03:06 PM
Seperti hari biasanya, sang matahari kembali menerangi bumi setelah menghilangnya kegelapan malam dan kembali menyelimuti bumi dari dinginnya malam, kemudian dengan teraturnya sang pemberi energi pada benteng The Fort akan digantikan posisinya menjadi kegelapan dan sunyinya malam.
Tak ada yang berubah dari susunan tata surya, bahkan rotasinya berjalan dengan sempurna seperti biasa. Hanya saja tidak cukup sampai situ, sudah lama tidak ada hujan yang mengguyur tanah kering benteng itu, sudah lama tak ada genangan air yang menghiasi tanah tandus di dalam benteng, tanaman hijau kini hanya mendapat makanan dari air buatan manusia sendiri.
Semua burung berkicau memanggil hujan yang telah lama hilang, tak hanya burung saja, semua yang ada di dalam benteng sangat merindukan hujan deras, suara rintikan yang memanjakan gendang telinga.
Sang surya yang semakin mendekati bumi menjadi liar tak terkendali seakan muak dengan permainan dan pengendalian alam. Berbagai teknologi secanggih dan seefektif apapun tidak bisa mengalahkah panasnya matahari yang menyengat pori-pori.
Bulan kini hanyalah menjadi bulan-bulanan semua orang karena menunggu datangnya salah satu pengobat rindu penghias malam kini sudah jarang terlihat, tak banyak dari mereka yang tahu kapan bulan akan muncul.
Jikalau sang bulan muncul ia akan bersembunyi di balik tebalnya awan hitam malam hari, tidak ada yang dapat melihat bulan utuh sekarang, hanya sinarnya saja menjadi pengobat rindu.
Matahari dan bulan menjadi duo sejati, sama sama mempermainkan bumi dan seisinya, seakan membalas dendam akan perbuatan bumi yang mempermainkan mereka pula sejak dahulu kala.
Bila ke kota menemukan banyaknya manusia yang sedang berjalan, menyirami taman, bekerja dan sebagainya, dan melihat rumah megah beserta satu set perlengkapan dapur dan rumah tangga yang tersusun secara detail pada tempatnya, kemudian lalu lalang mobil mobil berbakai jenis dan warna di jalan aspal yang panas, itu sudah pasti hanya mimpi.
Kenyataannya kota dan seisinya lenyap, rusak, dan tak terawat akibat keributan dan kerusuhan seseorang yang memiliki jiwa egois, ya para penghuni kota dahulu.
Manusia telah lenyap seperti terhisap oleh lubang hitam yang muncul tiba-tiba tak menyisakan jejak.
Gedung pencakar langit yang dengan harmonis tersusun berjejer kini hanya menjadi penghias bumi dan menjadi tempat tinggal burung-burung yang dengan bebasnya terbang ke mana pun mereka inginkan.
Gedung yang dulunya sangat megah, kini hanya tinggal susunan jendela yang usang terpapar debu puluhan tahun. Akar-akar tanaman liar merambat hingga ke lantai 20, sarang burung tersusun rapi di dalam ruangan berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortless
ActionThe Fort, sebuah benteng tua termegah yang pernah ditemukan ini terbuat dari besi tebal mengelilingi, menjadi satu-satunya tempat teraman di kota. Telah ada sejak puluhan abad silam dan kembali menjadi tempat tinggal semua orang untuk berlindung. K...