Kami langsung memindahkan pos pertolongan pertama saat asap dari bomku masih ada. Waktu panik untuk seseorang sekitar 20 detik, setelah itu mereka langsung bisa mengatasinya, semoga saja waktunya sempat, pikirku. Tiba-tiba, Gang Orca muncul di hadapan Shindo lalu menggunakan sonic wave nya, sehingga Shindo pingsan, "Shindo-san!" Midoriya menangkap Shindo, "Hikari-kun tolong jaga Shindo-san," katanya menyerahkan Shindo kepada ku, "Midoriya, kau mau kemana?" Tanyaku, "Aku akan menahan mereka, kau lanjutkan membantu mereka," jawabnya sambil berlari menjauh. Kami berhasil memindahkan pos pertolongan pertama, "Shindo!" Kata salah satu temannya mendekatiku, aku menurunkan Shindo.
Para korban mulai panik lagi, ada anak yang menangis, "Tenang saja, para hero akan melawannya," kataku menenangkan anak itu, "Me-me-melawannya?" Kata anak itu sesenggukan, "Iya, tenang saja, nanti mereka akan melawan, haiya hiya haya," kataku menirukan jurus karate, "lalu penjahatnya akan uwe..." kataku menjatuhkan diri, anak itu tertawa, Sepertinya aku berhasil, senyumku, "Kakak," anak itu mendekatiku, "mainkan musiknya lagi," pintanya, aku tersenyum, "Boleh," aku tersenyum lalu berdiri dan mengambil fluteku dan mulai memainkannya
Anak itu senang, begitu juga dengan anak-anak lain, mereka mulai mengerubungi ku. Aku melihat para korban, mereka mulai tenang kembali. Teman-temanku mulai berdatangan membawa korban lagi "Hikari?" Tanya Ashido, aku hanya mengedipkan sebelah mata, anak-anak yang mereka bawa langsung mendatangiku dan ikut menari-nari dengan anak-anak yang lain, sementara Midoriya dan Todoroki menahan Gang Orca.
Tiba-tiba anak yang bernama Inari itu menyerang para penjahat dan menghancurkan es Todoroki sehingga beberapa bongkah es melayang ke arah kami. "Merunduk!" Perintahku, aku memutar fluteku dengan cepat sehingga bongkahan-bongkahan es itu hancur, Dasar, terlalu berrsemangat sampai lupa ada korban di sini, pikirku, "Kalian tidak apa-apa?" Tanyaku, bukan jawaban yang kudapat, malah tatapan kagum dari anak-anak itu, "Kakak hebat,", "Tadi keren sekali,", puji mereka berbalasan, "Hehehe terima kasih," balasku, "kalau begitu, ayo lanjutkan," kataku melanjutkan memainkan fluteku untuk anak-anak.
"He..., orang itu benar-benar dekat dengan anak-anak ya," kata salah satu orang, "Hehe, lanjutkan, Hikari," kata Ojiro, Ya, menghibur juga salah satu tugas pahlawan, iya kan, Ms.Joke? Batinku sambil melihat ke arah Ms.Joke yang bersama Aizawa-sensei daritadi.
Tiba-tiba para penjahat mulai mendatangi pos pertolongan pertama, Todoroki, apa yang kau lakukan? batinku. Anak-anak tadi mulai ketakutan lagi saat melihat para penjahat lagi, "Anak-anak ke belakangku," perintahku, "Semuanya, tutup telinga kalian!" perintahku untuk orang-orang yang ada di pos pertolongan, untungnya mereka mau menurutinya, aku mengambil nafas dalam dan menggunakan jurus pamungkasku dan membuat perisai suara di sekeliling pos penyelamatan, hasilnya, satu persatu penjahat yang mendekat terjatuh.
Aku kehabisan nafas sehingga aku terjatuh berlutut, "Kakak!" Teriak anak-anak yang tadi kulindungi, "Aku tidak apa-apa," kataku tersenyum, tidak ingin mereka panik lagi.
Aku terkejut saat para penjahat itu sudah bangun lagi, aku berusaha berdiri, "Tenang saja Hikari," kata Ojiro, "biar kami yang urus," lanjutnya. Teman-teman yang lain mulai menyerang para penjahat yang sudah terbangun lagi, mereka dibantu anak sekolah lain yang sudah selesai menyelamatkan para korban, sementara aku hanya bisa terengah kehabisan nafas.
Tiba-tiba alarm berbunyi, "Ya... tolong perhatiannya," kata Mera-san, "semua anggota H.U.C yang berada di lokasi berbahaya sudah berhasil dievakuasi, mungkin ini sedikit terlambat, tapi, dengan ini ujian surat izin sementara telah selesai," kata Mera-san mengakhiri ujian kali ini. "Terima kasih ya," kataku setelah mendapat bantuan oxycan dari Yaoyorozu, "Sama-sama," balasnya. "Setelah kami menghitung poinnya, kami akan mengumumkannya pada kalian, untuk yang terluka silahkan menuju ruang medis, yang lainnya silahkan ganti pakaian dan tunggu arahan selanjutnya," jelas Mera-san. "Hah... tadi itu benar-benar menegangkan," kataku, "Kau hebat ya, kakak," kata anak yang daritadi bersamaku sambil tersenyum, aku balas senyumannya, aku benar-benar lupa kalau dia bukan korban asli. Aku menuju ruang medis, jaga-jaga saja kalau ada masalah debgan paru-paruku.
