Bagian 25

5 1 0
                                    

Aku, Uraraka, dan Tsuyu pergi menyusul Midoriya dan yang lainnya setelah mengamankan anak kelas B yang dipercayakan Todoroki. Keadaan benar-benar parah, dari ekpresi Midoriya dan tangisannya aku bisa mengatakan mereka gagal mengambil Bakugo, meski Tokoyami sudah berhasil diselamatkan.

Beberapa saat kemudian, tim bantuan gawat darurat yang terdiri dari polisi, ambulan, dan pemadam kebakaran datang. Mereka memadamkan api, membawa yang tak sadarkan diri, dan merawat yang mengalami luka ringan. Tanganku yang terkilir juga diobati, tapi Midoriya, sepertinya dia akan dioperasi lagi. Ada tiga orang penjahat diamankan oleh polisi, dua orang menghilang, Bakugo dan Ragdoll-san.

Keesokan harinya, kami dipulangkan, dan pelatihan pun dihentikan. Aku melihat di internet dan koran soal berita hilangnya Bakugo, "Media sekarang cepat bergerak ya...." kata Ayah membaca korannya. "Hm? Kau kenapa Hikari?" Tanya ayah melihatku murung, "Hm? Tidak, tidak apa," jawabku. Aku berjalan-jalan ke taman dekat rumah, Andai saja, aku tidak terlalu memikirkan tanganku, batinku sambil melihat tanganku yang masih diperban, aku menghela nafas. Tiba-tiba Hp ku berbunyi, "Moshi moshi.... A Uraraka ada apa?..... tidak, aku tidak sibuk..... O, boleh saja..... oke sampai ketemu di sana," aku menutup telepon lalu segera pulang ke rumah.

Dua hari setelahnya, aku dan teman-teman sekelas menjenguk Midoriya di rumah sakit, sebenarnya kami ingin menjenguknya lebih cepat, tapi dia dalam kondisi tak sadarkan diri, jadi kami menunggu dia siuman. Denki mengetuk pintu ruangan Midoriya lalu membukanya, "Ah Midoriya, kau sudah sadar," kata Denki, kami semua langsung masuk ke dalam. "Kau sudah lihat berita? Media sedang memberitakan sekolah kita," kata Denki, "Kami membawa melon, kami patungan membelinya," kata Mineta, "Aku sudah banyak merepotkanmu ya, Midoriya," kata Tokoyami, "Tidak... aku juga merepotkan kalian," kata Midoriya sedikit lemah, "apa semuanya datang?" Tanyanya, "Tidak," jawabku, "Jiro-kun, Hagakure-kun, masih belum sadarkan diri karena menghirup gas dari para penjahat," jelas Iida, "dan Yaoyorozu-kun mengalami luka parah di kepala dan dirawat juga di sini," lanjutnya, "Ada 15 orang yang datang," kata Uraraka, "Karena Bakugo tidak ikut," kata Todoroki. Mendengar itu, mata Midoriya melebar, suasana hening sejenak.

"All Might pernah bilang, 'Aku tidak bisa menyelamatkan orang yang tak bisa kujangkau' karena itulah dia akan selalu menyelamatkan orang yang bisa dia jangkau," kata Midoriya, "saat itu, sebenarnya aku bisa menjangkaunya....  seharusnya aku bisa menyelamatkannya..... karena itulah quirkku ini ada...." Midoriya mulai menangis, "seperti Aizawa-sensei katakan padaku..... tubuhku ini tidak bisa berguna," air mata Midoriya mulai menunjukkan wujudnya, "semua ini kulakukan demi menyelamatkan Kota, aku tidak bisa menyelamatkan orang yang berada di depanku....", aku mengelap air matanya dengan saputangan.

"Kalau begitu, kali ini ayo kita menyelamatkannya," kata Kirishima, kami semua terkejut mendengarnya, "Kemarin, aku dan Todoroki datang ke sini, saat kami menuju ruangannya Midoriya, kami melihat All Might dengan seorang polisi berada di ruangannya Yaoyorozu," jelas Kirishima, "Yaoyorozu berkata kalau dia memasang alat pelacak pada salah satu penjahat lalu menyerahkan transmiternya ke All Might dan polisi itu," lanjutnya, "Jadi itu artinya, kau akan meminta Yaoyorozu membuatkan alat itu lagi?" Tanya Iida, Kirishima mengangguk, "Memangnya kenapa?" Tanya Todoroki, "SEPERTI KATA ALL MIGHT, SERAHKAN SEMUANYA KEPADA PRO, INI BUKAN IRISAN YANG HARUS LITA CAMPURI!" Bentak Iida, "KAMI JUGA SUDAH TAHU TENTANG ITU! TAPI AKU TIDAK BISA MELAKUKAN APA-APA, SETELAH AKU TAHU TEMANKU DIINCAR, AKU TIDAK BISA BERBUAT APA-APA!" Bentak balik Kirishima "IIDA! KIRISHIMA! Kita ada di rumah sakit, tenangkan diri kalian," kataku menenangkan mereka, "Jika sekarang aku tidak melakukan sesuatu, aku tidak akan bisa menjadi pahlawan ataupun pria sejati!" Kata Kirishima kesal.

"Perkataan Iida-chan benar," kata Tsuyu, "Aku tahu itu," kata Kirishima, "tapi, Midoriya, tanganmu masih bisa menjangkaunya! Kita bisa menyelamatkannya!" Kirishima mengulurkan tangannya ke arah Midoriya. Aku menepis tangan Kirishima, "Jangan sembarangan, kau tidak lihat keadaan Midoriya sekarang?" Kataku, "aku tahu perasaanmu Kirishima, dan Todoroki melihat Bakugo dibawa di depan matanya, tapi cobalah untuk tidak bertindak bodoh, tidak mungkinkan kau melawan mereka sendirian," kataku, kirishima diam, wajahnya tampak kesal.

"Le-lebih baik kita serahkan saja pada All Might," kata Aoyama, "izin bertarung dari Aizawa-sensei juga sudah dicabut," lanjutnya, "Aoyama benar," balas Tokoyami, "Meski sebenarnya aku tak berhak berkata apapun karena aku juga kalian selamatkan," lanjutnya, "Teman-teman, kita semua syok karena penculikan Bakugo-chan, tapi ayo pikirkan baik-baik," kata Tsuyu, "entah bagaimana perasaan kita, kalau kita terjun bertempur lagi, berarti kita melanggar aturan lagi, itu tidak ada bedanya dengan para penjahat," lanjutnya, suasana hening seketika.

Tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, itu dokter, "Maaf mengganggu, sudah waktunya Midoriya diperiksa," katanya, "Cepat sembuh ya," kataku sebelum keluar dari ruangan. Tiba-tiba Hp ku bergetar, ada pesan masuk, "Hm? Aizawa-sensei?" Kataku sambil membaca pesan itu.

Sorenya, ayah bersiap-siap pergi untuk menyerbu markas penjahat, "Aku kaget ayah di ajak juga...." kataku, ayah tersenyum, "Tentu saja.... begini-begini ayah masih bisa bertarung," balas Ayah. "Mama akan ikut katanya, jadi kamu sendirian lagi ya Hikari," kata ayah, aku mengangguk, Tumben sekali mama mau ikut hal seperti ini, batinku, "ayah berangkat ya!" Katanya sambil keluar rumah, "Hati-hati ya, jangan kehilangan mata lagi," godaku, ayah tertawa lalu pergi. "Baiklah, saatnya melakukan tugasku," kataku.

SUDUT PANDANG MIDORIYA

Aku keluar dari rumah sakit bersama Yaoyorozu, di depan, Todoroki dan Kirishima sudah menunggu, "Yaoyorozu, apa jawabanmu?" Tanya Kirishima, "Aku—" 'TUNGGU!" Iida memotong kata-kata Yaoyorozu, kami terkejut melihat dia. "Kenapa harus kalian?" Tanyanya, "kalianlah yang menghentikan tindakan gegabahku, dan kita bertiga telah mendapat pengampunan khusus, tapi kenapa kalian berupaya membuat kesalahan yang sama denganku?" Lanjut Iida, "Apa yang kau bicarakan?" Tanya Kirishima, Todoroki menepuk pundaknya, "Kita para pahlawan sedang dalam situasi terdesak, UA tengah dalam kondisi yang buruk," kata Iida, "siapa yang akan bertanggung jawab atas perbuatan kalian ini?!" Lanjutnya, "Iida-kun, bukan begitu, kami tidak berpikir bahwa melanggar peraturan itu baik—" tiba-tiba Iida memukulku, "Aku juga merasa kesal! Aku khawatir, karena itu wajar! Aku adalah ketua kelas kalian! Aku khawatir pada semua teman kelasku!" Omelnya.

"Saat aku melihat lukamu, aku langsung terbayang kakakku yang terbaring sakit, bagaimana kalau tubuhmu tidak bisa sembuh lagi?!" Kata Iida hampir menangis, dia memegang kedua pundakku, "apa kalian tidak peduli terhadap apa yang aku rasakan?" Lanjutnya, "Iida, kami sendiri tidak berharap menang dan menghadapi mereka langsung," kata Todoroki, "kami berencana menyelamatkannya tanpa bertarung," lanjutnya, "Intinya ini tindakan diam-diam, itulah yang harus kami lakukan tanpa melanggar peraturan," tambah Kirishima, "Aku memercayai Todoroki-san, tapi untuk berjaga-jaga jika sampai terjadi sesuatu, aku juga akan ikut sebagai penjaga mereka," tambah Yaoyorozu, "Aku sendiri tidak mengerti, tapi saat mendengar bahwa aku masih bisa menggapainya, aku jadi tidak bisa berdiam diri," kataku, "aku ingin sekali menyelamatkannya!" Lanjutku.

Iida terdiam sesaat, "Aku tidak bisa membujukmu ya," kata Iida, "kalau begitu ajak aku juga!" Perintah Iida, kami kaget mendengarnya, aku mengangguk setuju.

Saat ingin keluar gerbang rumah sakit, tiba-tiba muncul lubang yang besar di tanah tempat kami berpijak, sehingga kami jatuh. "Apa-apaan ini?" Tanya Kirishima, "Kenapa, tiba-tiba ada lubang di sini?" Tanya Yaoyorozu. Todoroki mencoba memanjat, tapi ketika dipanjat, lubangnya malah makin dalam. "Ahah.... jadi kalian benar-benar pergi ya?!" Kata seseorang mendekati lubang ini, "Maaf ya teman-teman, aku tidak bisa membiarkan kalian pergi,", orang itu sudah berdiri di pinggir lubang, aku melihat mata orang itu bercahaya, "HIKARI-KUN?!" kataku saat bisa melihat orang itu dengan jelas, sontak yang lain juga terkejut.

Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang