Aku kembali bersekolah setelah magang, "Hah..... kenapa ngga libur dulu si...." keluhku saat melangkah ke kelas, "Pagi," sapaku saat sampai kelas. "Pagi Hikari," sapa balik Ojiro, aku melihat Kirishima dan Sero sedang menertawakan sesuatu, "Ada apa itu?" Tanyaku pada Ojiro, Ojiro mengangkat bahu. Penasaran, aku ke arah mereka, "Hey, kau anak baru?" Tanyaku pada seorang siswa dengan rambut pirang yang klimis, Kirishima dan Sero tertawa makin keras mendengarnya, anak itu tamlak kesal, "Hikari... hahaha.... itu Bakugo hahaha," kata Kirishima, aku kaget mendengarnya, "He.... rambumu kenapa Bakugo?" Tanyaku, "JANGAN BANYAK TTANYA RUBAH BEGO....." bentaknya kesal, seketika rambutnya kembali normal, Kirishima dan Sero masih tertawa.
Aku duduk di tempat dudukku, "Hey Uraraka, bagaima- heeee!" aku kaget melihat Uraraka, wajahnya benar-benar serius, "Ochaco-chan sudah dibangkitkan ya...." kata Tsuyu, "Magang di tempat Gunhead benar-benar membuatnya bergairah ya," kataku, Midoriya mengangguk mendengarnya, "Semua perempuan itu iblis, mereka menyembunyikan kepribadian aslinya," kata Mineta merinding, aku tertawa canggung, "Kamu melihat apa di tempat Mt.Lady?!" Tanya Denki, "Tapi, yang paling banyak melewati banyak hal adalah kalian bertiga ya," kata Denki ke Midoriya, Iida, dan Todoroki, "Iya! Pembunuh pahlawan," sambung Sero, "Syukurlah kalian masih hidup," kata Kirishima, "Ti-tidak, sebenarnya tidak hanya kami," Midoriya melihat ke arahku, aku menggelengkan kepala agar dia merahasiakannya, dia diam.
Seketika teman sekelas membicarakan soal insiden pembunuh pahlawan itu. "Ne... Hikari-kun," Uraraka mengajakku bicara, "Bagaimana dengan tempat magangmu?" Tanyanya, "Tidak ada yang menarik," jawabku, itu bohong. "Tapi katanya, dia berhubungan dengan perkumpulan penjahat ya?" Kata Ojiro, "seram juga kalau orang seperti itu ikut ke USJ," lanjutnya, "Yah, dia memang menakutkan, tapi kau sudah lihat videonya Ojiro?" Tanya Denki, "Video?" Tanya Ojiro balik, "Benar," kata Denki, "kalau dilihat, kau bisa merasakan bahwa dia benar-benar gigih dengan tujuannya," lanjut Denki, "Bukankah itu sangat keren," "Denki!" Potongku, "Hah?" Dia bingung, "Oh! Iida, maaf," katanya setelah sadar, "tak apa," kata Iida, "Dia memang gigih, aku mengerti kenapa dia bisa dianggap keren," lanjutnya, Denki menunduk merasa bersalah. "BAIKLAH, SAATNYA MEMULAI PELAJARAN, SEMUA DUDUK DI TEMPAT KALIAN!!" Perintah Iida.
Pelajaran kali ini adalah dasar-dasar pahlawan bersama All Might. "Pelajaran dasar paglawan kali ini adalah latihan balap penyelamatan," kata All Might, "anggap saja sebagai hiburan setelah masa magang kalian," lanjutnya. "Ini adalah medan Gamma, kawasan padat berisi pabrik yang menyerupai labirin rumit," kata All Might, "Kalian akan dibagi menjadi lima kelompok dan menjalani latihan per kelompok, saat aku mengirim sinyal minta bantuan dari suatu tempat, kalian akan langsung mulai dari pinggir, ini adalah balapan untuk menentukan siapa yang akan menyelamatkanku lebih dahulu," instruksi dari All Might, "tentu saja kalian harus mengurangi kerusakan bangunan," lanjut All Might menunjuk Bakugo.
Aku sekelompok bersama Midoriya, kelompok pertama. "Baiklah, kelompok pertama, bersiap di tempat!" Perintah All Might. Aku sampai di titik start ku, aku peregangan sedikit.
SEMENTARA ITU DI TEMPAT PENGAMATAN
"Semua anggota kelompok ini punya pergerakan yang bagus," kata Kirishima, "Hm... mungkin Midoriya-san akan dirugikan," kata Yaoyorozu, sepertinya yang lain setuju, "Siapa yang bakal menang? Aku sih memilih Sero," kata Kirishima, "Tapi, Ojiro juga ada di sana," kata Denki, "Aku pilih Ashido, dia sangat atletis," kata Mineta, "Tapi, Hikari-chan juga tidak buruk," kata Tsuyu, Uraraka mengangguk, "Gerakannya yang gesit dan lincah juga merupakan keuntungannya," kata Uraraka.
