"PERTANDINGAN KEDELAPAN, SEKALIGUS PERTANDINGAN TERAKHIR DI BABAK SATU," pengumuman dari Mic-sensei, "DIA LUMAYAN TERKENAL WAKTU SMP, WAJAHNYA SELALU TERLIHAT KESAL, DARI PRODI PAHLAWAN, KATSUKI BAKUGO.....", untuk pertama kalinya aku setuju dengan perkenalannya, "VERSUS.... AKU PENGEN DUKUNG DIA.... DARI PRODI PAHLAWAN, OCHACO URARAKA....", Ayo... semangat Uraraka, kataku dalam hati.
"Midoriya-kun," panggil Iida, "memang strategi apa yang akan kau kasih untuk melawan Bakugo?" Tanya Iida, aku juga penasaran. "Sebenarnya tidak terlalu hebat sih," jawab Midoriya, "Kacchan itu kuat, saat pertarungan nyata, dia hampir tidak ada celah sama sekali, semakin banyak dia bergerak, cuvuran keringatnya memperkuat quirknya," lanjut Midoriya, "Lalu solusinya?" Tanyaku, "Kalau Uraraka-san dapat menyentuhnya, dan membuatnya melayang..... ada kemungkinan Uraraka-san bisa mengunggulinya," jawab Midoriya.
"PERTANDINGAN KEDELAPAN, START.....", pertangingan dimulai. Uraraka berlari mendekati Bakugo, "Bagus begitu," kata Midoriya senang. Akan tetapi, Uraraka terkena ledakan dari Bakugo, "Uraraka...." seruku, Midoriya, dan Iida bersamaan, "Waw, meski lawannya perempuan, dia tidak kenal ampun," kataku, aku rasa yang lain setuju. Bakugo mengeluarkan quirknya lagi, tapi dia hanya mengenai jaket gym Uraraka, He.... boleh juga, batinku. Uraraka ingin menyentuhnya dari belakang, tapi Bakugo menyadarinya dan menyerangnya lagi. "Tunggu dulu," kataku, Midoriya dan Iida menoleh ke arahku, "kenapa Uraraka selalu menunduk?" Tanyaku setelah memerhatilan pergerakan Uraraka, "maksudku, berlari menunduk untuk mendekati Bakugo bukanlah opsi yang bagus," lanjutku, "Betul juga," kata Midoriya, "apa jangan-jangan.....!!" wajah Midoriya berubah seketika.
Bakugo terus menyerang Uraraka dengan ledakannya, aku bahkan bisa melihat beberapa penonton menutup matanya. Akan tetapi, Uraraka tetap gigih berusaha menyentuh Bakugo. Suara ledakan dari quirk Bakugo terus bergema di stadion, Uraraka, kau benar-benar gigih ya..... batinku, "Dia ingin memanfaatkan batu-batu itu," kata Midoriya, aku menoleh ke arah Midoriya, "dia sengaja membuat Bakugo memakai quirknya untuk membuat senjatanya sendiri," jelas Midoriya, "Senjata?" Kataku bingung, "Hah! Itu nekat sekali...." kataku setelah sadar maksud Midoriya, aku tertarik dengan tujuan Uraraka, "Tingkat keberhasilannya ngga sampai 30%" kataku, dan sepertinya Midoriya setuju.
Beberapa penonton mulai memprotes agar segera dihentikan, tapi Cememtoss-sensei tidak mendengarkan. "APA YANG MEMROTES ITU PRO?" suara Aizawa-sensei, "SUDAH BERAPA TAHUN BEKERJA? KALAU MENCELA TANPA TAHU APA-APA, TIDAK ADA GUNANYA MENONTON, LEBIH BAIK PULANG SAJA!" tegurnya tegas, "Heh, bagus juga kata-katanya meski tidak pernah mau tampil depan media," kataku. "BAKUGO BISA BERTAHAN KARENA DIA MENGAKUI KEKUATAN LAWANNYA, MAKANYA DIA BERHATI-HATI! JUSTRU KARENA DIA INGIN MENANG MAKANYA DIA TIDAK MENAHAN DIRI ATAUPUN LENGAH," lanjutnya, "Pidato singkat yang bagus" gumamku. Setelah Aizawa-sensei selesai, suasana stadion menjadi sepi dan pusat perhatian kembali ke arena.
"Sepertinya senjata yang kau bilang sudah terkumpul Midoriya," kataku, Midoriya mengangguk. Perhatian kami langsung menuju ke atas, tepatnya ke arah batu-batu yang melayang, "LEPASKAN!" Teriak Uraraka dan membuat batu-batu yang melayamg tadi berjatuhan ke arena, Dia akan gagal, batinku. Mengingat bagaimana sifata Bakugo, dia pasti akan menyerang semua batunya sampai bersih. Saat batunya mulai berjatuhan, Uraraka berlari mendekati Bakugo, "He... dia masih berusaha menyentuhnya," gumamku sambil tersenyum. Tiba-tiba Bakugo mengeluarkan ledakan yang besar sehingga membuat Uraraka terpental menjauh dari Bakugo dan membuat angin yang memenuhi stadion, batu-batu yang tadi berjatuhan juga terlempar jauh keluar dari stadion, "Kenapa sih orang-orang kuat di kelas ini tidak bisda menahan diri," kataku merapikan rambut dan bulu ekorku, Midoriya tertawa canggung. Uraraka terlihat sedih dan kesal melihat rencananya gagal, tapi dia tetap bangkit berdiri dan Bakugo mulai bergerak menyerangnya. Akan tetapi, tiba-tiba Uraraka kehilangan kesadaran dan terjatuh, aku sempat membuat kasur lalu menghilangkannya. Midoriya langsung menoleh ke arahku, aku balas tersenyum, Uraraka masih bergerak, namun tidak secekatan tadi. "URARAKA TIDAK MAMPU BERGERAK, YANG MAJU KE BABAK KEDUA, BAKUGO!" Pengumuman dari Midniggt-sensei mengakhiri pertandingan ini.
"Kalian mau memghibur Uraraka?" Ajakku dibalas anggukan dari Midoriya, kami berjalan ke ruangan Recovery Girl. "A-ah, Kacchan!" Kata Midoriya saat kami berpas-pasan di tangga, "Deku...." balas Bakugo, diantampak tidak senang melihat Midoriya, "itu idemu kan? Strategi nekat begitu," Tanya Bakugo, Midoriya terdiam sebentar, "Bukan," jawab Midoriya, "semuanya rencana dan usaha Uraraka-san demi bisa mngalahkanmu, kalau kau menganggap itu merepotkan, Uraraka lah yang sudah memancingmu," lanjut Midoriya, kami lanjut berjalan meninggalkan Bakugo.
Uraraka ternyata sudah ada di ruang tunggu, "Aduh, aku kalah...." katanya sambil tersenyum, Apa-apaan senyum itu.... batinku, Midoriya juga terkejut melihatnya, "Uraraka-san, lukamu baik-baikk saja?" Tanya Midoriya, aku menutup pintu, "Iya, sudah disembuhkan," katanya menunjuk perbannya. "Duh, Bakugo memang kuat banget ya.....!" Katanya kesal, "Uraraka," panggilku, dia menoleh ke arahku, aku menghembuskan nafas, "kau sudah mengabari orangtua mu?" Tanyaku. Suasana hening seketika, aku mengatakan itu karena dia daritadi memegang hp nya tapi tidak dipakai. "Hehehe tenang saja Hikari-kun," katanya, "aku bisa menelponnya kapan saja," katanya sambil tertawa, Tawa palsu, batinku. Tiba-tiba kami mendengar pengumuman dari Mic-sensei, sepertinya pertandingan ulang Kirishima dan Tetsutetsu sudah dimulai.
"Ah, Deku-kun maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi tidak bisa bersiap-siap," kata Uraraka, Midoriya menggeleng, "Tidak papa kok," balasnya, Midoriya keluar ruangan menuju arena. "Ehe, kamu pintat membuat Midoriya merasa tenang ya," kataku, "E-eh, apa maksudnya?" Tanyanya salah tingkah, aku tertawa, "Sudahlah, cepat kabari orang tua mu," kataku, Uraraka mengangguk, "Hikari-kun, kau tidak ikut?" Tanyanya saat akan keluar ruangan, aku menggeleng, "Aku ingin tidur siang di sini," kataku, dia mengangguk lalu meninggalkan ruangan. Aku tersenyum, "Di sini banyak orang yang menarik ya," kataku, "iyakan Yami....". Aku menyusun kursi seperti tempat tidur lalu tidur di ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanficSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?