Aku mengikuti Midoriya dan yang lain, mereka pergi ke tempat yang tunjukkan Yaoyorozu menaiki kereta, sementara aku di atas kereta (JANGAN DITIRU! BAHAYA! ILLEGAL!). "He... Yokohama ya?" Kataku saat sampai di stasiun tujuan. Aku mecium bau makanan, "Aha.... Yakisoba-bun," aku turun dari kereta lalu membeli yakisoba-bun, lumayan dua jam perjalanan membuatku lapar, kemudian melanjutkan memata-matai mereka.
Mereka sudah berada di tengah kota sekarang, sayangnya aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi menurut pergerakan mulut mereka, kemungkinan mereka ingin membuat penyamaran. Benar saja, mereka memasuki toko pakaian obral, "Kenapa Yaoyorozu tidak membuat baju saja dengan quirknya?" Tanyaku. Tidak berapa lama mereka keluar dari toko itu, "He.... bagus juga pakaian di toko ini," kataku melihat pakaian yang mereka pakai, "tapi.... Midoriya apa-apaan?" Kataku memerhatikan baju yang dipakai Midoriya, benar-benar tidak cocok untuknya.
Saat ingin berjalan kembali, aku melihat layar lebar yang berada di salah satu gedung menampilkan Aizawa-sensei, Vlad-sensei, dan kepala sekolah, Sudah dimulai ya.... batinku. "Sekarang, mari kita saksikan cuplikan konferensi pers permintaan maaf dari UA," kata penyiar di tv itu. "Kami benar-benar minta maaf dalam insiden kali ini, sebanyak 28 orang siswa jurusan kepahlawanan tahun pertama terluka akibat kelalaian kami," Aizawa-sensei membuka konferensi, "kami minta maaf karena sudah menimbulkan kekhawatiran dalam masyarakat, kami benar-benar minta maaf," lanjutnya. Orang-orang yang ada di situ benar-benar memerhatikan tv itu, "Saya dari tv yomiuri," kata seorang wartawan, "sejak awal tahun ini, siswa UA sudah empat kali diserang oleh para penjahat, kali ini bahkan ada siswa yang terluka, bagaimana Anda menjelaskan ini pada keluarga mereka?" Tanya wartawan itu, "serta, mohon katakan dengan jelas langkah penanggulangan apa yang Anda ambil menghadapi masalah ini!" Lanjutnya, "Media sekarang suka memaksa ya...." kataku sambil memakan yakisoba-bun kedua ku. "Kami akan meningkatkan pengawasan di sekitar wilayah sekolah dan mengevaluasi sistem keamanan di dalam sekolah, demi menjamin keselamatan siswa-siswa sekolah kami, itulah yang kami katakan kepada keluarga mereka," jawab kepala sekolah, orang-orang yang mendengar itu langsung mencibirnya, "Berisik...." kataku, saat ini aku ingin sekali meplester mulut mereka, Andai ada Sero, batinku.
Konferensi pers berlanjut. "Barusan Anda berbicara mengenai keselamatan para siswa bukan? Tuan Eraser Head?" Tanya wartawan yang lain, "pada saat insiden terjadi, Anda memberi izin kepada murid untuk bertarung, tolong jelaskan alasannya!" Lanjutnya, "Saya mengambil keputusan tersebut pada saat kami belum memahami situasinya dengan baik sehingga untuk menghindari kemungkinan terburuk, saya pun memutuskan demikian," jawab Aizawa-sensei, "Apa maksud dari kemungkinan terburuk itu?" Tanya wartawan itu lagi, "27 korban dan satu diculik, itu bukan kemungkinan terburuknya?" Lanjutnya, "Bodoh kah orang itu?" Kataku kesal, "Kemungkinan terburuk yang saya bayangkan adalah para siswa terpojok kemudian dibunuh," jawab Aizawa-sensei, "Yang paling memakan korban adalah serangan gasnya, kami mengambil kesimpulan bahwa salah satu dari penjahat itu memiliki bakat gas beracun, berkat kesigapan dari nak Kendo dan nak Tetsutetsu, tidak ada yang sampai mengalami luka serius akibat serangan tersebut, ditambah kami sudah memberikan perawatan psikologis pada oara siswa," jelas kepala sekolah.
"Jadi menurut Anda insiden ini masih patut disyukuri?" Tanya wartawan itu lagi, aku mulai kesal, kalau aku tidak ingat sedang mengawasi diam-diam, aku sudah membuat ilusi tv itu jatuh. "Kami percaya bahwa kehilangan masa depan adalah kemungkinan terburuknya," jelas kepala sekolah, "Dan apakah hal tersebut juga berlaku bagi Bakugo yang telah diculik?" Tanya wartawan yang sama. "Yami!" Aku menemui Yami, dia kaget melihatku, "gantikan aku sebentar!" Perintahku, dia menurut, aku benar-benar melampiaskan kekesalanku di ruang hampa itu, "Wah... dia benar-benar dibuat kesal," kata Yami. "Ok makasih Yami," kataku kembali mengambil alih tubuhku.
Saat aku sadar, konferensi pers itu sudah hampir selesai. Midoriya dan yang lain melanjutkan perjalanan, hingga mereka tiba di sebuah gedung yang tampak kosong, "Ini tempatnya?" gumamku. Mereka membicarakan rencana, aku memutuskan untuk sedikit mendekat, "Kita tidak punya orang dengan keahlian menyelinap seperti Hagakure-kun," kata Iida, "jika aku merasakan bahaya, aku akan langsung menghentikan kalian," lanjutnya. "Terima kasih Iida," balas Midoriya, "yang bisa kita lakukan saat ini, mari pikirkan itu," lanjutnya, Midoriya mulai mengoceh sendiri lagi, Itu quirk dia yang sebenarnya atau apa? Pikirku.
Mereka mulai mendekat, mereka berkumpul di sebuah mesin minuman. Cukup lama mereka di sana, tapi tidak ada tanda-tanda pergerakkan dari gedung itu. Tiba-tiba ada orang mabuk mendekati mereka, "Hey, sedang apa kau di sini nona seksi?" Kata orang itu, "minum dengan kami yuk," ajaknya. Setelah urusan dengan orang mabuk itu selesai, mereka berkumpul kembali di tempat lain.
"Memang tidak ramai, tapi jalan ini masih dilalui orang," kata Todoroki, "Kita tidak boleh menarik perhatian," kata Yaoyorozu, "Mari periksa bagian belakangnya," usul Midoriya, "meski informasi kita soal tempat ini sangat sedikit, tapi hanya di sini harapan kita," lanjutnya. Mereka memasuki celah sempit yang ada di samping bangunan itu, "Kalian suka menyiksa diri ya," gumamku, tiba-tiba Yaoyorozu menoleh, aku terkejut, "Ada apa, Yaoyorozu?" Tanya Kirishima, "Tidak, aku seperti mendengar suara," jawabnya, aku lega mendengarnya, Untung aku sudah menghilangkan diri, batinku. Posisiku sekarang berada di atas dinding yang menjepit mereka, "Kita tidak boleh langsung bertindak," kata Midoriya, "dan kalau informasi dari Hikari-kun benar, para pro hero seharusnya akan datang kemari," lanjutnya.
Aku memutuskan menjauh sedikit dari mereka. Mereka mengeluarkan skop penglihatan malam, sepertinya ingin melihat langsung tempat itu, "Baiklah, Midoriya dan Kirishima saja yang melihat, aku dan Iida yang akan menopang," usul Todoroki. Mereka mulai menjalankan usulan Todoroki dan melihat bagian dalam gedung itu melalui sebuah jendela. Tiba-tiba Kirishima terkejut, "Ada apa? Apa yang kau lihat?" Tanya Todoroki, "Midoriya, lihat di pojok sebelah kiri!" Kata Kirishima, dia gemetar seperti habis melihat hal yang menyeramkan. Midoriya mengambil skop penglihatan malam dari Kirishima lalu melihat ke arah yang ditunjuk Kirishima. Midoriya sama terkejutnya dengan Kirishima, "Tidak mingkin..... mereka semua.... Nomu?!" Kata Midoriya terkejut.
Tidak berapa lama, aku melihat Mt.Lady sedang mengangkat truk dengan kakinya lalu menghantam bangunan itu sampai bagian dalamnya terlihat. Hantamannya sangat kuat sampai aku harus berpegangan pada tiang listrik agar tidak terhempas. Para pro hero, termasuk ayah, dan polisi mulai mendatangi tempat itu dan mengamankan para Nomu. "Hikari-kun tidak berbohong, para pahlawan benar-benar datang," kata Iida, "kalau begitu sekarang ayo kita kembali," lanjutnya. Tiba-tiba ekorku menegang, "Tekanan apa ini?" Gumamku, aku merasakan tekanan yang lebih besar dibanding saat melawan All Might saat ujian waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanfictionSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?