Kami semua sudah ganti baju, lalu berkumpul kembali di arena. "Baik, terima kasih atas kerja keras kalian semua," kata Mera-san, "sekarang aku akan mengumumkan hasilnya, tapi sebelum itu, akan aku beritahu kalian sistem penilaiannya," lanjutnya. "Komisi Keamanan Publik Pahlawan dan H.U.C, memiliki dua jenis poin penilaian, itu artinya, kami menilai kesalahan yang kalian lakukan saat menghadapi situasi genting," jelasnya, "nama-nama peserta yang lulus akan kami tampilkan berdasarkan abjad, silahkan evaluasi kembali hasil ujian kalian," katanya sambil menunjukkan nama-nama yang lulus di layar.
Ki.... ki....ki...ki! Kitsu.... kitsu... kitsu... Kitsune! Batinku senang saat namaku terpampang, "Yay!" Sorakku senang disusul teman-teman yang lain, tapi tidak dengan Todoroki dan Bakugo, mereka gagal. Bakugo tampak kesal, tapi Todoroki, dia dapat permintaan maaf dari Inari, "Dua orang teratas di kelas kita tidak lulus?" Kata Sero, "Justru karena mereka murid teratas di kelas kita, makanya mereka bertarung berdasarkan ego," kata Mineta, "hirarkinya mulai roboh!" Ejek Mineta, "Ehem.... Mineta," aku sudah menyiapkan palu godam, "Hiiii ma-maaf!" Katanya ketakutan. Kami semua benar-benar bersimpati pada Todoroki, entah dengan Bakugo, dia sebentar lagi akan meledak.
"Sebentar lagi, kami akan membagikan lembar hasilnya, di sana tertera rincian nilai kalian, jadi tolong perhatikan baik-baik," kata Mera-san, "Kitsune," kata orang yang memberikan lembaran milikku, "Terima kasih," balasku. "Standar nilainya adalah 50, penilaiannya menggunakan sistem pengurangan berdasarkan semua yang kalian lakukan," jelas Mera-san, "He... tapi, Nilai apa ini?!" Aku kaget melihat nilaiku nyaris sempurna, 97. "Wah.... keren kau Hikari-kun," puji Midoriya, "Aku bahkan kalah," kata Yaoyorozu, "Hehehe, tapi sepertinya ini kebanyakan dari anak-anak itu," kataku, "He... sepertinya kau mendapat nilai tambah karena menghibur para korban," kata Iida.
"Untuk para siswa yang sudah lulus, mulai sekarang, di saat darurat, kalian memiliki wewenang yang sama dengan prohero, seperti bertarung, menolong warga, kalian dibolehkan bertindak tanpa arahan dari pro, tapi itu artinya setiap tindakan kalian harus dilakukan dengan tanggung jawab," pesan penutup dari Mera-san, "dan untuk yang tidak lulus, hanya karena poin kalian tidak mencukupi, kalian jangan kesal, kalian masih memiliki kesempatan, setelah menjalani kelas khusus selama 3 bulan dan berhasil melewati ujian individu, kami berencana memberikan surat izin sementara kepada kalian juga," lanjutnya di respon dengan sorakan para murid yang gagal.
"Syukurlah ya, Todoroki-kun," kata Midoriya, "Jangan dong, ditolak saja, mending kamu nyantai," kata Mineta, aku langsung memukulnya dengan palu godam, "Jangan dengarkan dia Todoroki, ikuti saja kata hatimu," kataku tersenyum, "Kami akan menunggu mu," kata Iida, "Aku... akan segera menyusul," kata Todoroki.
Setelah pengumuman itu, kami kembali ke bis untuk pulang. Kami sudah mendapat kartu izin pahlawan sementara.
"OI! OI! OI!" Inari menghampiri kami, "Todoroki, sampai ketemu saat pelatihan khusus, tapi jujur saja, aku masih tidak menyukaimu," katanya saat melewati Todoroki kemudian kembali ke bisnya, "Hanya itu? Dasar aneh," kataku, "Dia itu, sosok yang tidak suka basa basi, tapi juga sensitif ya..." kata Aoyama. Midoriya menghampiri salah satu murid Shiketsu, "Oiya, aku tidak melihat perempuan yang tadi dekat dengan Midoriya," kataku sambil melihat sekitar, "Benar juga," kata Denki ikut mencari.
Kami sampai di asrama saat malam. "Hah... aku ingin mandi rasanya," kataku, "Besok sudah sekolah lagi ya," kata Yaoyorozu, "Tak ada kata istirahat bagi pahlawan," kata Uraraka, "Tapi, kita sudah mengalami banyak hal ya," kata Sato. "Ah Yaoyorozu, aku boleh minta teh yang waktu itu tidak?" Tanyaku, "Ah, maaf Hikari-san, tehnya sudah habis, aku belum beli lagi," jawabnya aku kecewa.
Hari ini memang melelahkan, aku memutuskan langsung tidur setelah mandi
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanfictionSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?