Akhirnya tiba juga hari saat kami magang, sebelum berangkat, kami berkumpul terlebih dahulu di stasiun, "Semuanya sudah dapat kostum kan?" Tanya Aizawa-sensei, "normalnya tidak boleh dipakai di tempat umum, jangan sampai hilang ya," lanjutnya, "Baik!" jawab kami berbarengan, "Hah... gara-gara kostum bawaanku bertambah," keluhku.
"Ah, Iida, kita searah," kataku saat tau Iida berjalan bersamaku, dia tidak membalas, "Iida-kun," panggil Midoriya, kami berbalik, "kalau kau merasa putus asa, bilang saja ke kami, ya, kita teman kan?" Kata Midoriya, Iida diam sejenak lalu tersenyum, "Ya," balasnya, "Tenang saja, aku akan menjaganya, yakan?" Kataku sambil merangkul Iida, "baiklah kami pergi dulu," kataku meninggalkan Midoriya dan Uraraka. "Kau tahu, mereka itu teman yang baik," kataku, Iida tidak membalas, aku menghela nafas, "kalau tujuanmu memilih Hosu sebagai tempat magang hanya untuk balas dendam, lebih baik kau tidak usah berangkat," kataku dengan nada yang tidak mengenakkan kalau didengar, Iida menghentikan langkahnya, tapi aku tetap berjalan. Saat di kereta, aku dan Iida tidak saling mengobrol, bahkan saat kami berpisah, tidak ada satu katapun keluar dari mulutnya, Apa, aku sudah berlebihan? Batinku, "Biarkanlah," kataku keluar dari stasiun.
Aku sampai ke tempat agensi ayahku, tidak begitu besar, tapi juga tidak kecil. "Permisi," kataku saat memasuki gedung itu, "Ara, Hikari-kun?" kata seorang wanita saat melihatku masuk, "Ah, iya, lama tidak bertemu ya, Lamina-san," sapaku balik, "Astaga, kau sudah besar ya sekarang," katanya, aku hanya tersenyum, "lalu, kamu mencari ayahmu?" Tanyanya, "Tidak, aku ke sini karena praktik kerja lapangan dari UA," jawabku, "Hm? Oiya, aku baru ingat, selamat datang kalau begitu," balasnya. Lamina-san adalah mantan sekretaris ayahku yang sekarang menjalankan agensi milik ayahku, quirknya dia bisa mengendalikan air dan julukannya adalah 'Megamii Aqua'.
"Kitsune-san, anakmu sudah datang nih...." panggil Lamina-san, kami mendatangi kantor ayahku, "Eh? Hikari? Sedang apa kau?" Tanyanya, "Anda lupa? Dia datang untuk kerja magang, program UA," jawab Lamina-san, "Hm? Oiya..." balas ayahku, Orang-orang di sini terlalu banyak bekerja atau bagaimana? Batinku. "Baik kalau begitu, Lamina, kamu patroli ya hari ini bersama Hikari," perintah ayahku, "Siap!" Balasku dan Lamina-san berbalasan "a, tapi sebelum itu kabari mama dulu Hikari, biar tidak khawatir," kata papaku, aku mengangguk. Aku mengganti bajuku dengan kostum pahlawanku, "Hoho, bagus juga kostummu Hikari," puji ayahku, aku tertawa bangga, "Apa julukanmu?" Tanya Lamina-san, "IFox," jawabku. "Baiklah, Lamina, Hikari, kalian akan berpatroli di kota seharian, jika ada yang mencurigakan, lapor!" Perintah ayahku, "Baik!" Jawab kami kemudian keluar dan memulai patroli kami.
"Ne... Aqua-san," panggilku, "Kenapa di sini ramai sekali, bukannya ada kabar soal pembunuh pahlawan itu?" Tanyaku, "Hm? Oh.... aku juga tidak tau, hehe," jawabnya, Terima kasih sudah menjawab, batinku kesal, "Tapi, bukannya bagus begini?" Katanya, "kalau keadaan tidak seramai ini, mungkin tidak akan ada senyuman lagi setelahnya," lanjutnya, aku terbelalak mendengarnya. "Oiya IFox-kun, kamu membawa apa dalam kotak itu?" Tanyanya menunjuk kotak yang ada di pinggangku, "Oh, ini isinya bom asap," jawabku, "Bom asap? Untuk apa?" Tanyanya lagi, "Terkadang aku harus mengalihkan lawanku jika ingin mengeluarkan ilusiku, jadi untuk mempermudah, aku memakai bom asap ini," jawabku, Aqua-san mengangguk. "Oiya Aqua-san, sebagai pemilik quirk air, kenapa memilih bekerja di tengah kota yang minim?" Tanyaku, "Oh, mudaj saja," jawabnya,"karena aku sebenarnya tidak bisa berenang," lanjutnya sambil tertawa, aku terkejut mendengarnya. "Ironis bukan? Seseorang yang memiliki quirk mengendalikan air, tapi sebenarnya tidak begitu dekat dengan air," katanya, "tapi, seorang pro-hero harus bisa memanfaatkan quirknya dii mana pun, pada saat mendesak apapun," lanjutnya, aku mengangguk setuju.
Sudah seharian kami berpatroli, tidak ada yang mencurigakan terjadi, kami kembali ke kantor agensi, "Terima kasih kerja kerasnya," kata ayahku, "selarang kalian istirahatlah, biar yang lain yang melakukan patroli malam," lanjutnya. Aku mengganti kostumku, "Ne, ayah," kataku duduk di sofa yanh ada di kantor ayahku, "ayah kalau bekerja ngapain? Mata ayah kan tidak seperti dulu," tanyaku kepada ayah yang sedang melihat-lihat dokumen, ayahku menuduk lalu terdiam sejenak, Aku berlebihan ya? Pikirku, "Ya pekerjaan ayah memang tidak seperti dulu, tapi ayah juga patroli sesekali," jawabnya, "Lamina bilang dia kekurangan orang dan butuh penasihat untuk manjalankan agensi," lanjutnya, "He.... jadi ayah sebagai penasihat peeusahaan begitu?" Tanyaku, "Ya seperti itulah, ayah mungkin juga akan menjadi HRD di sini," jawabnya. "Ayah, soal pembunuh pahlawan itu, bagaimana?" Tanyaku, ayahku meletakkan dokumennya, "Soal itu, beberapa agensi masih menyelidikinya, memang sulit untuk manangkapnya, bahkan banyak pro hero yang telah gugur karenanya," jawab ayahku, suasana hening sejenak. "Tapi soal itu akan diselidiki ileh tim khusus," kata ayahku, "sebaiknya kamu tidur Hikari, sudah malam," perintah ayahku, aku mengangguk dan tertidur di sofa itu.
Keesokan paginya, aku bangun lebih awal, aku ingin jalan-jalan pagi. Saat aku turun ke lantai dasar, Hm? Lamina-san? Batinku saat Lamina-san sedang berlatih di gym agensi, "Wah.... dia benar-benar gigih ya," gumamku. "Selamat pagi Lamina-san," sapaku saat dia sudah berhenti bergerak, "Ah, pagi Hikari-kun," sapanya balik, "Kau berlatih pagi-pagi?" Tanyaku sambil memberikan minum, "Iya, aku harus bisa tetap pada kondisi prima jika ingin menjadi pemimpin agensi ini," jawabnya, "He...." balasku, "Kau sendiri, sedang apa pagi-pagi?" Tanyanya, "Ah, aku ingin jalan-jalan saja," kataku, "He... kau ini santai sekali ya," balasnya, aku hanya bisa tertawa.
Aku sampai di taman tujuanku. Aku langsung meregangkan badanku dan melakukan sedikit senam. "Ah.... sudah lama aku tidak sesantai ini," kataku, "Ah, Iida...." sapaku saat melihat Iida dan Manual-san lewat di taman itu, "Ah, Hikari-kun selamat pagi," sapanya balik, Sepertinya dia tidak separah kemarin, tapi tetap saja, batinku, "Manual-san, selamat pagi," sapaku, "Pagi," sapanya balik, "Sedang apa kau di sini, Hikari-kun?" Tanya Iida, "Aku sedang olahraga pagi," jawabku, "Kau sendiri?" Tanyaku balik, "Aku sedang patroli," jawabnya, "Sepagi ini?" Tanyaku, Iida mengangguk, He.... repotnya, batinku, "Kau temannya Tenya ya? Magang dimana?" Tanya Manual-san, "Ah aku magang di agensi Hyu-lusion," jawabku, Manual-san mengangguk, "Yasudah kalau begitu aku kembali dulu ya, semangat kalian berdua," kataku berlari kembali ke kantor agensi ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanfictionSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?