KEMBALI KE HIKARI
Aku masih menunggu sinyal tanda mulai. Saat sirine mulai berbunyi, aku langsung berlari empat kaki, melompati pipa-pipa besar sambil tetap menjaga keseimbanganku. Aku ada di posisi kedua, tiba-tiba ada yang melewatiku, "Eh? Midoriya?" Kataku melihat Midoriya berhasil melewatiku. Midoriya melompat dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat, "Gerakannya familiar," kataku sambil terus berlari, aku tersentak lalu tersenyum saat menyadari gerakannya, He, orang itu pasti sangat kesal melihatnya, batinku. Saat aku sudah hampir mendekati Midoriya, aku melihat dia terpeleset dari pijakannya sehingga dia jatuh, aku menahan tawa sambil menambah kecepatanku. Aku tidak bisa mengejar Sero, dia benar-benar diuntungkan dengan selotipnya.
Balapan selesai, Sero berhasil sampai lebih dulu, sementara aku di urutan kedua. "Keren kau Sero," kataku tos dengan Sero, dia tertawa bangga, sementara Midoriya tampak down karena terjatuh tadi. "Memang Sero-shonen yang pertama, tapi dibanding dengan awal tahun, kalian semua sudah mulai mahir menggunakan kekuatan ya," kata All Might menghibur kami, Aku kan terlambat masuk, pikirku, "Tetaplah seperti ini dan bersiaplah untuk ujian akhir!" Lanjut All Might, "Baik!!" Jawab kami berbarengan. Pelajaran dilanjutkan, kelompok-kelompok lain juga mulai balapan.
Setelah pelajaran, kami mengganti kostum kami di ruang ganti. "Latihan yang cukup sulit ya," kata Sato, "Aku harus melatih pergerakanku lagi," kata Kirishima, "Aku iri dengan orang seperti Tokoyami, Hikari, dan Sero," kata Denki. Aku hampir selesai mengganti kostumku, "Oi Midoriya," Mineta memanggil Midoriya, "aku menemukan sesuatu yang bagus," katanya sambil menunjukkan sebuah lubang di dinding. "Lubang apa itu?" Tanyaku mendekati Mineta sambil merapikan dasiku, "Mungkin ini adalah berkat usaha dari pendahulu kita," kata Mineta, "ruangan sebelah sini kau tahukan?" Lanjut Mineta, aku kaget setelah sadar maksudnya, "Mineta, kau ja-" "MINETA-KUN, HENTIKANLAH!" Iida sudah mendahuluiku, "MENGINTIP ADALAH TINDAKAN KRIMINAL YANG JELAS!" lanjut Iida, tapi sepertinya Mineta tidak memedulikannya, dia masih akan mengintip dari lubang itu. Tiba-tiba mata Mineta tertusuk sesuatu, aku menariknya menjauh dari lubang itu, "Eerphone jack milik Jiro!" Kata Midoriya dan dia mulai mengoceh lagi, aku tertawa canggung, "Sakit Mineta?" Kataku sarkas, dia diam, masih syok sepertinya.
Sekolah akhirnya selesai, aku kembali ke rumah, "Aku pulang," kataku memasuki rumah, "Ah, Hikari, selamat datang," kata ayahku di sofa kursi, "Ah, ayah sudah pulang," sapaku, ayah tersenyum, "lalu, kantor sekarang dipegang Lamina-san lagi?" Tanyaku, ayah mengangguk, "Ya, seperti biasa, ayah akan kerja kembali kalau dipanggil olehnya," jawabnya, aku mengangguj mengerti. Aku kemudian mengganti bajuku lalu turun kembali, "Ayah, tidak ada makan malam?" Tanyaku mencari makanan, "Hm? Tenang, sebentar lagi mama pulang," jawab ayah, "Kenapa tidak ayah yang memasak makan malam?" Tanyaku, ayah terkejut mendengarnya, "A-a-ayah kan tidak bisa melihat dengan baik, hehehehe," jawab ayah beralasan, aku memanyunkan mulutku.
Keesokkan harinya, Aizawa-sensei mengumumksn kalau kita akan berlatih di hutan selama liburan musim panas, "Hua.... liburanku yang berharga," keluhku, sementara yang lain tampak bersemangat, "Tapi, kegiatan ini hanya untuk yang berhasil lulus ujian akhir," tambah Aizawa-sensei.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hikari (Boku No Hero Academia OC Story) (Slow Up)
FanfictionSetelah serangn di USJ, UA menerima seorang murid baru. Quirknya kuat dan bisa dikatakan unik. Seorang anak dari keluarga konglomerat yang terkenal. Kenapa dia terlambat masuk? Apakah masalahnya?