Bagian 28

2 2 1
                                    

Aku benar-benar gemetar, aku tidak pernah merasa setakut ini, ada orang kuat yang muncul di antara mereka. Tiba-tiba gedung itu meledak lagi sampai benar-benar hancur dan menghilang. Para pro hero semua terkapar tak berdaya, "Ayah...." aku mengkhawatirkan ayahku yang sekarang sedang di sana. Di antara pro hero yang terkapar, muncul seseorang dengan setelan serba hitam menyerang Best Jeanist. Aku semakin merinding saat melihat orang itu, rasa ingin kabur sangat kuat, tapi saking takutnya, aku tidak bisa bergerak, dan sepertinya Midoriya dan yang lain merasakan hal yang sama.

Tiba-tiba Bakugo muncul di sana disusul anggota perkumpulan penjahat yang lain. Dengan bantuan Yami, aku mulai bisa menggerakkan badanku, tapi keadaannya berbeda dengan Midoriya dan yang lain. Aku mencoba menghilangkan diriku lalu mendekati mereka, "Ayolah teman, ingat tujuan kalian," aku biarkan angin membawa kata-kataku berharap mereka bisa mengumpulkan keberanian. Mereka tampak terkejut mendengar suaraku, aku kembali menjauh saat mereka sudah mulai sadar. Aku memejamkan mataku, "Sepertinya mereka sudah bisa bergerak," kata Yami, aku mengangguk, "Dan sepertinya Midoriya sedang memikirkan sesuatu," balasku. "Jadi, kita pergi?" Tanya Yami, "Tidak," jawabku, "aku ingin tahu bagaimana sang penerus menghadapi masalah ini," lanjutku, Yami mengangguk, aku kembali membuka mataku.

Midoriya benar-benar berfikir keras, aku bisa melihat urat kepalanya berkedut. Tiba-tiba dia bergerak, tapi gerakannya ditahan Iida, Bagus Iida, batinku. Dari ekspresi Midoriya aku bisa menebak kalau dia ingin langsung mendekati Bakugo lalu lari, tapi tidak memikirkan akan lari kemana. Beberapa lama kemudian, All Might muncul dari langit, "AKAN KUBUAT KAU MENGEMBALIKAN SEMUANYA! ALL FOR ONE!!!" Teriaknya saat berhasil memukul orang itu, tapi orang itu berhasil menahannya. Letupan daribserangan All Might benar-benar besar, orang-orang yang ada di dekat situ sampai terpental, dan lagi, aku harus berpegangan pada tiang listrik.

All Might dan orang yang dia panggil All For One itu bertarung dengan hebat, energi yang dihasilkan dapat aku bilang bisa menghancurkan satu kota. Pada satu kesempatan, All for One berhasil melempar All Might sangat jauh, pada kesempatan itu, dia membuka paksa warp milik salah satu anggota penjahat agar yang lain bisa kabur. Akan tetapi, kesempatan itu tidak lama, All Might berhasil kembali ke situ, orang itu melayang untuk menahan All Might. Sementara itu, para anggota perkumpulan penjahat siap lari melewati warp itu dan ingin membawa Bakugo lagi.

Mereka mengepung Bakugo, sementara All Might tidak bisa menolongnya karena harus melawan All for One. "Ayolah Midoriya, kau pasti bisa terpikir sesuatu....." kataku. Para penjahata mulai menyerang Bakugo, untungnya Bakugo cukup mandiri melawan mereka. Posisi All Might dan Bakugo sama-sama tidak menguntungkan. Aku melihat Midoriya, lagi-lagi, berfikir dengan keras cara untuk menyelamatkan Bakugo tanpa merepotkan All Might. Setelah menemukannya, dia mulai membicarakannya dengan yang lain.

