu mengajakku mengikutinya.

"Oke, ini kelasnya," kata pak Aizawa berhenti di depan sebuah pintu yang besar.

"Oke, ini kelasnya," kata pak Aizawa berhenti di depan sebuah pintu yang besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Wow, besarnya, jadi ini yang namanya pemborosan, batinku. Pak Aizawa membuka pintu itu lalu kami masuk ke dalam kelas, keadaannya cukup ramai, ada yang segerombol anak-anak perempuan yang sedang mengobrol, ada seorang anak dengan rambut pirang sedang berpose atau entahlah, ada juga anak dengan rambut agak berantakan sedang mengobrol dengan perempuan dengan rambut coklat, mereka sepertinya cukup dekat. Mereka bukannya anak-anak yang muncul di berita akhir-akhir ini? Batinku.

"SEMUANYA DIAM, AIZAWA-SENSEI SUDAH DATANG!" Teriak seseorang yang memakai kacamata, seketika kelas itu diam dan melihat ke arahku dan pak Aizawa, "Baiklah, duduk di tempat masing-masing," kata pak Aizawa, "kita kedatangan murid baru, perkenalkan dirimu," aku mengangguk, "Salam, namaku Hikari Kitsune, panggil saja Hikari, senang bertemu dengan kalian," kataku memperkenalkan diri, "Kitsune memang terlambat mendaftarkan diri, tapi dia sudah melewati tes seperti kalian agar bisa masuk UA," jelas Pak Aizawa, "baiklah kau boleh duduk," kata Pak Aizawa mempersilahkan ku duduk. Pelajaran pun dimulai.

Akhirnya istirahat, kataku sambil meregangkan tangan dan kaki. "Hikari-kun, mau ke kantin bareng kami?" Tanya anak perempuan dengan rambut coklat tadi, "Oh boleh e..." "Uraraka, Ochaco Uraraka," katanya memperkenalkan diri, "Ok, senang berkenalan dengan mu uraraka," kataku, "Sama-sama," balasnya. Aku dan Uraraka serta dua orang lagi berjalan bersama menuju kantin. "Oiya, deku-kun, Iida, kalian juga memeperkenalkan diri dong....." kata Uraraka kepada kedua temannya, Deku?  kedua temannya mengangguk, "Namaku Izuku Midoriya, salam kenal," kata laki-laki yang rambutnya sedikit berantakan, "Aku Tenya Iida, aku ketua kelas 1-A, salam kenal," kata laki-laki yang memakai kacamata, Tangannya ekspresif sekali....., batinku aku membalas dengan senyuman, "Nah kita sudah sampai kantin," kata Uraraka, aku terkagum melihat kantin itu, luas dan ramai, tapi tetap rapi. "Ada makanan apa saja di sini?" Tanyaku, "O kantin ini menjual semua makanan," jelas Midoriya, "Semua?!" Kataku antusias, midoriya mengangguk, "Ayo kita langsung antri," kata Iida.

Midoriya ngga berbohong, semuanya ada, batinku saat sudah berada di meja makan kantin dan mulai memakan ramen ku. "Hikari," panggil Midoriya, "jadi, apa quirk kamu?" Tanyanya, "Hm, quirk ku ilusi," jawabku, "Ilusi?" Tanya Uraraka, "Iya, e sebagai contohnya," aku mengambil sendok ramenku lalu mengangkatnya. Seketika sendok itu berubah menjadi ayam goreng, "Uwooohh...." seru mereka bertiga, aku tersenyum puas. "Wah, keren juga kau anak baru," anak laki-laki dengan rambut kuning dengan aksen hitam yang langsung mengambil ayam goreng itu dan ingin memakannya, "Eh, ja–" "ITAI..." terlambat, dia sudah memakannya, aku menahan tertawa. "Kamu ngga papa kaminari-kun?" Tanya midoriya ke anak bernama kaminari tadi, aku mengambil kembali ayam, atau sendok, tadi, "Ini hanya ilusi...." kataku mengembalikannya ke bentuk sendok ramen, "He...." Kaminari terkagum melihatnya, aku masih menahan tawaku, "Makanya kalau lihat makanan jangan langsung diambil," kata seseorang dengan rambut yang melingkar berwarna ungu, Kecilnya.... batinku saat melihat anak itu, "Ayo kita kembali ke kelas kaminari," kata anak itu, mereka berdua pun pergi.

Ya begitulah hari pertamaku di UA.

Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang