Kami istirahat sebentar sebelum ke kamar selanjutnya. Beberapa orang yang sudah dimasuki kamarnya seperti tidak semangat, "Aneh sekali kalau cuman kamar laki-laki yang dilihat," kata Mineta, "katanya ini kontes pamer kamar kan? Kalau begitu sudah jelas, kita harus melihat kamar anak perempuan dulu sebelum memutuskan pemenangnya kan?" Usul Mineta, "Kamarmu saja tidak ada yang ingin masuk Mineta....." kataku, "Diam Hikari!", "Boleh juga," kata Ashido setuju. "Baiklah, kita akan menentukan siapa yang memiliki selera terbaik dalam menata kamarnya di kelas," usul Ashido, Mineta tersenyum mendengarnya, "Kau ini memang suka mengambil kesempatan ya," kataku menjitak Mineta.
Kami melanjutkan ke kamar selanjutnya di lantai empat, "Anak laki-laki yang kamarnya ada di lantai empat itu Bakugo, Kirishima, dan Shoji kan?" Kata Uraraka, "Bakugo mana?" Tanya Iida, "Dia bilang 'tak berguna sekali, aku tidur duluan'," jawab Kirishima, "Kalau begitu, kita ke kamar Kirishima," kata Hagakure berlari bersama Ashido ke kamar Kirishima.
"Aku tak begitu peduli sih, tapi anak perempuan pasti takkan mengerti," kata Kirishima membuka pintu kamarnya. Kamar Kirishima dihiasi dengan kata-kata yang biasa dipajang oleh laki-laki zaman ayahku muda dulu. "Kau benar-benar suka kejantanan ya Kirishima..... aku curiga...." kataku, "Hah! Apa maksudmu Hikari?!" Tanyanya, aku tertawa. "Benar-benar membara ya!" Kata Uraraka, "Iya kan?!" Balas Kirishima.
Selanjutnya kamar Shoji. "Tak ada yang menarik lo," kata Shoji saat kami sampai kamarnya. Benar saja, kamarnya hanya berisi futon dan meja, tidak ada hiasan, "In sih lebih biasa dari Ojiro," kataku menggoda Ojiro, "Kau ini," balas Ojiro, "Jadi ini yang namanya minimalis," kata Todoroki, "Yah sejak kecil aku memang tidak suka memiliki banyak barang," balas Shoji.
Kami naik ke lantai lima ke kamar selanjutnya, kamar Sero. "Wah!" Sorak kami, "Asian!" Kata Ashido, "Luar biasa...." tambah Uraraka. Kamar Sero benar-benar bergaya asia, banyak hiasan yang memiliki motif khas asia, tibetan.
"Lanjut lanjut," kata Hagakure, "Selanjutnya kamar Todoroki-san kan?" Tanya Yaoyorozu. Todoroki membuka kamarnya, kami terkejut melihatnya, "Gaya Jepang!" Kata kami serempak. Kamar Todoroki benar-benar seperti kamar tradisional yang biasa ada di setiap rumah di Jepang, bahkan dia memakai tatami. "Ini.... benar-benar berbeda level ya...." kataku, "Rumahku memakai tatami, jadi aku tak bisa tenang kalau kamarku memakai lantai," kata Todoroki, "Bagaimana caramu mempermak kamarmu dalam sehari?!" Tanya Mineta, aku setuju, aku bahkan belum 100% selesai mengecat kamarku, "Aku bekerja keras," jawab Todoroki.
"Baiklah kamar laki-laki yang terakhir adalah..." kata Hagakure, "Kamarku," jawab Sato. Kamar Sato sama biasanya seperti Ojiro, hanya saja ada perlengkapan memanggang. "Ada aroma manis..." kataku saat memasuki kamar Sato, "Gawat, aku lupa! Karena aku selesai cepat, aku membuat kue chiffon," katanya membuka oven di mejanya, "Chiffon~~" kataku, "Kalian mau?" Tanyanya menawari kue yang dia buat, tentu saja, siapa yang akan menolak? Kami makan kue buatan Sato, rasanya benar-benar enak, "Enaknya.... kau pintar membuat kue ya Sato," pujiku, "Enak... lembut sekali," kata Uraraka, "Dia langsung melampaui sisi atraktif Sero dengan mudah...." kata Ashido, "Hobimu benar-benar luar biasa, Sato-san, bagaimana kalau nanti kamu membuat kue untuk dipadukan dengan tehku?" Tanya Yaoyorozu. Sato tersipu, "Tak kusangka kalian menyukainya," katanya, "aku membuat kue sebagai bagian dari latihan untuk meningkatkan kemampuan quirkku, soalnya mahal kalau harus beli," jelasnya.
"Kita sudah selesai memeriksa kamar laki-laki, selanjutnya giliran kami," kata Hagakure. Kami menuju ke tempat para perempuan, "Kalian yakin ingin menunjukkan kamar?" Kataku, jujur saja, agak canggung kalau harus memasuki kamar seorang perempuan, "Tidak apa-apa kan," jawab Ashido.
Kamar pertama adalah kamar Jiro, "Alat musik di kamarmu lebih banyak dari yang kukira," kata Denki. Kamar Jiro memang dipenuhi oleh segala jenis alat musik dan beberapa poster musik, "Itu karena Jiro-chan adalah seorang Rocking Girl," jelas Hagakure. "Kamar ini sama sekali tidak feminin," komentar Denki, "Sangat tidak feminin," balas Aoyama. Jiro kesal lalu memasukkan jacknya ke telinga mereka.
Kamar selanjutnya, kamar Hagakure. "Bagaimana?" Tanya Hagakure saat kami memasuki kamarnya, "Wah.... girly sekali," kataku, "Iya kan...." katanya senang. Tiba-tiba Mineta menuju laci Hagakure lalu mengendus-endus, "Jangan langsung geledah lemariku Mineta!" Kata Hagakure kesal. "Sero.." kataku, "Baik," katanya tau pikiranku, Sero langsung membungkus Mineta dengan selotipnya agar Mineta tidak berulah lagi.
"Selanjutnya kamarku," kata Ashido, "Jreng.... imut kan?" Tanyanya saat kami memasuki kamarnya. Kamar Ashido benar-benar standar wanita, coraknya kebanyakan hitam dan pink.
Berikutnya kamar Uraraka, biasa saja, tidak beda jauh dengan kamar Ojiro. "Entah kenapa, aku merasa tidak enak setelah memasuki kamar anak perempuan," kata Ojiro, aku setuju, tapi tanggung, dua orang lagi. "Selanjutnya Asui-san," kata Midoriya, "Tapi, Tsuyu-chan tidak terlihat sejak tadi," kata Sero, "Oh, Tsuyu-chan bilang dia kurang enak badan," jelas Uraraka, "Kalau dia memang tidak enak badan, apa boleh buat," kata Denki. Akan tetapi, aku melihat pintu kamarnya terbuka sedikit, "Hm? Tsuyu?" Kataku, dia terkejut aku menyapanya, "Kau kenapa?" Tanyaku sedikit khawatir, "Ti-tidak apa-apa -kero," katanya lalu menutup pintu.
Aku menuju kamar selanjutnya, kamar Yaoyorozu. "Kamarku.... sepertinya aku salah perhitungan," kata Yaoyorozu. Dia membuka pintu kamarnya, kami terkejut melihatnya, "Besar dan sempit sekali! Ada apa Yaoyorozu?" Tanya Denki. Kamarnya benar-benar penuh dengan tempat tidurnya saja, "Itu perabot dari kamarku di rumah, tapi aku tak menyangka ruangannya bakal sesempit ini," jawabnya, sebagai sesama anak orang kaya, aku mengerti perasaannya.
Setelah selesai berkeliling kamar, kami memungut suara untuk pemilihan orang dengan kamar terbaik. "Baiklah semuanya, apa semua sudah memilih?" Tanya Ashido, kami mengangguk, hasilnya pun dihitung. "Baiklah, ini dia hasil dari kompetisi raja kamar, Bakugo dan Tsuyu-chan tidak dihitung," kata Ashido setelah menghitung suara, "dengan total lima suara, pemenangnya yang berdiri di puncak adalah..... Sato Rikido!" Umum Ashido, Sato kaget mendengarnya, "omong-omong suaramu kebanyakan dari perempuan, alasannya.... karena kuenya enak," jelas Ashido, Mineta dan Denki yang kesal langsung menyerbu Sato, "Hehe, kau menang di kue Sato," kataku.
Kompetisi akhirnya selesai, "Selamat ya Sato," ucapku, "omong-omong kau ada kue lagi? Aku masih lapar," kataku, "Ah, kalau mau, kue chiffon yang tadi masih ada sisa," jawabnya, "Mau...." kataku senang. Aku kembali ke kamar Sato lalu mengambil sisa kuenya, "He... banyaknya, tidak apa?" Tanyaku, "Ambil saja kalau kau mau," katanya, aku senang mendengarnya. Aku kembali ke kamarku lalu menyantap kue buatan Sato, "Enaknya...." kataku sambil menuju ke kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanfictionSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?