Mereka mulai menjalankan rencana Midoriya. Midoriya dan Iida membawa Kirishima bersama mereka, Iida memanaskan mesinnya dan Midoriya bersiap membuat dorongan, sementara Kirishima mengeraskan tangannya. Mereka mendobrak tembok di depan mereka, di saat bersamaan, Todoroki membuat seluncur es yang tinggi, Iida dan Midoriya membawa Kirishima melewati es itu untuk meluncur tinggi. Saat waktunya sudah pas, Kirishima mengulurkan tangannya berharap Bakugo menerimanya. Untungnya Bakugo mau menerimanya, dia terbang dengan ledakannya mendekati mereka bertiga lalu meraih tangan Kirishima. Saat pandangan para penjahat teralihkan, Yaoyorozu dan Todoroki pergi meninggalkan tempat itu, tapi, ada seorang penjahat yang melayang tinggi hendak mengambil Bakugi kembali, untungnya Mt.Lady berhasil menghalaunya hingga Mt.Lady pingsan dan bantuan pro hero lain mulai datang.

Aku tersenyum puas melihat semua kejadian itu, "Baiklah, saatnya pulang," kataku mergangkan badan. Aku mulai melompat dari satu rumah ke rumah lain untuk pulang. Di tengah jalan, aku melihat ada penutupan jalan karena pertarungan All Might dan All for One. Aku tidak ambil pusing, aku terus melompat dari atap ke atap sampai akhirnya aku tiba di atas kereta yang mengarah ke stasiun kota ku.

Aku sudah sampai di rumah, "Hah.... malam yang panjang," kataku, "oiya, aku harus melaporkan ini," aku membuka Hp ku dan menulis pesan ke Aizawa-sensei semua kejadian yang aku lihat tadi. Tadinya aku ingin menelpon, tapi karena sudah larut, aku kirim pesan saja, berharap dibaca. Selesai mengirim pesan, aku ke kamar mandi ingin berendam air panas. "Hah.... enaknya," kataku saat memasuki bak mandi, "oiya," aku membuat clone lalu mengeluarkan Yami, "AAA!!" Yami berteriak lalu menutupi matanya dengan tangannya, "Kau kenapa?" Tanyaku, "K-k-kau telanjang," jawabnya, "HAA? tubuh kita sama, kau tahu kan?" Kataku, "Iya juga...." balasnya.

"Sudah sini ikut berendam," ajakku, dia mengangguk lalu membuka bajunya dan ikut berendam dengan ku. "Tapi tumben sekali kau memanggilku," katanya, "Hm? Kau tadi kan sudah kupanggil," kataku menengadahkan kepalaku, "Tidak, maksudku, selain saat dibutuhkan," katanya. Aku melihat ke arahnya, "Yami, kau itu sudah seperti saudara buatku," kataku, "ya memang dulu kau sempat membuat masalah untuk kita, tapi kau tetap bagian dari diriku," kataku, dia tersenyum senang. "Hah... sayang ya kita tidak bisa seperti ini terus," kata Yami, "Ya... kita tidak bisa terpisah jauh, atau salah satu dari kita bisa mati," balasku. Kami mengobrol cukup lama sebelum akhirnya kami selesai berendam dan Yami kembali ke dalam tubuhku.

Setelah aku mengunci pintu, aku ke kamarku dan tiduran, "Kira-kira setelah aku pergi, apa yang terjadi ya?" Gumamku, "semoga ayah dan mama baik-baik saja," aku mulai tertidur.

——————————————————

Keesokan harinya, aku bangun, ayah dan mama belum kembali. Aku menyalakan Tv dan melihat berita. "Hm? All Might? Pensiun? He....." kataku setelah melihat berita, aku juga melihat para pro hero mengevakuasi korban yang secara tidak langsung terkena dampak dari pertarungan All Might semalam. Perutku mulai berbunyi, aku menuju dapur dan melihat apa yang bisa kumasak. Sayangnya aku hanya melihat ramen instan dan beberapa sayur, "Mama kalau masak kebiasaan, boros bahan," kataku sambil menyiapkan bahan makanan yang akan ku masak.

"Selamat makan," kataku saat ramenku sudah jadi, aku tetap menonton berita soal kejadian semalam, All Might berhasil menang, All for One berhasil ditangkap, All Might benar-benar sudah memaksakan diri. Aku berhenti makan saat pesan All Might setelah selesai bertarung, "Selanjutnya..... selanjutnya giliranmu,"

Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang