Bagian 7

9 1 0
                                    

"PERTANDINGAN PERTAMA, MESKI PENAMPILANNYA BAGUS, APA-APAAN WAJAH ITU, DARI PRODI PAHLAWAN, IZUKU MIDORIYA,", Midoriya memasuki arena, Apa-apaan senyuman itu? Batinku melihat wajah Midoriya, "VERSUS....., MAAF, DIA MASIH BELUM MENUNJUKKAN KEBOLEHANNYA, DARI PRODI UMUM, HITOSHI SHINSO.....", Shinso memasuki arena, aku terus memerhatikannya.

"ATURANNYA MUDAH, BUAT LAWANMU KELUAR ARENA ATAU SAMPAI TIDAK BERGERAK ATAU SAMPAI LAWANMU MENGATAKAN MENYERAH.... JANGAN TAKUT TERLUKA, KAMI MEMILIKI RECOVERY GIRL YANG SIAP MERAWAT KALIAN,", "Sembarangan kalo ngomong, udah lupa kalau beliau sudah tua," kataku, "READY......? START..." Pertandingan dimulai. Shinso seperti sedang mengatakan sesuatu ke Midoriya, Ingat Midoriya.... jangan balas ucapannya, kataku dalam hati, "APA-APAAN UCAPANMU?!" Teriak Midoriya. Aku diam sebentar dan melihat Midoriya sudah berdiri seperti patung, "AHO......" Teriak ku kesal dan sepertinya Ojiro setuju denganku.

"MIDORIYA, PERTANDINGAN PERTAMA SUDAH TERDIAM....". Semua yang menonton juga bertanya-tanya apa yang terjadi, "Ojiro, kamu sudah memperingatkannya kan?" Tanyaku, "Sudah, aku sudah memberi tahunya empat mata tadi," jawab Ojiro, Dasar bodoh, batinku kesal, "MESKIPUN TIDAK MENCOLOK, SHINSO APA MUNGKIN DIA BERBAHAYA?!", aku benar-benar kesal dengan Midoriya sakarang. "Hikari-kun, Deku-kun kenapa?" Tanya Uraraka, "Dia sudah terkena quirknya Shinso," jawabku, Uraraka terkejut mendengarnya.

Midoriya mulai berjalan keluar arena, "Quirk Shinso benar-benar berbahaya....." gumamku. Entah kenapa aku merasa bergairah membayangkannya. Sementara itu, Midoriya hampir keluar dari arena, Uraraka berusaha memanggil nama Midoriya, tapi tidak berhasil, "Sudahlah Uraraka, dia hanya akan sadar dengan guncangan pada tubuhnya," kataku menghentikan Uraraka. Uraraka melohat ke arahku, "aku juga tidak bisa melakukan apa-apa, aku takut hal itu sama saja dengan curang," jelas ku seolah tau isi kepala Uraraka. Ayolah Midoriya.... kamu memiliki kemauan yang kuat, lawanlah.... kataku dalam hati berharap Midoriya bisa menyadarkan diri, tapi berharap saja tidak ada gunanya.

Midoriya tinggal beberapa langkah lagi keluar arena, tiba-tiba, muncul ledakan dari arah Midoriya dan dia berhenti bergerak, "Bagus Midoriya....." kataku bersemangat, sepertinya Shinso kaget melihat Midoriya lepas dari quirknya. "Hm?" Aku memerhatikan lagi keadaann Midoriya, jarinya patah, Jadi itu yang membuatnya tersadar, pikirku, benar-benar nekat anak itu, aku menggigit kukuku menenangkan diri. Shinso kembali mengajak Midoriya berbicara, tapi Midoriya tidak menggubrisnya dan mulai berlari mendekati Shinso, dia mendorong Shinso sampai ke ujung arena. Shinso tetap mengajaknya bicara, bahkan memukul-mukul Midoriya agar dia membalas kata-katanya, Bagus Midoriya, terus seperti itu..... pikirku. Keadaan sempat berbalik, tapi Midoriya berhasil membanting Shinso keluar arena.

"SHINSO KELUAR ARENA, MIDORIYA MAJU KE BABAK SELANJUTNYA," pengumuman dari Midnight-sensei disambut sorakan dari penonton, aku tersenyum puas melihat kejadian itu. Shinso terlihat kesal dengan kekalahannya. "Hikari-kun?" Kata Uraraka, "Toilet," jawabku. Tentu saja aku tidak ke toilet, aku ingin menemui Shinso. Aku melihatnya berjalan dengan suram memasuki lorong, tapi sebelum itu aku mendengar dia mendapat pujian dari banyak pro-hero. Dia lanjutkan berjalan, tapi dengan senyuman simpul di wajahnya.

"Sepertinya kau banyak dipuji ya, Hi-kun," kataku saat melihatnya di depanku, "Hm, sedang apa kau?" Tanyanya dingin, "Ayolah, memangnya seorang teman tidak boleh menemui temannya," kataku merangkulnya, "Hh, kau bahkan tidak menyapaku saat aku ada di depan kelasmu," katanya kesal, E... masih sensitif ternyata, batinku, "Ayolah, sudah lama kita tidak bertemu.... penampilanmu hampir semuanya berubah," kataku beralasan, dia hanya mendengus. "Tapi Hi-kun, kenapa kamu memilih prodi umum?" Tanyaku, "Heh, kamu berharap aku mencuci otak robot?" Jawabnya, iya juga.... "kau sendiri, bagaimana bisa masuk prodi pahlawan? Quirkmu kan ngga beda jauh," tanyanya, "Hehe, kau terlalu meremehkanku Hi-kun, meskipun aku tidak bisa memakai ilusiku, aku tetap memanfaatkan fisikku," jawabku, dia tidak puas, "makanya kamu rajin-rajin olahraga, biar ngga loyo seperti ini, Hi-kun," ejekku sambil mengangkat tangannya yang loyo, dia tersenyum dan menarik tangannya, "Sudahlah, aku ingin beristirahat, salam untuk keluargamu," katanya sambil berlalu, "Oke," jawabku, tapi setelah itu aku tidak bisa bergerak, Sialan kau HI-KUN! ...... kataku kesal.

Aku berjalan kembali ke tempat duduk ku, "Ah Midoriya...." sapaku saat melihat Midoriya keluar dari ruangan Recovery Girl, "Ah, Hikari-kun," sapanya balik, "Bagaimana jarimu?" Tanyaku, "Ya tinggal menunggu pulih saja," jawabnya memerlihatkan jarinya yang diperban. "He... cukup parah juga ya," kataku melihat jari Midoriya, "Ya, aku sudah terbiasa," balas Midoriya, Terbiasa? Aku menghentikan langkahku, "Hm? Hikari-kun?" Kata Midoriya, "Midoriya...." kataku, "umur berapa kamu mendapat quirkmu?" Tanyaku curiga, mendengar itu dia terkejut dan terdiam. "Yah, kalau kamu tidak mau memberitahu aku tidak memaksa," kataku berjalan mendahului Midoriya.

"Ah, Deku-kun, Hikari-kun," panggil Uraraka. Aku dan Midoriya duduk di tempat kami, "Kerja bagus Deku-kun," kata Uraraka memuji Midoriya, Ojiro juga memujinya.

"TERIMA KASIH SUDAH MENUNGGU, PERTANDINGAN BERIKUTNYA ADALAH..... MEREKA," pengumuman dari Mic-sensei, "PADAHAL TAMPIL BAGUS, TAPI APA-APAAN WAJAH POLOSNYA ITU, DARI PROODI PAHLAWAN, HANTA SERO....." Sero mulai memasuki arena sambil peregangan, Lagi-lagi perkenalan yang aneh, batinku, "VERSUS, JUARA 2 BERTURUT-TURUT, KAMU TERLALU KUAT, KEMAMPUAN MURID JALUR UNDANGAN MEMANG BERBEDA, DARI PRODI PAHLAWAN JUGA, SHOTO TODOROKI....." Todoroki mulai memasuki arena, "Apa-apaan wajah suram itu," gumamku. "BAIKLAH, INI DIA PERTANDINGAN KEDUA DI BABAK FINAL! READY..... START!"

Pertandingan kedua dimulai, Sero menyerang terlebih dulu, dia membungkus Todoroki dengan selotipnya dan mengayunkannya keluar arena, tapi tiba-tiba Todoroki mengeluarkan es yang sangat besar sampai-sampai mengguncang stadion. "Oi oi.... itu hampir saja," gumamku karena esnya tepat berada di depan bangku kelas 1-A. "SERO TIDAK DAPAT BERGERAK, TODOROKI MASUK KE BABAK KEDUA," pengumuman dari Midnight-sensei, "Todoroki benar-benar tidak tau cara menahan diri ya...." kataku menoleh ke Midoriya dia balas dengan anggukan cepat darinya dan Uraraka. Penonton seketika meneriaki "JANGAN DIPIKIRKAN....." tapi aku tahu, Midoriya pikirannya sedang kacau sekarang.

"EVERYBODY, MAAF MEMBUAT KALIAN MENUNGGU, WAKTUNYA PERTARUNGAN SELANJUTNYA....." pengumuman dari Mic-sensei, ya memang vutuh yang sangat lama untuk menyingkirkan es buatan Todoroki. "PEMBUNUH DARI KELAS B, SI CANTIK NAMUN BERDURI, DARI PRODI PAHLAWAN, IBARA SHIOZAKI....", Mic-sensei punya masalah apasi dengan perkenalan-perkenalan ini..... aku mulai kesal, "VERSUS.... SPARKING KILLING BOY, DARI PRODI PAHLAWAN, DENKI KAMINARI.....", Sparking? Batinku.

"ANU...." Shiozaki mengangkat tangannya, "Maaf memotong pembicaraan, maksudnya 'pembunuh' itu apa ya?" Tanyanya, He? Dia protes? Tanyaku dalam hati, "tujuan saya ke sini hanya untuk menang, saya tidak bermaksud untuk merenggut nyawa," lanjut Shiozaki, DIA PROTES.... "AKHIRNYA ADA YANG PROTES SOAL PERKENALAN ITU....." teriakku dengan gembira yang seketika menjadi pusat perhatian, aku hanya terduduk dengan malu. "MA-MAAF SOAL ITU," balas Mic-sensei, "Terima kasih atas pengertian Anda...." balas Shiozaki.

"START", Denki mulai mengeluarkan listriknya, "Ya, dia kalah," ucapku, mendengar itu semua anak kelas menoleh ke arahku, "Apa maksudmu Hikari-kun?" Tanya Iida, "Coba kalian perhatikan, Shiozaki bisa mengendalikan rambutnya yang seperti sulur, dan bisa ku bilang rambutnya tidak menghantar listrik," jelas ku, "Benar juga, jadi kalau Kaminari-kun mengeluarkan quirknya, itu tidak akan berpengaruh," balas Midoriya, "Betul, dan kalian taukan bagaimana jadinya setelah Denki mengeluarkan quirknya," lanjutku, semua yang mendengar mengangguk setuju. Benar saja, semua yang kukatakan terjadi, Denki kini tidak bisa bergerak karna tanaman merambat Shiozaki, "YANG MAJU KE BABAK KEDUA, SHIOZAKI," pengumuman dari Midnight-sensei disambut dengan sorakan dari penonton. "ARE ARE...." Sebuah suara menarik perhatian kelas kami, ternyata Monoma, "Bukannya tadi bilang bakal berakhir dalam sekejap ya? Aneh banget ya.... dia dikalahkan dalam seke-" kata-kata Monoma terpotong karena aku menembakkan peluru BB ke kepalanya (jangan pernah dilakukan BAHAYA!). "Maaf ya," kata Kendo sambil membawa Monoma menjauh.

Tiba-tiba aku mendengar seperti ada orang berbicara. Ternyata Midoriya yang sedang mengoceh sendiri, dia langsung jadi pusat perhatian. "Padahal baru saja selesai, kamu sudah memikirkan strategi melawannya ya," kata Uraraka menghentikan ocehan Midoriya, seketika dia salah tingkah. "Tidak ini hanya hobi saja, aku menulis semua quirk anak-anak kelas A, lihat bahkan datamu saja ada," kata Midoriya menunjukkan halaman bergambar Uraraka, "He.... kamu seram ya Midoriya..." kataku, dia salah tingkah lagi, "Tapi...." katanya, "tinggal data Hikari-kun saja yang belum ada," lanjutnya, "Eh?" Sekarang aku merasa diincar, "Hm... kamu ada data ayahku?" Tanyaku, "Hyu-lusion? Ada...." jawabnya, "Nah, bisa aku bilang dataku ngga beda jauh sama data ayahku," kataku sambil tersenyum.

Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang