Bagian 38

2 1 0
                                    

Besoknya, aku menerima kabar kalau Bakugo dan Midoriya di skors dan harus membersihkan asrama selama waktu yang ditentukan. "Kau ini ada-ada saja Midoriya," kataku, "Mau bagaimana lagi, aku harus memepertahankan diriku," katanya sambil menyapu, "Ya sudah, kalau begitu semangat ya, jangan berbuat aneh-aneh waktu berduaan sama Bakugo, hihihi," godaku, dia kebingungan.

Saat di sekolah, kepala sekolah akan membuka masa belajar semester 2. "Semuanya dengar! Jangan keluar barisan dan langsung menuju lapangan!" Teriak Iida, "Hah.... berisik sekali," keluhku, "Sero, kau tidak bisa memplester mulutnya apa?" Tanyaku, "Mana mungkin aku melakukan itu," katanya, aku menghembuskan nafas.

"Aku sudah dengar lo, kelas A," kata Monoma menunggu kami, "Dua orang! Katanya ada dua orang di kelas kalian yang gagal dalam ujian surat izin pahlawan sementara," katanya, "Hah.... tambah dia lagi," aku membuat pistol BB seperti biasa, tapi Tsuyu menahanku lagi, "Bahaya, Hikari-chan," katanya, aku tidak bisa berdebat dengannya, aku hilangkan pistolnya. "Kalau begitu,apa kali ini kelas B kamu yang gagal?" Tanya Kirishima, Monoma tertawa, "Kami semua.... berhasil lulus," katanya menyombong, "Maafkan aku, teman-teman," kata Todoroki suram.

"Kata Vlad-teacher, di semester ini kita akan mengikuti kelas gabungan, aku sudah tidak sabar," kata Ponny dengan aksen Amerikanya, Monoma membisikkan sesuatu ke Ponny, "Aku akan menghajar kalian semua sampai kalian tidak bisa berdiri lagi," katanya, Monoma!!! Batinku mulai tidak sabar, aku langsung memukulnya dengan palu godam, dia pingsan, yang lain kaget melihatnya, "Hah.... maaf ya Kendo, kerjaanmu aku ambil sebentar," kataku, "I-iya tidak apa," katanya.

"Hei, kalian menghalangi jalan!" Kata seseorang, "Hi-kun!" kataku melambaikan tangan, dia balas tersenyum. "Kau akrab dengannya?" Tanya Sero, aku mengangguk, "Dia teman ku dulu waktu kecil," kataku, entah kenapa, yang lain kaget mendengarnya.

Kami sudah berbaris di lapangan. "Hai semua, ini aku kepala sekolah mamalia mungil kesayangan kalian..." kata kepala sekolah Nezu, "akhir-akhir ini, kualitas bulu yang kubanggakan mulai menurun, aku kesulitan merawatnya, ini juga ada hubungannya dengan manusia, meskipun kalian sudah melakukan diet seimbang sambil mengosumsi zinc dan vitamin, sudah kuduga yang terpentinga adalah...." lanjut kepala sekolah Nezu, "Wah, ini sih akan lama," kataku. ".... yang pasti sudah kita ketahui bersama, hilangnya pilar kebanggaan kita, pengaruh insiden itu muncul lebih cepat dari dugaan kita, mungkin tidak lama lagi, kita akan menghadapi masa-masa sulit di masyarakat, terutama kalian, siswa jurusan pahlawan, kalian harus melakulan kegiatan di luar aktivitas sekolah, seperti pelatihan magang kepahlawanan yang diikuti siswa kelas dua dan tiga, dengan begitu kalian bisa mengalami situasi di lapangan dan melatih pengambilan keputusan.....", "Hm? Ada magang lagi?" Tanyaku, "Mungkin lanjutan latihan praktik waktu semester 1," jelas Ojiro, "He...." balasku. ".... saat kita membicarakan hal-hal yang suram seperti ini, kalian pastii sulit bernafas kan? Para orang dewasa berusaha keras melawan kesulitan tersebut, kami ingin kalian semua belajar dari mereka agar bisa tumbuh menjadi orang yang bisa diandalkan.... kalian para siswa jurusan bisnis, jurusan umum, jurusan pendukung, serta jurusan pahlawan, jangan lupa kalian adalah penerus dari kehidupan bermasyarakat ini," kepala sekolah Nezu selesai berpidato.

"Bapak kepala sekolah, terima kasih atas pidatonya," kata Vlad-sensei, "baiklah, selanjutnya sambutan dari guru ekskul bimbingan gaya hidup, Pak Hound Dog," lanjutnya. "Grr... kemarin.... grr... DI ASRAMA, GRR.... WARGH.... GRAGH.... TIDAK TERBIASA.... GRHH... TINGGAL... GRRRHH.... GRAH.... AUU....." kata Houd Dog-sensei, Bicara yang jelas sensei.... batinku, "Anu, jadi begini, tadi malam, ada siswa yang berkelahi, kalian mungkin tidak terbiasa tinggal di asrama, tapi teruslah hidup sederhana, begitu katanya," kata Vlad-sensei menerjemahkan kata-kata Hound Dog-sensei, Kenapa tidak Vlad-sensei saja yang pidato daritadi? Batinku. "Sekarang, kembalilah ke kelas masing-masing!" Katanya. Kami kembali ke kelas.

"Baiklah, mulai hari ini kita akan melanjutkan pelajaran di kelas," kata Aizawa-sensei memulai pelajaran. "Maaf, bolehkah saya bertanya, sensei?" Tsuyu mengangkat tangan, "apa bapak bisa menjelaskan 'pelatihan magang' yang diucapkan pak kepala sekolah tadi?" Tanyanya, "Ah iya, pak kepala sekolah menyinggung itu tadi," kata Sero, "Pak kepala sekolah bilang, pelatihan itu sering diikuti oleh senpai kami," kata Yaoyorozu. "Sebenarnya aku ingin membicarakan itu nanti, tapi kurasa sebaiknya aku mengatakannya sekarang," kata Aizawa-sensei, "sederhananya, ada aktivitas magang kepahlawanan di luar sekolah, seperti aktivitas magang yang kalian lakukan di bawah bimbingan pro hero sebelumnya dan kali ini lebih serius lagi," jelas Aizawa-sensei. "Lalu kerja keras kami saat festival olahraga untuk apa?!" Teriak Uraraka, "Tenanglah, Uraraka," kata Sato, "Tapi...." balasnya. Iya juga, dia hampir sekarat melawan Bakugo waktu itu, batinku, "Pelatihan magang kepahlawanan menggunakan informasi dari festival olahraga sebagai koneksi, ini memang bukan bagian pelajaran di sekolah, tapi magang akan menanamkan sikap bijaksana bagi para siswa," jelas Aizawa-sensei.

"Jadi para siswa yang tidak mendapat perhatian khusus di festival olahraga dulu akan sangat sulit untuk berpartisipasi dalam aktivitas seperti itu," lanjut Aizawa-sensei, "awalnya, setiap agensi pahlawan akan melakulan perekrutan sendiri, tapi sering terjadi masalah karena mereka memperebutkan murid UA, jadi akhirnya menjadi seperti ini," jelasnya, "He... kita seperti barang obral ya," kataku, "Aku rasa bukan begitu, Hikari-san," balas Yaoyorozu.

"Karena kalian sudah memiliki surat izin pahlawan, kalian bisa berpartisipasi secara langsung dalam situasi yang lama," kata Aizawa-sensei  "sebelumnya belum banyak anak kelas satu yang mendapat surat izin pahlawan sementara, tapi dengan meningkatnya jumlah kejahatan, kami akan mempertimbangkan partisipasi kalian," lanjutnya. "Baiklah, aku akan menjelaskan langkah kalian selanjutnya di kesempatan yang akan datang, masih banyak yang harus kami pertimbangkan," kata Aizawa-sensei, "baiklahh, maaf membuatmu menunggu, Mic," kata Aizawa-sensei mempersilakan Mic-sensei masuk, "Waktunya jam pelajaran Bahasa Inggris, sekarang adalah giliranku, sudah lama aku tak berdiri di panggung ini, apa kalian merindukanku?!" Kata Mic-sensei saat masuk ke kelas, pelajaran pun dimulai.

Matahari mulai terbenam, kami kembali ke asrama, "Hah.... lelahnya," kataku, "Ah, Hikari-kun, selamat datang," sambut Midoriya sambil membungkus sampah, "Ah Midoriya, wah, banyaknya...." kataku melihat plastik sampah di depannya, "Hehe, iya, ini sampah dari seluruh kamar," jelasnya, "He...." balasku, "Oiya Hikari-kun, kamarmu banyak sekali bungkus ramen cup," katanya menunjukkan plastik sampah dari kamarku, "Hehehe, maaf ya, aku sering makan ramen tengah malam, jadi suka lupa mau membuangnya, hehehe," jelasku, Midoriya tersenyum. "Ah, Hikari," panggil Sato, "kau bisa mngajariku soal pelajaran Mic-sensei tadi tidak? Aku belum pernah mempelajari grammar seperti itu," katanya, "Oh, boleh saja, aku ganti baju dulu ya," kataku menuju kamar, "oiya Midoriya, kalau kau mau tanya pelajaran, bilang saja ya," kataku, dia mengangguk, "Tapi, kata sensei, kita kan tidak boleh memberitahunya soal pelajaran," kata Sato mengikutiku, "Hey... jangan jahat begitu, lagian aku juga ngga berniat memberi tahunya secara full, hihihi," kataku.

Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang