Part 11 - Cadance

7K 658 18
                                    

Lampu neon berwarna putih yang menerangi ruangan Will kini meredup berulang kali lalu satu neonnya pecah menghempaskan serpisah kaca ke tubuh Aleena dan Will yang tertunduk otomatis melindungi wajah mereka dengan lengan.

"Aaaah!" Aleena terkejut dengan suara pecah kaca yang berdatangan ke arahnya.

"Aleena!" Will melihat Aleena terluka, Will berlari ke arah Aleena dengan panik karena alarm seperti suara klakson kapal pesiar terlalu keras dan menggetarkan setiap ruangan dan seisinya.

"Kau pergilah!" Suruh Will memegang bahu Aleena yang bergetar meringkuk di lantai.

"Aku tidak bisa! Pintu setiap bunker otomatis tertutup sendirinya karena dikendalikan oleh sistem di Gloetik!" Aleena memegang kaki kursi.

"Uh, pergilah ke ujung ruangan!" Suruh Will, dengan segera dipatuhi Aleena, Will terlihat tergesa-gesa di mana satu demi satu benda berjatuhan hampir mengenai tubuhnya, beberapa cairan di lemarinya bergetar dan beberapa jatuh dan pecah di dalam, mengalirkan cairan serum-serum ke lantai.

Untunglah ruangan Will luas tanpa barang-barang pecah belah dan berat lainnya, sehingga yang hanya membahayakan merupakan lampu neon yang bergantungan saja. Sebuah lampu neon tiba-tiba lepas, dan untaian kabel pun terlepas membuat lampu neon bergantung dan mengayun dengan cepat.

"Will!" Jerit Aleena melihat lampu neon di atas kepala pria tersebut berayun dan lepas. Aleena merangkak dan menghempaskan tubuhnya di depan Will bermaksud mendorongnya agar tidak tertimpa neon.

Neon tersebut jatuh dan hancur tepat pada posisi Will sebelumnya, membuat mereka melotot berdebaran. Jika saja Aleena tidak melihat neon yang lepas dan bergegas mendorong Will dengan cepat, kemungkinan Will mengalami cedera serius di kepala.

Deru nafas Aleena terpingkal-pingkal dan jantungnya berdebar cepat, ia menelan salivanya terus menerus dan tangannya bergetar hebat, Will menyentuh pundak Aleena masih sedikit shock kemudian ia menggiring Aleena ke pojok ruangan agar lebih aman.

Semuanya sangat kewalahan ketika alarm yang keras ini untuk pertama kalinya membuat semua lebih panik, rusak, dan berhamburan untuk kamp Orvos.

Energi yang digunakan alarm itu sangat besar hingga membuat semua lampu kini mati, mungkin seluruh The Fort tak memiliki satu cahaya apapun, alarm itu terus berbunyi sekitar 10 kali hingga berhenti.

Dua jam telah berlalu selang alarm berbunyi dan setelah seorang Tent menyuruh setiap orang untuk tidak keluar setelah bunyi terakhir alarm.

Ruangan Will begitu gelap, hanya diterangi dengan lampu emergency yang ia bawa sembari memeriksa peralatan kesehatannya jika semuanya tidak rusak parah, ia menuju ruangan lain di sisi lain tempat ia bereksperimen dan memeriksa apapun, mengamati seisi ruangan yang ternyata hancur dengan barang-barang yang sudah tidak pada tempat semula.

Rasa kesal dan pilu terasa menyayat hati Will, melihat semua ruangan kerjanya bagai ladang tempur yang berhamburan, ini kali pertama semuanya kacau dan berantakan dan tidak seperti biasanya. Keraguan itu kini dirasakan oleh Will mengenai benteng mereka yang semakin dilanda kondisi yang aneh dan ganjal.

Setelah ia berkeliling memeriksa setiap jengkal kerusakan yang diperbuat oleh alarm ia kembali ke ruang tengah dan melihat sesosok wanita di sudut ruangan tengah menunduk dan memeluk kaki.

Will mendatanginya dan ikut duduk menemani Aleena sambil membersihkan beberapa puing pecahan kaca yang berserakan oleh lampu neon.

Aleena terbangun ketika merasakan aura dan deruan nafas seseorang di samping, mata hijaunya mengembang besar, namun pupil matanya mengecil karena kekurangan cahaya. Ia duduk dengan tenang dan menatap lampu emergency yang Will taruh di depan mereka.

The FortlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang