Aleena menatap nanar serum itu, serum yang mungkin saja adalah kunci untuk merubah dunia, untuk mewujudkan harapan yang paling ia damba-dambakan selama sisa hidupnya.
Tapi dalam lubuk hati terdalamnya ada sebuah keraguan, tentang bagaimana serum itu akan menghilangkan semua ketidakseimbangan dunia yang sedang berkelangsungan. Sebuah serum untuk seluruh kota? belum lagi di penghujung dunia lainnya.
Tak mungkin makhluk buas ini merenggut kekuasaan hanya di kota Aleena, tentu organisme mematikan itu telah menjalar ke seluruh dunia dan mengklaimnya.
Tatapan Aleena berubah menjadi kesenduan yang pahit, mengapa di saat ia telah merasa bahagia selalu ada hal kecil yang merubah hal itu menjadi sesuatu yang membuat patah hatinya?
Aleena membuang nafas lesu di hidungnya, melangkah lebih dekat dengan ruangan yang begitu dipenuhi jalaran kabel dengan banyaknya layar-layar LCD yang mati di kanan dan kirinya.
"Bukan ini," gumam Aleena seraya mendatangi tabung besar di tengah ruangan.
"Pasti ada sesuatu yang di sembunyikan," gumamannya kembali terdengar selagi kepalanya menoleh ke segala arah untuk mencari setiap bahan yang mencolok.
Semua keraguan berputar di kepalanya bercampur dengan kekecewaan dan kesedihan yang begitu mendalam di paras cantik itu. Tangannya menyentuh tabung besar lagi, terasa dingin yang nyaman di permukaannya.
"Asshh," ringisan kecil keluar dari bibir tipis merahnya. Tangannya menyentuh letak jantungnya yang tiba-tiba berdenyut kencang namun segera hilang kembali.
Sadar akan efek serum Cadance akan habis Aleena bergegas kemana pun ia bisa mencari daftar membuat serum itu, ia menuju ke suatu lemari besi berwarna hijau lumut yang hanya satu-satunya di ruangan itu.
Ia membuka satu persatu laci, ia buka lembaran demi lembaran yang tak ia mengerti apa isinya. Hal yang ia cari hanyalah bagaimana resep membuat serum itu dan kegunannya sebelum sakitnya bertambah parah dan membuatnya terjatuh seperti tempo dahulu.
Semakin gusar dan panik Aleena ketika ia tak menemukan apapun yang mencurigakan mendekati tentang persoalan serum itu. Ia menuju laci selanjutnya dan membuka semua lembaran-lembaran yang ada, lalu ia hamburkan selagi detakan jantung Aleena semakin cepat dan sakit ia rasakan.
Aleena menghela nafas pelan berharap dengan cara itu sakit yang tiba-tiba, akan padam sebentar saja dan memudahkannya untuk mencari berkas di antara kelima laci itu.
Aleena membuka laci ketiga dan hanya mendapati satu kertas berwarna kuning dengan nama World Health Organization sebagai cover terdepan.
Deruan nafas yang sebelumnya pelan menjadi keras, sakit yang berasal dari jantung bagaikan virus yang menular ke bagian kepala, seperti biasanya otak dan jantung Aleena akan mengalami gangguan yang luar biasa.
Aleena menarik nafas dalam dan membuangnya seraya matanya tertutup. "Harus cepat," gerutunya sendiri, tetesan keringat bercucuran entah darimana berasal.
Semakin lama semakin panik ia membuka lembaran dan ia menemukan satu gambaran yang sama dengan serum yang bersamanya di ruangan itu.
Kakinya menjadi lemah seperti tulang-tulangnya berubah menjadi karet yang tak bisa memopang kembali tubuhnya untuk berdiri, gigi putihnya bergetar ketika ia susah payah menahan rasa sakit yang semakin lama pedih ia rasakan.
Aleena membaca dengan cepat semua yang ada, matanya terus bergerak dari kanan dan kiri, hingga satu paragraf memiliki berbagai rincian untuk membuat serumnya.
"God Damn, mengapa sangat banyak bagaimana aku bisa menghafalnya, aku kacau dalam masalah menghafal," umpat Aleena.
"Nerebilium, phenylpropanoline, Amantadine, Halgrendium, Melanir, Hospira, Neuratomisty, What the F- mengapa susah sekali, Double Scropimeryln, Ektohormon, Desikan, Gemirix Blood, Gemirix Venom."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fortless
ActionThe Fort, sebuah benteng tua termegah yang pernah ditemukan ini terbuat dari besi tebal mengelilingi, menjadi satu-satunya tempat teraman di kota. Telah ada sejak puluhan abad silam dan kembali menjadi tempat tinggal semua orang untuk berlindung. K...