Part 46 - Perpustakaan (2)

4.5K 492 35
                                    

Di lantai bawah Gustavo berlarian melewati tiga anak tangga sekaligus, di setiap lantai yang ia temui orang-orang yang berada di lantai tersebut mengikuti Gustavo ke lantai dasar. Tak hanya Gustavo saja yang mendengar lengkingan makhluk yang datang karena suara keras alarm yang menggema ke sepenjuru kota yang sepi. Mereka berlari begitu cepat, barisan pria mengangkat senjata masing-masing rapi turun ke bawah.

Di lantai bawah Julius yang mendengar lengkingan teriakan terdiam bersama yang lainnya, tangan kanannya terangkat memberi kode tuk diam di tempat dan tak bergerak. Kening Julius mengerut bersamaan dengan semua pria yang perlahan mengangkat senjata mereka masing-masing. Azzura hanya dapat menutupi mulutnya sendiri menahan isakan tangis dan tubuh bergetarnya, matanya sudah dibanjiri genangan air mata dan isakannya ia tahan terus menerus. Suara pergerakan Gemirix yang perlahan mengendap-endap terdengar jelas dari bawah, makhluk itu sudah masuk ke dalam gedung.

"Mereka datang bersamaan," bisik Julius pada semuanya.

Kokangan senjata pun terdengar dan Julius melangkah perlahan-lahan menuju tangganya bermaksud tuk melirik sedikit, apakah Gemirix akan turun dan menghabisi semua pendiam di bawah sana. Getaran langit-langit menjatuhkan pasir dan debu ke semua rambut, pergerakan Gemirix itu bersamaan dan mengincar dari bau dan getaran bumi.

Di lain sisi Gustavo perlahan-lahan mulai turun ke satu lantai di atas empat Gemirix yang masih bergerak pelan di lantai dasar. Gustavo melambaikan tangan pada pengikutnya dan mengarahkannya masuk ke lantai untuk mengintip dari atas.

Lantai dua memiliki lantai yang memiliki lubang di lantainya, bagaikan teropong yang memperlihatkan sosok Gemirix yang langka, tubuhnya hitam dan memiliki sinar atau cairan di tubuhnya yang menjalar. Ia memiliki wajah seperti Dommed, berbeda dari Ghroan lainnya yang tak memiliki wajah. Di bawah ada empat buah Gemirix yang masih berjalan ke mana-mana.

Dari atas Gustavo masih mengamati dengan dengki yang membuncah, ambisi membunuhnya terus ada dan ingin segera membunuhnya cepat dengan tragis, sama seperti yang mereka lakukan dahulu pada istri dan anak perempuannya. Berusaha tak mengeluarkan sedikitnya suara dari atas, mencoba untuk bergerak seperti di atas awan.

"Gemirix memiliki kelemahan di inti tubuhnya, ada empat Gemirix di bawah. Aku ingin sisa dari kalian tetap berada di lantai tiga, di lantai empat dan sisanya di lantai lima, masing-masing lantai memancing satu Gemirix. Sisanya menghabisi di bagian dasar, dan ketika aku mengecoh perhatiannya aku ingin kau Dan, menuju ke lantai dasar dan menemui Julius. Bilang padanya untuk mengaktifkan generatornya dengan cepat," perintah Gustavo berbisik pada semua orang.

"Gemirix itu makhluk bodoh, ketika kau bertemu dengannya aku ingin kalian menembaki dengan bersamaan di titik terlemahnya sampai sinar di tubuhnya habis. Jika kalian tidak menghabisinya, gunakan otakmu," desis Gustavo, matanya menjadi merah dan tajam.

"Ingat! Kau berkorban demi masa depan," tambah Gustavo penuh penyemangatan.

Para pria itu semakin bersemangat, 20 orang yang lain menaiki lantai dengan perlahan-lahan tanpa terlihat. Sedangkan 20 yang lain akan berada di lantai ke tiga. Sisanya yang lumayan banyak akan turun ke bawah menghadapi dua Gemirix sekaligus atau sama dengan satu Dommed.

Gustavo masih mengamati dari lubangnya sembari yang lain masih menaiki tiga lantai ke atas, walau pun gelap namun pantulan cahaya dari dalam tubuh Gemirix masih dapat terawang sampai iris abu-abunya.
Pria berambut kusut itu mengambil sebuah serum di saku celananya dengan cairan berwarna hijau pekat dan terbungkus alumunium tebal.

Gustavo menunggu sejenak, hingga seseorang dari atas sana turun di tangga dan memancing Gemirix tuk naik ke lantai lima sesuai rencananya.

Ia menghantamkan senjatanya ke besi pinggir tangga bagai sebuah bel, dan berhasil memancing dua Gemirix yang berada di dekat sana tuk naik. Tatkala dua Gemirix itu berhasil naik, satu mengikuti orang yang berlarian ke lantai lima lagi dan satu lagi menengok mendapati sekumpulan orang yang berada di lantai duanya.

The FortlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang